Kamis, 17 November 2016

SIRKULASI DARAH



 

Dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terus menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien agar organ-organ tubuh tetap berfungsi dengan baik. Aliran darah keseluruhuna tubuh dapat berjalan berkat adanya pemompa utama yaitu jantung dan system pembuluh darah sebagai alat pengalir/distribusi.

Pembagian Sistem Sirkulasi

Secara umum system sirkulasi darah di dalam tubuh manusia di bagi menjadi dua bagian:
·         Sistem sirkulasi umum (sistemik): Sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan.

·         Sistem sirkulasi paru (pulmoner): Sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke paru-paru lalu kembali kejantung kiri.

Aliran Darah Dalam Sistem Sirkulasi di Tubuh Manusia

Pada orang dewasa, jumlah volume darah yang mengalir di dalam sirkulasi mencapai 5-6 liter (4,7 – 5,7 liter). Darah terus berputar mengalir di dalam system sirkulasi sistemik dan paru-paru tanpa henti. 

Untuk mengetahui alur aliran darah, kita dapat memulai dari sistem sirkulasi sistemik kemudia ke sistem sirkulasi pulmoner.

a.      Sistem sirkulasi sistemik.

Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah bersih (darah yang mengandung banyak oksigen berasal dari paru-paru) dipompa keluar oleh jantung melaui bilik (ventikel) kiri ke pembuluh darah Aorta lalu keseluruh bagian tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling kecil yang dinamakan kapilaria.

Kapilaria melakukan gerakan kontraksi dan reklaksasi secara bergantian yang disebut dengan vasomotion sehingga darah didalamnya mengalir secara terputus-putus (intermittent). Vasomotion terjadi secara periodik dengan interval 15 detik-3 menit sekali. Darah mengalir dengan secara sangat lambat di dalam kapilaria dengan kecepatan rata-rata 0,7 mm/detik. Dengan aliran yang lambat ini mungkin terjadinya pertukaran zat melalui dinding kavilaria. Pertukaran zat ini terjadi melalui proses difusi, pinositosis, dan transpor vesikuler, secara fitrasi dan reabsorpsi. Ujung kapilaria yang membawa yang membawa darah bersih dinamakan arteriole sedangkan ujung kapilari yang membawa darah kotor dinamakan venule, terdapat hubungan antara arteriole dengan venule melalui “capillary bed” yang berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung (bypass) dari arteriole mengalir kedalam venule melalui “Arteria-Vena Anastomose (A-V Anastomosis). Darah dari arteriole mengalir ke dalam venule kemudian melalui pembuluh darah balik (vena terbesar yang menuju jantung kanan yaitu Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) kembali ke jantung kanan (seranbi/atrium kanan). Darah dari atrium memasuki ventrikel kanan melalui Katup Trikuspid (katup daun 3).

b.      Sistem sirkulasi paru (pulmoner).

Sistem sirkulasi paru dimulai ketika darah kotor (darah yang tidak mengandung oksigen (O2) tetapi banyak mengandung CO2, yang berasal dari Vena Cava Superior) mengalir meninggalkan jantung kanan (ventrikel/bilik kanan) melalui Arteri Pulmonalis menunuju paru-paru (paru-paru kanan dan kiri). Kecepatan aliran darah dalam Arteri Pulmonalis sebesar 18 cm/detik, kecepatan ini lebih lambat dari pada aliran darah dala Aorta. Di dalam paru kiri dan kanan, darah mengalir ke kapilaria paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan melalui proses Filtrasi dan reabsorbsi serta difusi. Di kapalria paru-paru terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 sehingga menghasilkan darah bersih (darah yang banyak mengandung oksigen). Darah bersih selanjutnya keluar paru melalui Vena Pulmonalis (vena pulmonalis kanan dan kiri) memasuki jantung kiri (atrium/serambi kiri). Kecepatan aliran darah di dalam kapilaria paru-paru sangat lambant, sertelah mencapai Vena Pulmonalis, kecepatan darah bertambah kembali, Seperti halnya Aorta, Ateri Pulmonalis hingga kapilaria juga mengalami pulsasi (berdenyut).

Selanjutnya darah mengalir dari atrium kiri melalui melalui katup mitral (katup berdaun 2) memasuki ventrikel kiri lalu keluar jantung melalui aorta, maka dimulailah  system sirkulasi sistemik (umum), dan sterusnya secara berkesinambungan.


Jadi secara ringkas aliran dalam sirkulasi darah manusia sebagai berikut:

·         Sistem sirkulasi sistemik: Jantung (bilik/ventrikel kiri).Aorta, Arteri, Arteriole, Capillary bed atau A-V Anastomose, venule, vena, Vena Cava (Vena Cava Interior dan Vena Cava Superior), Jantung (atrium/serambi kanan).

·         Sistem sirkulasi paru: Jantung (bilik/ventrikel kanan), Arteri Pulmonalis, Paru, Kapilaria paru, Vena Pulmonalis, Jantung (atrium/serambi kiri).

Sifat Pembuluh Darah

Pembuluh darah dapat kita ibaratkan sebagai selang bersifat elastis, diameternya dapat membesar atau mengecil. Sifat elastis ini sangat bermanfaat untuk mempertahankan tekanan darah yang stabil. 

Pada keadaan normal apabila tekanan didalam pembuluh darah meningkat, maka diameter pembuluh darah akan melebar sebagai bentuk adaptasi untuk menurunkan tekanan yang berlebih agar menjadi normal. Sebaliknya diameter pembuluh darah akan mengecil bila tekanan darah turun. Bila mana pembuluh darah mengalami kekakuan maka akan menjadi kurang fleksibel sehingga tidak dapat melakukan antisipasi terhadap kenaikan/penurunan tekanan darah.

Elastisitas pembuluh darah tidak tetap, pembuluh darah akan menjadi kaku seiring bertambahnya usia (minsal oleh karena terjadi pengapuran pada dindingnya) oleh karena itu tekanan darah pada orang lanjut usia cenderung sedikit lebih tinggi dari pada orang muda. Penyebab lain kekakuan pembuluh darah adalah karena adanya tumpukan kolesterol pada dinding bagian dalam pembuluh darah. 

Kolestrol juga menyebapkan penyempitan diameter pembuluh darah. Pembuluh darah yang kaku akan menyebabkan hipertensi (penyakit darah tinggi), walau sebenarnya tidak semua penyakit darah tinggi disebapkan karena kekauan pembuluh darah. Apabila dinding pembuluh darah menjadi kaku disertai penyempitan sebagian besar pembuluh darah, maka tekanan darah dapat menjadi sangat tinggi (hipertensi berat).

Untuk menjaga elastisitas pembuluh darah tetap baik sehingga tidak mudah terkena penyakit tekanan darah tinggi, salah satu caranya adalah dengan berolahraga (exercise) secara teratur dan sewajarnya. 

Dengan melakukan olahraga secara teratur, akan melatih jantung dan pembuluh darah tetap terjaga kelenturannya.

Sifat Darah

Darah merupakan cairan yang terdiri dari plasma (cairan bening) dan sel-sel darah (yang terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah). Adanya sel-sel darah penyebabkan adanya semacam gesekan intern (internal friction) diantara lapisan yang berdampingan sehingga menyebabkan adanya sifat viskositas darah.

·         Viskositas darah normal = 3-4 kali viskositas air.
·         Viskositas plasma darah = 1,5-2 kali viskositas air.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Viskositas Darah

Viskositas darah memegang peranan penting dalam aliran darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas darah antara lain:
·         Volume hematokrit (volume sel darah merah):
 Volume hematokrit yang meningkat akan diikuti viskositas darah yang meningkat.

·         Kadar protein plasma.

 Bila kadarnya naik maka veskositas naik dan sebaliknya.

·         Suhu tubuh.

Bila suhu tubuh naik, veskositas turun.

·         Kecepatan aliran darah.

Bila kecepatan darah turun maka veskositas naik.

·         Diameter pembuluh darah.

Bila diameter pembuluh darah kurang dari 1,5 mm, maka veskositas darah turun, hal ini dikenal sebagai Fahreus-Lindquist effect. Di dalam pembuluh darah kecil dimana darah mengalir lambat, maka d) dan e) bekerja saling berlawanan.

Aliran Darah

Agar darah dapat mengalir dan mencapai seluruh bagian tubuh, maka diperlukan adanya tekanan darah minimum yang disebut juga critical clossing pressureyield pressure. Tekanan minimal ini diperlukan untuk membuka rongga pembuluh darah kecil (kapiler) yaitu sebesar 20 mm air raksa (Hg). Kecepatan aliran darah yang tercepat pada aorta (pembuluh darah tempat keluarnya darah dari jantung), makin jauh makin rendah kecepatannya. Jumlah total darah yang dipompa keluar jantung kira-kira 5,5 liter darah per menit.

Penggolongan Pembuluh Darah

Berdasarkan ukuran dan fungsinya, pembuluh darah dapat digolongkan sebagai berikut:

·         Windkeseel vessels (compression chamber).

Pembuluh darah yang sangat besar, minsalnya aorta dan arteri besar lainnya. Pembuluh ini sangat elastis dan menyimpan energy potensial yang dirubah menjadi energi kenetik.
·         Resistence vessels.

Diameter agak kecil, memiliki sistem pengaturan yang sangat efisien dan diatur pula oleh sistem syaraf otonom.

·         Exchange vessels.

Pembuluh darah kapiler (kapilaria). Pembuluh darah terkecil, didndingnya terdiri dari satu lapisan sel. Disini terjadi pertukaran air dan zat-zat didalamnya antara darah dengan cairan tubuh lainnya (cairan interstitial).

·         Capacity vessels.

Pembuluh-pembuluh darah balik (vena dan venuli), dapat menampung darah dalam jumlah banyak .

·         Shunt vessels.

Aliran darah yang tidak melalui pembuluh kapiler akan melewati shunt ini. Shunt ini tidak turut dalam pertukaran zat-zat dan cairan, diatur oleh sistem syaraf otonom dan hanya terdapat dibeberapa tempat, yaitu kulit. Gunanya agar darah lebih mudah mengeluarkan panas keluar tubuh/permukaan.

Tekanan Darah

Jantung memompa darah secara terputus-putus (intermittent) kedalam pembulug darah terbesar (aorta), selanjutnya kedalam arteri, sehingga tekanan didalamnya bergati-ganti naik turun. Aorta dan arteri merupakan pembuluh darah yang elastic sehingga tekanan yang mendadak naik dapat turun secara berangsur-angsur dan disebarkan keseluruh tubuh. Oleh karena itu aorta dan arteri besar dinamakan Windkeseel vessels (compression chamber). Jenis tekanan darah dapat dibedakan sebagai berikut:

·         Tekanan sistole.

Tekanan darah tertinggi selama satu siklus jantung, merupakan tekanan yang dialami pembuluh darah saat jantung berdenyut/memompakan darah keluar jantung. Pada dewasa normal tekanan sistole berkisar 120 mm Hg.

·         Tekanan diastole.

Tekanan darah terendah salama satu siklus jantung, suatu tekanan di dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat. Pada orang dewasa normal tekanan diastole berkisar 80 mm Hg.

·         Tekanan nadi.

Selisih antara tekanan systole dan diastole.

Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu:

·         Pengukuran secara langsung (direct).

Pengukuran dengan memasukan sebuah kanula kedalam arteri dan menghubungkannya dengan manometer air raksa.

·         Pengukuran secara tidak langsung.

Mengukur tekanan darah secara auskultasi memakai stetoskop, manset tekanan, pompa karet, dan barometer air raksa.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar