Ginjal
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak
rongga belakang usus agak atas.
Bentuknya
seperti kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke arah sumbu tengah tubuh. Pada
sisi yang menghadap ke sumbu tubuh itu terdapat hilus ginjal, yaitu tempat masuknya pembuluh darah, pembuluh
limfa, saraf, dan ureter yang masuk dan keluar dari ginjal. Setiap orang
normalnya memiliki sepasang ginjal di sisi kiri dan kanan tubuhnya.
Berat dan ukuran ginjal bervariasi tergantung pada
jenis kelamin, usia, dan ada atau tidaknya ginjal pada kedua sisi. Rata-rata
ukuran ginjal adalah 11.5 cm (panjang) x 6 cm (lebar) x 3.5 cm (tebal).
Beratnya bervariasi sekitar 120-170 gram.
Ginjal merupakan organ eksresi dalam vertebrata yang
berbentuk kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring
kotoran ( terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama air dalam bentu
k
urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut
nefrologi.
Jika ginjal dipotong dengan sayatan melintang, maka
akan terlihat struktur yang berbeda. Secara umum ada 3 struktur yang bila
diurutkan dari luar ke dalam adalah korteks, medula, dan pelvis. Di
dalam korteks dan medula ginjal terdapat berjuta-juta nefron.
Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal
dan berjumlah sekitar 1 juta neuron. Setiap nefron terdiri dari badan
Malpighi dan saluran panjang yang berbelit yang disebut sebagai tubula
ginjal. Pada badan Malpighi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya
seperti mangkuk, kapsul Bowman tersebut membungkus glomerulus yang
merupakan jalinan dari pembuluh kapiler. Dari kapsul Bowman keluar saluran
panjang yang berbelit. Saluran panjang tersebut dibedakan atas tiga segmen,
yaitu pembuluh (tubulus) proksimal,
lengkung Henle, dan pembuluh
distal.
Pembuluh proksimal berbelit di dekat kapsul Bowman.
Pembuluh proksimal menuju ke segmen bawah berdinding tipis, yaitu
lengkung Henle. Oleh karena mirip leher angsa, lengkung ini sering disebut
sebagai angsa Henle. Selanjutnya pembuluh proksimal berkelok-kelok lagi
disebut kelokan kedua atau pembuluh distal yang bersambung dengan
pembuluh pengumpul (pembuluh kolekta) yang berjalan melintasi korteks
dan medula untuk bermuara pada rongga ginjal.
Darah yang membawa sisa-sisa hasil metabolisme tubuh
disaring (filtrasi) di dalam glomerulus lalu hasil saringannya dialirkan
ke tubulus-tubulus yang akan melakukan penyerapan kembali (rearbsorpsi),
zat-zat sisa metabolisme tubuh yang telah melewati 2 fase tersebut kemudian
dikeluarkan (ekskresi) bersama air dalam bentuk air seni atau urine.
Fungsi
Ginjal
Fungsi utama ginjal terangkum dibawah ini, yang
menekankan peranannya sebagai organ pengatur dalam tubuh.Membersihkan darah
dari zat-zat hasil metabolism.
·
Fungsi
Ekskresi.
1. Mengeluarkan
zat toksis/racun.
2. Mengatur
keseimbangan air, garam/elektrolit, asam /basa.
3. Mempertahankan
kadar cairan tubuh dan elektrolit (ion-ion lain).
4. Mengekskresikan
produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (terutama urea, asam urat dan
kreatinin).
5. Bekerja
sebagai jalur ekskretori untuk sebagian besar obat.
·
Fungsi Non
Ekskresi.
Mensintesis
dan mengaktifkan Hormon:
1. Renin,
penting dalam pengaturan tekanan darah.
2. Eritropoetin,
merangsang produksi sel darah merah oleh sumsum tulang.
3. 1,25-dihidroksivitamin
D3 : hidroksilasi akhir vitamin D3 menjadi bentuk yang paling kuat.
4. Prostaglandin
: sebagian besar adalah vasodilator, bekerja secara lokal, dan melindungi dari
kerusakan iskemik ginjal.
5. Degradasi
hormon polipeptida.
6. Insulin,
glukagon, parathormon, prolaktin, hormon pertumbuhan, ADH dan hormon
gastrointestinal (gastrin, polipeptida intestinal vasoaktif).
Anatomi
Ginjal
·
Letak Ginjal.
Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang
terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah
dibandingkan ginjal kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Kutub atasnya
terletak setinggi iga keduabelas, sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak
setinggi iga kesebelas.
Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang peritoneum, di depan dua iga terakhir, dan tiga otot besar-transversus abdominis, kuadratus lumborum, dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Ginjal terlindung dengan baik dari trauma langsung, disebelah posterior (atas) dilindungi oleh iga dan otot-otot yang meliputi iga, sedangkan di anterior (bawah) dilindungi oleh bantalan usus yang tebal.
Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolon, dan duodenum, sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas, jejunum dan kolon.
·
Struktur Ginjal.
Pada
orang dewasa setiap ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11 cm dan ketebalan
5 cm dengan berat sekitar 150 gram. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang
dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang
disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal dan ureter.
Struktur Ginjal terdiri atas:
1. Struktur Makroskopik Ginjal.
Pada orang dewasa , panjang ginjal adalah sekitar 12
sampai 13 cm (4,7 hingga 5,1 inci), lebarnya 6 cm (2,4 inci), tebalnya 2,5 cm
(1 inci), dan beratnya sekitar 150 gram. Secara anatomik ginjal terbagi dalam
dua bagian, yaitu korteks dan medula ginjal.
Ginjal terdiri dari bagian dalam (medula), dan bagian luar (korteks).
a. Bagian
dalam (internal) medula. Substansia medularis terdiri dari piramid renalis yang
jumlahnya antara 18-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan
apeksnya mengahadap ke sinus renalis. Mengandung bagian tubulus yang lurus,
ansa henle, vasa rekta dan diktus koligens terminal.
b. Bagian
luar (eksternal) korteks. Substansia kortekalis berwarna coklat merah,
konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika fibrosa,
melengkung sapanjang basis piramid yang berdekatan dengan garis sinus renalis,
dan bagian dalam diantara piramid dinamakan kolumna renalis. Mengandung
glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang berkelok-kelok dan duktus
koligens.
2. Struktur Mikroskopik Ginjal.
a. Nefron.
Tiap tubulus ginjal dan glomerolusnya membentuk satu
kesatuan (nefron). Ukuran ginjal terutama ditentukan oleh jumlah nefron yang
membentuknya. Tiap ginjal manusia memiliki kira-kira 1.3 juta nefron. Setiap
nefron bisa membentuk urin sendiri. Karena itu fungsi satu nefron dapat
menerangkan fungsi ginjal.
b. Glomerulus.
Setiap nefron pada ginjal berawal dari berkas
kapiler yang disebut glomerulus, yang terletak didalam korteks, bagian terluar
dari ginjal. Tekanan darah mendorong sekitar 120 ml plasma darah melalui
dinding kapiler glomerular setiap menit. Plasma yang tersaring masuk ke dalam
tubulus. Sel-sel darah dan protein yang besar dalam plasma terlalu besar untuk
dapat melewati dinding dan tertinggal.
c. Tubulus kontortus proksimal.
Berbentuk seperti koil longgar berfungsi menerima
cairan yang telah disaring oleh glomerulus melalui kapsula bowman. Sebagian
besar dari filtrat glomerulus diserap kembali ke dalam aliran darah melalui
kapiler-kapiler sekitar tubulus kotortus proksimal. Panjang 15 mm dan diameter
55 µm.
d. Ansa henle.
Berbentuk seperti penjepit rambut yang merupakan
bagian dari nefron ginjal dimana, tubulus menurun kedalam medula, bagian dalam
ginjal, dan kemudian naik kembali kebagian korteks dan membentuk ansa. Total
panjang ansa henle 2-14 mm.
e. Tubulus kontortus distalis.
Merupakan tangkai yang naik dari ansa henle mengarah
pada koil longgar kedua. Penyesuaian yang sangat baik terhadap komposisi urin
dibuat pada tubulus kontortus. Hanya sekitar 15% dari filtrat glomerulus
(sekitar 20 ml/menit) mencapai tubulus distal, sisanya telah diserap kembali
dalam tubulus proksimal.
f. Duktus koligen medulla.
Merupakan saluran yang secara metabolik tidak aktif.
Pengaturan secara halus dari ekskresi natrium urin terjadi disini. Duktus ini
memiliki kemampuan mereabsorbsi dan mensekresi kalsium.
·
Bagian Ginjal.
Bagian
ginjal paling luar disebut korteks, bagian lebih dalam disebut medulla dan
bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat
pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal
dibungkus oleh jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Unit fungsional
dasar ginjal disebut nefron yang berjumlah lebih dari satu juta dalam satu
ginjal normal manusia. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut
( terutama elektrolit ) dalam tubuh dengan cara
menyaring darah, kemudian mereabsorbsi cairan yang masih diperlukan
tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan
dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil
akhir yang dieksresikan ini disebut dengan urine.
Sebuah
nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula ( Badan
Malpighi ) yang dilanjutkan oleh saluran – saluran (tubulus). Setiap korpuskula
mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam
kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen.
Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori – pori untuk filtrasi atau
penyaringan. Darah disaring melalui dinding epithelium tipis yang berpori dari
glomerulus dan kapsula bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong
plasma darah. Filtrate yang dihasilkan akan masuk ke dalam tubulus ginjal.
Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal.
Di
antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula bowman
terdapat 3 lapisan :
1. Kapiler
selapis sel endothelium pada glomerulus.
2. Lapisan
kaya protein sebagai membrane dasar.
3. Selapis
sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman.
Dengan
bantuan tekanan, cairan dalam darah di dorong keluar dari glomerulus, melewati
ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam
bentuk filtrate glomerular. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap
hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrate glomerular
per menit. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi
ginjal.
Tubulus
Ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrate
glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian
selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal.
Lengkung Henle menjaga gradient osmotic dalam pertukaran lawanarus yang
digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria
yang menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transport aktif untuk
menyerap kembali glukosa, asam amino dan berbagai ion mineral. Sebagian besar
air ( 97,7%) dalam filtrate masuk ke dalam tubulus kolektivus melalui osmosis.
Cairan
mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri
dari :
1. Tubulus
penghubung.
2. Tubulus
kolektivus kortikal.
3. Tubulus
kolektivus medularis.
Tempat
lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut apparatus
juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel ini
merupakan tempat terjadinya sintesis dan sekresi rennin. Cairan menjadi makin
kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa
ke kandung kemih lewat ureter.
Fungsi
homeostatis ginjal :
1. Mengatur
pH.
2. Mengatur
konsentrasi ion mineral.
3. Mengatur
komposisi air dalam darah.
Ginjal
mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion
hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat bersifat asam
pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.
Kadar
ion Natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostatis yang melibatkan
aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion Natrium pada tubulus konvulasi.
Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan
air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada
kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif. Kelenjar pituitary mensekresi
hormone anti diuretic (vasopressin, untuk menekan sekresi air) sehingga terjadi
perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi
cairan jaringan akan kembali menjadi 98%.
Dengan
berat hanya sekitar 150 gram atau sebesar kira – kira separuh genggaman tangan
kita, ginjal memiliki fungsi sangat strategis dalam mempengaruhi kinerja semua
bagian tubuh. Selain mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit dan asam
basa, ginjal juga akan membuang sisa metabolisme yang akan meracuni tubuh,
mengatur tekanan darah dan menjaga kesehatan tulang.
Tanda
– tanda penyakit ginjal sering tanpa keluhan sama sekali, bahkan tak sedikit
penderita mengalami penurunan fungsi ginjal hingga 90% tanpa didahului keluhan.
Oleh karena itu, pasien sebaiknya
waspada jika mengalami gejala – gejala seperti tekanan darah tinggi, perubahan
jumlah urin, ada darah dalam urin, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki,
sulit tidur, sakit kepala, sesak dan merasa mual dan muntah.
Penyakit
ginjal bukan merupakan penyakit menular, dan setiap orang dapat terserang
penyakit ginjal terutama mereka yang memiliki faktor resiko seperti riwayat
hipertensi, diabetes dan penyakit jantung. Ada beberapa jenis pemeriksaan yang
bisa dilakukan untuk mengetahui kesehatan ginjal, salah satunya yang paling
umum adalah pemeriksaan urin. Jika ada
kandungan protein atau darah dalam urin, maka menunjukkan kelainan ginjal. Atau
dapat juga dengan mengukur kadar kreatinin dan urea dalam darah. Sementara
pemeriksaan tahap lanjut untuk mengenali kelainan ginjal berupa pemeriksaan
radiologis dan biopsy ginjal.
Selain
itu, jika fungsi ginjal terganggu jumlah air dalam tubuh akan bertambah dan
akan terjadi udem dimana jaringan akan membengkak karena jaringan menjadi
bengkak.
Penyakit
ginjal tidak hanya satu jenis. Bahkan terdapat berbagai penyakit ginjal yang
lain, seperti :
1. Infeksi
saluran kencing.
2. Saluran
kencing tersenkat, misalnya batu dalam ginjal.
3. Tekanan
darah tinggi.
4. Glomerulonephritis.
5. Nephrosis.
6. Dan lain – lain, misalnya kencing
manis.
Tanda – tanda penyakit ginjal terganggu:
1. Sakit
sewaktu buang air kecil.
2. Sering
buang air kecil pada malam.
3. Mengeluarkan
kencing berdarah.
4. Bengkak
sekeliling mata, bengkak tangan dan kaki terutama di kalangan anak – anak.
5. Kesakitan
sebahagian belakang, sedikit ke bawah dari tulang rusuk.
6. Tekanan
darah tinggi.
Langkah Pencegahan Penyakit Ginjal
Gangguan ginjal bisa dicegah dengan
berbagai cara, terutama dengan menerapkan gaya hidup sehat, berhenti merokok,
memperhatkan kadar kolesterol, kendalikan berat badan, menghindari kekurangan
cairan dengan minum air putih cukup tidak lebih dari 2 liter setiap hari.
Selain itu hati - hati dalam menggunakan
obat anti nyeri khususnya obat anti infamasi non steroid.
Penyakit Gagal Ginjal
Penyakit Ginjal. Dengan berat hanya sekitar 150 gram atau sebesar kira-kira
separuh genggaman tangan kita, ginjal memiliki fungsi sangat strategis dalam
mempengaruhi kinerja semua bagian tubuh. Selain mengatur keseimbangan cairan
tubuh, eletrolit, dan asam basa, ginjal juga akan membuang sisa metabolisme
yang akan meracuni tubuh, mengatur tekanan darah dan menjaga kesehatan tulang.
Menurut ahli ginjal, penyakit ginjal disebut kronik jika kerusakannya sudah terjadi selama lebih
dari tiga bulan dan lewat pemeriksaan terbukti adanya kelainan struktur atau
fungsi ginjal.
Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal secara perlahan
sehingga terjadi gagal ginjal yang merupakan stadium terberat penyakit ginjal
kronik. Jika sudah sampai stadium ini, pasien memerlukan terapi pengganti
ginjal berupa cuci darah (hemodialisis) atau cangkok ginjal yang biayanya
mahal.
Penyebab Gagal Ginjal
Terjadinya
gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang didedrita oleh tubuh
yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun
beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :
·
Penyakit tekanan darah tinggi
(Hypertension).
·
Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes
Mellitus).
·
Adanya sumbatan pada saluran kemih
(batu, tumor, penyempitan/striktur).
·
Kelainan autoimun, misalnya lupus
eritematosus sistemik.
·
Menderita penyakit kanker (cancer).
·
Kelainan ginjal, dimana terjadi
perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney
disease).
·
Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik
akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah
kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat
menyebabkan kegagalan fungsi ginjal antara lain adalah kehilangan banyak cairan
serta penyakit lainnya seperti penyakit paru / TBC, sifilis, malaria.
Penyakit gagal ginjal berkembang
secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi
mampu bekerja sebagaimana funngsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam
jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik.
Tanda-tanda Penyakit Gagal Ginjal
Tanda – tanda penyakit ginjal sering
tanpakeluhan sama sekali, bahkan tak sedikit penderita mengalami penurunan
fungsi ginjal hingga 90% tanpa didahhului keluhan. Oleh karena itu, pasien
sebaiknya waspada jika mengalami gejala-gejala seperti,
tekanan darah tinggi, perubahan jumlah kencing, ada darah dalam air kencing, bengkak pada
kaki dan pergelangan kaki, rasa
lemah serta sulit tidur, sakit
kepala, sesak, dan merasa mual dan muntah.
Penyaki ginjal memang bukan penyakit menular, setiap orang dapat terkena
penyakit ginjal, namun mereka yang memiliki faktor risiko tinggi seperti mereka
yang memiliki riwayat darah tinggi di keluarga, diabetes, penyakit jantung, serta ada anggota keluarga yang
dinyatakan dokter sakit ginjal sebaiknya melakukan pemeriksaan dini.
Ada beberapa jenis pemeriksaan yang
bisa dilakukan untuk mengetahui kesehatan ginjal, salah satunya yang paling
umum adalah pemeriksaan urin. Jika ada kandungan protein atau darah dalam air
kencing tersebut, maka menunjukkan kelainan dari ginjal.
Atau bisa juga melakukan pemeriksaan
darah guna mengukur kadar kreatinin dan urea dalam darah. Jika kadar kedua zat
itu meningkat, menunjukan gejala kelainan ginjal. Sementara pemeriksaan tahap
lanjut untuk mengenali kelainan ginjal berupa pemeriksaan radiologis dan biopsi
ginjal. Biasanya pemeriksaan ini atas indikasi tertentu dan sesuai saran
dokter.
Gagal ginjal terjadi jika terdapat
gangguan pada pembuluh darah vena atau system penyaringannya. Tidak hanya itu,
bisa jua terjadi karena adanya masalah-masalah pada kesehatan yang lain,
seperti adanya tekanan darah tinggi, diabetes atau adanya masalah yang terjadi
pada system penyaringan ginjal seperti pada keadaan glomerulonefritis
atau penyakit ginjal polikistik. Pada kasus lainnya juga ditemukan akibat
adanya masalah pada saluran kemih.
Cara Mengatasi Gagal Ginjal
·
Atur
Konsumsi Makan.
Mengkonsumsi
makanan yang tepat penting dilakukan, khususnya bagi Anda penderita penyakit
ginjal. Sebab dengan terganggunya fungsi ginjal, kotoran dalam darah akan
semakin menumpuk. Keadaan ini akan menyebabkan tubuh menjadi bengkak, mual atau
muntah. Tapi semua tergantung dari stadium penyakitnya, semakin lama dibiarkan
penyakit ginjal menyerang maka efek negatifnya akan semakin parah.
Dengan
membatasi jumlah makanan dan cairan secara tepat, akan diperoleh sisa hasil
metabolisme yang mudah dibuang oleh tubuh. Penyaringan oleh ginjal dapat
diminimalisir sehingga tidak sampai terjadi penumpukan sisa hasil metabolisme
dalam darah.
Umumnya
para penderita gagal ginjal disarankan oleh dokter untuk diet, mengurangi porsi
makanan dan minuman sekaligus mengatur jenis makanan dan minuman yang boleh
dikonsumsi. Diet yang harus dijalani setiap penderita gagal ginjal akan berbeda
satu dengan lainnya. Hal ini bergantung pada kondisi tubuh penderita.
Berikut beberapa saran makanan yang dianjurkan:
1. Konsumsi
makanan rendah protein.
Tubuh memerlukan protein untuk membentuk otot. Tapi
bagi penderita penyakit ginjal, kelebihan protein akan menyebabkan gangguan
pada pada proses penyaringan, yang berakibat terjadi peningkatan sisa hasil
metabolisme protein dalam darah dan menambah parah penyakitnya. Anda dapat
mencegah hal ini dengan cara mengkonsumsi makanan rendah protein yang ada di
sekitar Anda.
2. Konsumsi
sedikit garam.
Garam natrium berfungsi untuk mempertahankan cairan
dalam tubuh Anda. Untuk mengurangi kadar garam dalam tubuh, bila Anda membeli
makanan, periksalah label makanan dan carilah makanan yang mempunyai kandungan
natrium di bawah 400 mg untuk sekali makan. Kalau pun Anda makan dengan saus,
gunakan saus yang berkadar natrium rendah, dan jangan gunakan garam pengganti
yang mengandung kalium.
3. Tidak
minum terlalu banyak.
Ginjal yang normal dapat mengatur keseimbangan
cairan yang masuk dan keluar dari tubuh. Jika ginjal Anda mengalami gangguan,
maka akan terjadi masalah pada pembentukan urine. Dalam kondisi seperti ini,
Anda harus membatasi konsumsi air per hari. Sebaiknya hisaplah air jeruk lemon
untuk membasahi bibir Anda yang kering., dan minumlah hanya untuk mengatasi
rasa haus saja. Jika Anda juga termasuk penderita diabetes, jagalah kadar gula
Anda, agar Anda tidak merasa terlalu haus.
4. Tidak
mengkonsumsi fosfat.
Susu, kacang-kacangan yang dikeringkan, dan coklat
yang banyak mengandung zat fosfat, sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi karena
akan berakibat kadar fosfat dalam darah Anda meningkat dan menyebabkan tulang
menjadi lebih rapuh.
Adanya Komplikasi
Kadang-kadang penyakit ginjal
mengalami komplikasi dengan berbagai penyakit lainnya. Di antaranya adalah
diabetes dan tekanan darah tinggi. Dan jika ini terjadi akan berdampak buruk
bagi tubuh Anda.
Komplikasi dengan diabetes akan
menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh menjadi tidak maksimal. Akibatnya
kadar glukosa dalam darah meningkat. Jika hal ini berlangsung lama akan dapat
merusak pembuluh vena sekaligus menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Bila sudah
terlanjur terjadi komplikasi, maka yang harus Anda lakukan sekarang adalah
mempertahankan diet, mengontrol kadar glukosa dalam darah, dan rutinlah
berolahraga.
Tekanan darah tinggi dapat merusak
pembuluh darah. Komplikasi dengannya menyebabkan fungsi ginjal sebagai
penyaring darah menjadi terganggu. Usaha yang Anda dapat lakukan adalah
mengurangi konsumsi garam dan lemak sambil tetap mempertahankan diet yang Anda
jalanka. Olahraga dan minum obat-obatan yang dianjurkan akan sangat membantu,
perhatikan juga berat badan dan tekanan darah.
Langkah Pencegahan
Gangguan ginjal bisa dicegah dengan
berbagai cara, terutama dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berhenti merokok,
memperhatikan kadar kolesterol, kendalikan berat badan, menghindari kekurangan
cairan dengan cukup minum air putih tidak lebih dari 2 liter setiap hari.
Selain gaya hidup sehat, lakukan
pemeriksaan kesehatan tahunan pada dokter, mintalah pula agar urin Anda
diperiksa untuk melihat adanya darah atau protein dalam urin. Yang tak kalah
penting, berhati-hatilah dalam menggunakan obat anti nyeri khususnya jenis obat
anti inflamasi non steroid.
Penentuan Diagnosis Gagal Ginjal
Seorang dokter setelah menanyakan
riwayat kesehatan penderita dan tanda serta gejala yang timbul, untuk
menentukan adanya/terjadinya kegagalan fungsi ginjal maka Beliau akan melakukan
pemeriksaan fisik yang difokuskan pada kemungkinan pembesaran organ ginjal atau
pembengkakan sekitar ginjal. Apabila dicurigai terjadinya kerusakan fungsi
ginjal, maka penderita akan dikonsultasikan kepada seorang ahli ginjal
(Nephrologist).
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan
laboratorium baik darah ataupun urine guna melihat kadar elektrolit sodium dan
potassium/kalium. Pada kasus-kasus tertentu tim medis mungkin melakukan
pemasangan selang kateter kedalam kantong urine (bladder) untuk mengeluarkan
urine. Bila diperlukan, Tim medis akan menyarankan pemeriksaan pengambilan
gambar struktur ginjal dengan metode Ultrasound, Computed tomography (CT) scans
atau dengan cara Magnetic Resonance Imaging (MRI) scans. Bahkan ada kemungkinan
dilakukannya tindakan biopsy, yaitu pengambilan contoh (sample) jaringan
ginjal.
Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal
Penanganan serta pengobatan gagal
ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri.
Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan
komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, Pasien
mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan
cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter
akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk
pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.
Seseorang yang mengalami kegagalan
fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output)
cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara
baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan
tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah
dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar