Struktur
Tubuh
Struktur tubuh manusia terdiri atas sel, jaringan, organ dan susunan tubuh.
Susunan tubuh adalah suatu susunan dari organ – organ yang mempunyai pekerjaan
tertentu yang terdiri dari susunan kerangka (skeleton), susunan otot (sistem
muskularis), susunan syaraf (sistem nervus), susunan peredaran darah (sistem
sirkulasi), susunan pencernaan (sistem digesti), susunan kelenjar buntu (sistem
endokrin), susunan pernapasan (sistem respirasi), susunan perkemihan (sistem urinarius),
kulit, dan panca indra.
Sel
1. Pengertian sel.
Sel pertama
kali dilihat pada tahun 1665, ketika seseorang ilmuwan Inggris bernama Robert Hooke mengamati
penampang melintang sayatan tipis gabus dari batang tumbuhan dibawah mikroskop.
Hooke melihat rongga kosong segi enam yang mirip kamar sehingga dia menamakan sel (cellula = kamar). Dua
ahli biologi dari jerman, Mathias J.
Schleiden dan Theodor schwan
pada tahun 1983 membuktikan bahwa sel hidup bukanlah kamar kosong,
melainkan berici cairan sitoplasma yang mendukung segala aktivitas dasar
makhluk hidup. Kedua ahli tersebut kemudian membangun teori sel. Teori sel tersebut menyatakan bahwa semua makhluk
hidup tersusun dari sel.
Besarnya sel
tubuh dapat bervariasi dari sekecil kepala sperma (5 mikrometer) sampai
sepanjang cabang sel saraf yang dapat lebih dari satu meter. Besar dan
bentuknya berhubungan dengan fungsi sel yang bersangkutan. Sel saraf panjang
dapat membawa pesan atau perintah untuk jarak jauh ditubuh, menyerupai kabel
telepon.
Sel adalah
bagian terkecil dari makhluk hidup (manusia) yang ukurannya sangat kecil sekali
sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Tiap-tiap jasad yang bernyawa,
tumbuh-tumbuhan maupun hewan terdiri dari sebuah sel ataupun susunan sel – sel
yang teratur bentuk dan susunannya.
2.
Fungsi sel.
Beberapa fungsi sel adalah bertumbuh, bereproduksi, dan
mentransformasi energi. Didalam sel terdapat organel, yang dikhususkan untuk
melaksanakan aktivitas spesifik. Misalnya mitokondria menghasilkan energi untuk
sel, dan ribososm penting untuk membuat protein. Sel tubuh pada umumnya menarik
dan melepaskan air, menggunakan makanan dan oksigen untuk proses tubuh tertentu,
dan mengeluarkan karbon dioksida dan limbah lainnya.
3.
Struktur sel.
Bagian-bagian sel meliputi :
a.
Dinding sel
(selaput sel).
Yaitu selaput sel yang tipis melindungi sel atau bagian
sel yang ada didalamnya, disamping itu dinding sel berfungsi untuk memberikan
kesempatan memasukkan zat yang perlukan dan mengeluarkan zat-zat yang tidak
diperlukan.
b.
Membran Plasma.
Terdiri dari dua lapis fosfolipid dengan molekul –
molekul protein terbenam di antaranya permukaan luar membran bersifat
hidrofilik (menarik air) dan permukaan dalamnya hidrofobik (menolak air).
c. Protoplasma.
Merupakan
badan sel yang terdiri dari suatu zat yang kental, yang didalamnya mengandung
suatu larutan koloid dan protein, hidrat arang, lemak, garam-garam, vitamin,
dan air yang berguna untuk pertumbuhan sel. Protoplasma dengan inti disebut
sitoplasma.
d. Retikulum Edoplasma.
Ada dua jenis
retikulum, yang licin dan yang kasar, yang licin mensistesis protein otot dan
hormon steroid, yang kasar ditaburi ribosom, yaitu RNA, dan mensistesis protein
untuk dikeluarkan, mis. Enzim dan hormon.
e. Lisosom.
Yaitu badan
bulat atau lonjong yang menghasilkan sejumlah enzim pemecah molekul besar di
dalam sel menjadi partikel – partikel lebih kecil yang dikeluarkan dari sel
berupa produk limbah.
f.
Mikrofilamen
dan mikrotubula.
Bagian ini
adalah struktur kontraktil dalam sitoplasma yang terlibat dalam gerakan sel dan
organel didalam sel, gerakan silia dan mungkin pengorganisasian potein dalam
membran plasma. Meeka juga mempertahankan bentuk khas sel.
g. Inti sel (nukleus).
Umumnya
terletak ditengah sel, merupakan pusat kegiatan kimiawi untuk kehidupan sel
dalam mengatur pertumbuhan, perkembangan dan pembelahan sel. Didalam inti sel
terdapat anak sel yang disebut nukleus, disamping itu tedapat suatu bahan yang
disebut linin ( benang – benang berbentuk jala). Dan diantara pembelahan sel
akan berubah menjadi kromosom disamping bagian tersebut diatas masih ada bagian
dari sel yang terdapat dibagian sitoplasma, yaitu :
·
Sentrosom,
letaknya disebelah atas dari inti sel, fungsinya penting pada waktu terjadi
pembelahan sel (merupakan pusat pembagian sel).
·
Vakuola,
adalah rongga-rongga kecil yang terdapat didalam sel yang berisi cairan sel
atau udara, fungsinya untuk menyimpan bahan makanan dan mengumpulkan sisa
makanan, sisa pembakaran atau ampas yang akan dikeluarkan.
·
Mitokondria,
merupakan benda bulat kecil (glandula) yang terdapat dekat inti sel yang
fungsinya merupakan pusat tenaga untuk keaktifan sel.
·
Badan
golgi, adalah benang – benang (fibril) yang terdapat disekitar sentrosom yang
fungsinya penting untuk sekresi sel.
h. Ukuran dan tipe sel.
Umumnya, sel
berdiameter 1-100 atau
memiliki volume 1-1000. Sel yang bertambah volumenya, luas permukaannya
bertambah pula. Namun, pertambahan volume dan luas permukaannya tidak sama.
Sel-sel memiliki volume kecil dengan tujuan untuk mempertahankan rasio yang
besar dari luas permukaan terhadap volume. Mata telanjang manusia hanya dapat
melihat objek terkecil berukuran
0,2 mm.
Struktur sel dapat
dipelajari dengan alat bantu, yaitu mikroskop. Miskroskop cahaya digunakan
untuk melihat sel dengan perbesaran sampai 2000 kali. Mikroskop elektron
digunakan untuk melihat sel dengan perbesaran sampai 500.000 kali. Mikroskop
elektron dibedakan menjadi SEM (scanning Elektron Microscope) untuk
melihat permukaan objek, dan TEM (Transmission Electron Mikroscope)
untuk melihat benda irisan ultramikro sehingga inti sel terlihat sangat rinci.
i.
Fisiologi
sel.
Bertambah
tingginya kedudukan suatu jasad yang bernyawa dalam alam ini, bertambah banyak
pula pembagian pekerjaan diantara sel-sel itu. Sehingga pada makhluk hidup yang
terdiri dari beberapa sel, ada beberapa sel yang hanya diperuntukkan untuk
pekerjaan khusus(bergerak, bernafas, dll). Jika dia hanya terdiri dari satu sel,
maka semua pekerjaan dikerjakan oleh sel itu sendiri dan sel itu sendiri dapat
membuat keturunannya.
Fungsi
fisiologi sel dapat dipelajari secara in vitro (dilaboratorium) misalnya
isolasi protein dan DNA, lalu menganalisis fungsinya. Dan secara in vivo (dalam
tubuh makhluk hidup), misalnya dengan histokimia dan radioisotop.
j.
Sel
Prokariotik.
Sel
prokariotik adalah sel tanpa membran inti. Sel prokariotik berukuran 1-10.
Sel ini memiliki materi genetik berupa DNA yang tidak
dibungkus membran inti. DNA pada sel prokaroitil berbentuk sirkuler atau
disebut nukleoid. Diluar
nukleoid terdapat juga DNA sirkuler lain dengan ukuran yang lebih kecil yang
disebut plasmid. Sebagian
besar sel prokariotik memiliki dinding sel. Aktivitas sel terjadi pada membran
plasma dan didalam sitoplasma. Contoh sel prokariot adalah Cyanobacteria dan
sel bakteri.
k. Sel Eukariotik.
Sel eukariotik
adalah sel yang memiliki membran inti, sehingga terjadi pemisahan antara inti
sel dan sitoplasma. Kesatuan inti sel dan sitoplasma pada sel eukariotik
disebut protoplasma.
Sel eukariot berukuran 10-100. Materi genetik (DNA) berada di dalam inti sel yang
dibungkus oleh membran inti. Sel eukariotik memiliki sejumlah organel yang
masing – masing memiliki fungsi spesifik. Contoh sel eukariotik yaitu sel hewan
dan sel tumbuhan.
Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan.
Sel tumbuhan
|
Sel hewan
|
Memiliki dinding sel
|
Tidak memiliki dinding sel
|
Memiliki vakuola berukuran besar
|
Memiliki vakuola berukuran kecil
|
Memiliki plastida (kloroplas, kromoplas, dan
leukoplas)
|
Tidak memiliki plastida
|
Tidak memiliki sentriol
|
Memiliki sentriol
|
Jaringan
1. Pengertian Jaringan.
Jaringan merupakan sekumpulan sel-sel yang serupa bentuk
, besar dan pekerjaannya yang tersusun menjadi satu dan mempunyai fungsi
tertentu. Adapun sel-sel yang tersusun pada berbagai jaringan tubuh tersebut
satu sama lainnya melekat terikat menjadi satu sehingga sel-sel itu tidak
bergerak sama sekali kecuali ada dua macam sel yang satu dengan lain tidak
melekat melainkan masing-masing terlepas yaitu : sel kelamin yang berenang
dalam darah atau cairan darah, sel kelamin yang terdiri dari spermatozoa dan
sel telur.
2. Macam-macam
Jaringan.
a. Jaringan Epitel.
Jaringan epitel terdapat pada lapisan luar kulit dan
sebagai pelapis organ, pembuluh, dan rongga badan. Ia cocok sebagai lapisan
pelindung karena sel- selnya saling berhimpitan dan tersusun dalam lembaran,
dan karena ia mampu menambah sel baru bila yang tua telah aus atau rusak.
Jaringan epitel juga berfungsi sekresi, menggetahkan substansi kimiawi khas.
·
Bentuk
jaringan Epitel.
Berdasarkan jumlah Bentuk jaringan epitel terdiri dari :
a) Epitel selapis.
1) Epitel selapis Gepeng (epitel skuamosa).
Terdiri atas
lembaran tipis halus tersusun berdempetan seperti lukisan mosaik atau seperti
pada lantai ubin. Sel sejenis iini yang membentuk alveoli paru – paru. Sel ini
dijumpai ditempat-tempat di mana permukaan yang sangat halus diperlukan,
seperti pada selaput jantung (selaput serosa, lapisan pembuluh darah dan
limfe). Pada struktur – struktur itu, epitel yang memungkus ata melapisi itu
disebut endotelium.
Proses difusi
berlangsung bebas melintasi membran pelapis organ, seperti pada jantung,
pembuluh darah, alveoli paru, dan pembuluh limfe.
2) Epitel Selapis Kuboid.
Epitel ini membentuk tubulus ginjal dan terdapat pada
beberapa kelenjar. Epitel ini aktif bersekresi, absorpsi dan eksresi.
3) Epitel selapis silindris.
Epitel ini
melapisi saluran cerna dan terdiri atas campuran sel; ada yang mengabsorpsi
produck pencernaan dan yang lain mensekresi mukus (sel goblet).
Epitel selapis
silindris bersilia, yaitu juluran halus sitoplasma dari permukaan lumen.
Silia dapat melakukan gerakan bergelombang ke satu arah. Epitel ini melapisi
tuba uterina dan sebagian besar saluran napas. Dituba, mereka menyapu ova
(telur) ke arah uterus dan disaluran napas meyapu mukus ke arah tenggorok.
Dalam saluran
pernapasan gerakan tetap ini utntuk menghindarkan debu, lendir dan sebagainya
masuk ke paru-paru, sedangkan dalam saluran telur gerakan ini mengantarkan sel
telur masuk rahim.
b)
Epitel berlapis.
Epitel berlapis gepeng.
Bentuk selnya macam – macam, dari kolumner sampai gepeng.
Ada dua jenis epitel ini, yaitu:
1) Epitel berlapis tanpa lapis tanduk pada permukaan basah
yang menghadapi trauma, seperti yang melapisi rongga mulut, farings, esofagus,
dan vagina.
2) Epitel berlapis gepeng dengan lapis tanduk pada permukaan
kering, misalnya kulit, kuku, dan rambut. Lapisan permukaannya terdiri atas
sel-sel epitel mati yang mengandung keratin. Lapisan permukaannya terdiri atas
sel-sel epitel mati yang mengandung keratin.
c)
Epitel transisional.
Terdiri atas
beberapa lapis sel, dengan sel permukaan yang khas (sel payung) sehingga
memungkinkan peregangan tanpa merusak permukaannya. Jenis epitel ini terdapat
pada saluran kemih seperti kandung kemih dan ureter.
Lapisan yang
paling dalam pada epitel ini terdiri atas sel silinder dengan ujung bulat
sehingga berbentuk buah pir (atau buah terong) yang tersusun rapi. Oleh karena
sel dari lapisan lebih dalam melipatgandakan diri dengan pembelahan, maka
lapisan sel pada permukaan dilepaskan. Sel pada lapisan permukaan didalam
epitel ini tidak begitu mirip sisik dibandingkan dengan sel epitel berlapis.
·
Fungsi
jaringan epitel.
a) Protektif, melindungi jaringan yang ad dibawahnya.
b) Absorpsi, mengisap zat-zat yang ada diluarnya, misalnya
usus.
c) Sekresi, Mengeluarkan/menghasilkan zat-zat yang berguna
bagi tubuh.
d) Menerima sekresi dari luar.
e) Eksresi yaitu mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna
lagi.
f) Fitrasi dapat menyaring zat-zat.
·
Sifat-sifat
jaringan epitel.
a) Membentuk selaput atau membran.
b) Melekat pada jaringan yang ada dibawahnya.
c) Sel-selnya satu sama lain diikat oleh benang pengikat
atau miofibril.
d) Mempunyai sifat regenerasi (pertumbuhan yang sangat
baik).
b. Kelenjar.
Kelompok sel epitel tertentu disebut kelenjar dan
menghasilkan sekret khusus. Kelenjar yang mencurahkan isinya ke permukaan
epitel, langsung atau melalui saluran, disebut kelenjar eksokrin. Kelompok sel
epitel lain yang terpisah dari permukaan epitel dan mencurahkan sekretnya ke
dalam darah dan limfe, disebut kelenjar endokrin; sekretnya disebut hormon.
c. Jaringan
Ikat.
Perbedaan
jaringan ikat dengan jaringan epitel adalah sel-selnya lebih berjauhan dan
substansi antarselnya banyak. Yang termasuk jaringan ikat adalah fibroblas,
makrofag, sel plasma, sel mast, sel lemak.
Bentuk dari bahan interselular ini dibedakan
menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
a)
Bentuk amorfus
(tanpa bentuk).
1)
Berupa cairan.
2)
Seperti agar.
3)
Bersifat kertas.
b)
Bentuk fibrosa.
Dibedakan menjadi 3 bentuk :
1) Benang-benang
kolagen (benang-benang putih), sifatnya sangat lemas tetapi kurang elastis.
2) Benang-benang
retikular (benang-benang halus), seperti jala dan berfungsi untuk menahan
sel-sel jaringan ikat.
3) Benang-benang
elastis (benang-benang kuning), sifatnya sangat elastis, dan tersusun rapi.
Fungsi sel-sel jaringan ikat.
a) Membuat bahan-bahan interselular.
b) Membuat sel-sel darah.
c) Memakan bakteri-bakteri atau benda asing yang masuk ke
dalam tubuh.
d) Membuat antibodi.
e) Membuat heparin yang berfungsi mencegah pembekuan darah
selama didalam saluran-salurannya.
Macam-macam jaringan ikat.
a) Jaringan ikat longgar.
b) Jaringan lemak.
c) Jaringan kolagen.
d) jaringan elastis.
e) Jaringan limfoid.
d. Tulang rawan.
Jaringan ini jauh lebih kuat. Selnya tidak seberapa
banyak didalam matriks yang mengandung serat kolagen dan elastin.
a) Jenis tulang rawan.
1) Tulang rawan hialin.
Tampak sebagai jaringan putih kebiruan licin. Sel-selnya
(kondrosit)berkelompok kecil (nest cells) dan matriksnya padat. Ditemukan
dipermukaan sendi, ujung iga, larings, trakea, dan bronkus.
2) Tulang rawan elastis.
Mirip tulang rawan hialin tetapi matriknya terutama
mengandung serat elastin. Tulang elastis ditemukan di epiglotis dan daun
telinga (aurikula).
3) Fibrokartilago.
Jaringan ini terdiri atas berkas memanjang serat kolagen
dengan kondrosit terjepit diantaranya. Fibrokartilago ditemukan di diskus
intervetebralis, kartilago semilunaris, tepian tulang sendi panggul dan bahu,
dan ligamen antar tulang.
b) Fungsi tulang rawan.
1) Penutup ujung-ujung tulang, misalnya tulang iga.
2) Pada embrio sebagai penyangga sementara yang kemudian
akan berubah menjadi tulang keras.
3) Sebagai penyangga misalnya tulang hidung, telinga.
4) Penyambung antara tulang, misalnya sendi-sendi.
e. Tulang.
Tulang merupakan jaringan paling keras pada tubuh dan
terdiri atas air 20 %, zat organik 30-40%, zat anorganik 40-50%.
a) Macam-macam tulang.
1) Berdasarkan bentuknya.
-
Seperti
pipa, contohnya tulang humerus, tibia, femur.
-
Tulang
pendek, bentuknya pendek dan tidak teratur. Contoh tulang vetebrata.
-
Tulang
pipi, bentuknya lebat tetapi tipis. Contohnya tulang wajah.
2) Berdasarkan strukturnya.
-
Jaringan
tulang muda, jaringan yang lebih dekat dari jaringan ikat biasa, sel-selnya
disebut kondrosit dan sel yang masih muda disebut kondroblas.
-
Jaringan
tulang keras, bersifat keras, tidak dapat dipotong dengan pisau karena ia
banyak mengandung zat kapur.
Jaringan keras mempunyai bagian-bagian :
o
Jaringan
tulang kompak.
o
Jaringan
tulang spongiosa.
o
Jaringan
ikat periosteum.
o
Bagian
tengah dari tulang panjang.
o
Sumsum
tulang merah.
o
Antara
jaringan dan sumsum tulang belakang terdapat selaput tulang yang keras, yang
disebut endosteum.
b) Fungsi tulang.
1) Menjaga berdirinya tubuh.
2) Membentuk rongga untuk melindungi organ-organ yang halus.
3) Membentuk persendian.
4) Sebagai tempat melekatnya ligamen-ligamen dan otot.
f. Jaringan Otot.
Terdiri dari sel-sel otot yang bentuknya panjang dan
ramping, tiap-tiap sel otot mempunyai serabut otot dan beberapa serabut otot
ini dikumpulkan menjadi sebuah alat tubuh yang disebut otot(daging).
bentuk dan fungsi otot terdiri dari :
a) Otot rangka.
Otot ini disebut volunter karena kontraksinya dapat
dikendalikan. Seratnya berbentuk silinder panjang, karenanya disebut juga
serat. Satu serat memiliki banyak inti dibawah membran sel. Dibawah mikroskop,
serat ini tampak bergaring melintang. Tendo mengikat otot pada tulang atau
kulit.
b) Otot polos.
Otot ini involunter, karena kontraksinya tidak dapat
dikendalikan kemauan kita. Ditemukan pada dinding pembulu darah dan limfe,
saluran cerna, saluran napas, kandung kemih dan uterus. Selnya berbentuk
kumparan dengan satu inti dipusat.
c) Otot jantung.
Jenis otot ini hanya terdapat pada dinding jantung. Ia
involunter, namun seratnya tampak bergaris melintang, seperti otot rangka,
namum berinti satu pusat. Seratnya dapat bercabang, dan saling berhubungan
ujung dengan ujung. Batas serat ini, disebut diskus interkalaris, tampak berupa
garis tebal, yang melintasi serat tidak tegak lusrus, namun seperti tangga.
g. Jaringan saraf.
Bagian-bagian sel saraf dikelompokkan sebagai :
a) Susunan saraf pusat, terdiri atas otak dan medula
spinalis.
b) Susunan saraf tepi, terdiri atas sisa saraf lainnya.
Susunan saraf
adalah sistem komunikasi tubuh yang menampung rangsangan, mengubahnya menjadi
rangsangan listrik yang ditampung dalam daerah sangat khusus, tempat rangsangan
ini diinterprestasikan dan kemudian berespon terhadapnya. Fungsi dilaksanakan
oleh sel sangat khusus yang disebut neuron. Setiap neuron terdiri atas
badan sel serta cabang-cabangnya, yaitu akson dan dendrit.
Bentuk sel
saraf seperti bintang, mempunyai ekor panjang. Dendrit sel yang pendek biasanya
banyak, lebih dari satu fungsinya untuk menghantarkan rangsangan dari luar ke
dalam sel. Akson sel yang panjang dan halus, protoplasmanya mengantarkan
rangsangan dari badan sel keluar sel. Akson diselubugi oleh suatu selaput yang
disebut selaput schwan(neurolema), selaput bagian dalamnya disebut selabung
mielin. Akson banyak terdapat diluar pusat susunan saraf, kadang-kadang sampai
kekulit.
Macam-macam saraf, terdiri atas :
a) Saraf motorik (saraf penggerak), membawa rangsangan ke
otak dan sumsum tulang belakang menuju ke otot dan kelenjar, akibatnya otot
menegangdan kelenjar mengeluarkan getah.
b) Saraf semsorik (saraf perasa), saraf yang membawa
rangsangan dari luar menuju pusat.
Jaringan saraf ada 3 unsur :
a) Unsur yang bewarna abu-abu.
b) Unsur yang bewarna putih atau serabut saraf.
c) Neuroglia sejenis sel pendukung dijumpai dalam sistem
saraf yang menghimpun serta menompang sel saraf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar