Dalam tubuh
manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terus
menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien agar organ-organ
tubuh tetap berfungsi dengan baik. Aliran darah keseluruhuna tubuh dapat berjalan
berkat adanya pemompa utama yaitu jantung dan system pembuluh darah sebagai
alat pengalir/distribusi.
Pembagian Sistem Sirkulasi
Secara umum
system sirkulasi darah di dalam tubuh manusia di bagi menjadi dua bagian:
·
Sistem
sirkulasi umum (sistemik): Sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri
keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan.
·
Sistem
sirkulasi paru (pulmoner): Sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke
paru-paru lalu kembali kejantung kiri.
Aliran Darah Dalam Sistem Sirkulasi
di Tubuh Manusia
Pada orang
dewasa, jumlah volume darah yang mengalir di dalam sirkulasi mencapai 5-6 liter
(4,7 – 5,7 liter). Darah terus berputar mengalir di dalam system sirkulasi
sistemik dan paru-paru tanpa henti.
Untuk mengetahui alur aliran darah, kita
dapat memulai dari sistem sirkulasi sistemik kemudia ke sistem sirkulasi
pulmoner.
a. Sistem sirkulasi sistemik.
Sistem sirkulasi sistemik
dimulai ketika darah bersih (darah yang mengandung banyak oksigen berasal dari
paru-paru) dipompa keluar oleh jantung melaui bilik (ventikel) kiri ke pembuluh
darah Aorta lalu keseluruh bagian tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai
pembuluh darah yang diameternya paling kecil yang dinamakan kapilaria.
Kapilaria melakukan
gerakan kontraksi dan reklaksasi secara bergantian yang disebut dengan
vasomotion sehingga darah didalamnya mengalir secara terputus-putus
(intermittent). Vasomotion terjadi secara periodik dengan interval 15 detik-3
menit sekali. Darah mengalir dengan secara sangat lambat di dalam kapilaria dengan
kecepatan rata-rata 0,7 mm/detik. Dengan aliran yang lambat ini mungkin
terjadinya pertukaran zat melalui dinding kavilaria. Pertukaran zat ini terjadi
melalui proses difusi, pinositosis, dan transpor vesikuler, secara fitrasi dan
reabsorpsi. Ujung kapilaria yang membawa yang membawa darah bersih dinamakan
arteriole sedangkan ujung kapilari yang membawa darah kotor dinamakan venule,
terdapat hubungan antara arteriole dengan venule melalui “capillary bed” yang
berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung (bypass) dari arteriole
mengalir kedalam venule melalui “Arteria-Vena Anastomose (A-V Anastomosis).
Darah dari arteriole mengalir ke dalam venule kemudian melalui pembuluh darah
balik (vena terbesar yang menuju jantung kanan yaitu Vena Cava Inferior dan
Vena Cava Superior) kembali ke jantung kanan (seranbi/atrium kanan). Darah dari
atrium memasuki ventrikel kanan melalui Katup Trikuspid (katup daun 3).
b. Sistem sirkulasi paru (pulmoner).
Sistem sirkulasi paru
dimulai ketika darah kotor (darah yang tidak mengandung oksigen (O2)
tetapi banyak mengandung CO2, yang berasal dari Vena Cava Superior)
mengalir meninggalkan jantung kanan (ventrikel/bilik kanan) melalui Arteri Pulmonalis
menunuju paru-paru (paru-paru kanan dan kiri). Kecepatan aliran darah dalam
Arteri Pulmonalis sebesar 18 cm/detik, kecepatan ini lebih lambat dari pada
aliran darah dala Aorta. Di dalam paru kiri dan kanan, darah mengalir ke
kapilaria paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan melalui proses Filtrasi
dan reabsorbsi serta difusi. Di kapalria paru-paru terjadi pertukaran gas O2
dan CO2 sehingga menghasilkan darah bersih (darah yang banyak
mengandung oksigen). Darah bersih selanjutnya keluar paru melalui Vena
Pulmonalis (vena pulmonalis kanan dan kiri) memasuki jantung kiri (atrium/serambi
kiri). Kecepatan aliran darah di dalam kapilaria paru-paru sangat lambant,
sertelah mencapai Vena Pulmonalis, kecepatan darah bertambah kembali, Seperti
halnya Aorta, Ateri Pulmonalis hingga kapilaria juga mengalami pulsasi (berdenyut).
Selanjutnya darah
mengalir dari atrium kiri melalui melalui katup mitral (katup berdaun 2)
memasuki ventrikel kiri lalu keluar jantung melalui aorta, maka dimulailah system sirkulasi sistemik (umum), dan
sterusnya secara berkesinambungan.
Jadi secara
ringkas aliran dalam sirkulasi darah manusia sebagai berikut:
·
Sistem
sirkulasi sistemik: Jantung (bilik/ventrikel kiri).Aorta, Arteri, Arteriole, Capillary bed atau A-V Anastomose, venule, vena, Vena Cava (Vena Cava Interior dan
Vena Cava Superior), Jantung (atrium/serambi kanan).
·
Sistem
sirkulasi paru: Jantung (bilik/ventrikel kanan), Arteri Pulmonalis, Paru, Kapilaria paru, Vena Pulmonalis, Jantung (atrium/serambi kiri).
Sifat Pembuluh Darah
Pembuluh
darah dapat kita ibaratkan sebagai selang bersifat elastis, diameternya dapat
membesar atau mengecil. Sifat elastis ini sangat bermanfaat untuk
mempertahankan tekanan darah yang stabil.
Pada keadaan normal apabila tekanan
didalam pembuluh darah meningkat, maka diameter pembuluh darah akan melebar
sebagai bentuk adaptasi untuk menurunkan tekanan yang berlebih agar menjadi
normal. Sebaliknya diameter pembuluh darah akan mengecil bila tekanan darah
turun. Bila mana pembuluh darah mengalami kekakuan maka akan menjadi kurang
fleksibel sehingga tidak dapat melakukan antisipasi terhadap kenaikan/penurunan
tekanan darah.
Elastisitas
pembuluh darah tidak tetap, pembuluh darah akan menjadi kaku seiring
bertambahnya usia (minsal oleh karena terjadi pengapuran pada dindingnya) oleh
karena itu tekanan darah pada orang lanjut usia cenderung sedikit lebih tinggi
dari pada orang muda. Penyebab lain kekakuan pembuluh darah adalah karena
adanya tumpukan kolesterol pada dinding bagian dalam pembuluh darah.
Kolestrol
juga menyebapkan penyempitan diameter pembuluh darah. Pembuluh darah yang kaku
akan menyebabkan hipertensi (penyakit darah tinggi), walau sebenarnya tidak
semua penyakit darah tinggi disebapkan karena kekauan pembuluh darah. Apabila
dinding pembuluh darah menjadi kaku disertai penyempitan sebagian besar
pembuluh darah, maka tekanan darah dapat menjadi sangat tinggi (hipertensi
berat).
Untuk
menjaga elastisitas pembuluh darah tetap baik sehingga tidak mudah terkena
penyakit tekanan darah tinggi, salah satu caranya adalah dengan berolahraga
(exercise) secara teratur dan sewajarnya.
Dengan melakukan olahraga secara
teratur, akan melatih jantung dan pembuluh darah tetap terjaga kelenturannya.
Sifat Darah
Darah
merupakan cairan yang terdiri dari plasma (cairan bening) dan sel-sel darah
(yang terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah).
Adanya sel-sel darah penyebabkan adanya semacam gesekan intern (internal
friction) diantara lapisan yang berdampingan sehingga menyebabkan adanya sifat
viskositas darah.
·
Viskositas
darah normal = 3-4 kali viskositas air.
·
Viskositas
plasma darah = 1,5-2 kali viskositas air.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Viskositas Darah
Viskositas
darah memegang peranan penting dalam aliran darah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi viskositas darah antara lain:
·
Volume
hematokrit (volume sel darah merah):
Volume hematokrit yang meningkat akan diikuti
viskositas darah yang meningkat.
·
Kadar
protein plasma.
Bila kadarnya naik maka veskositas naik dan
sebaliknya.
·
Suhu
tubuh.
Bila suhu tubuh naik,
veskositas turun.
·
Kecepatan
aliran darah.
Bila kecepatan darah
turun maka veskositas naik.
·
Diameter
pembuluh darah.
Bila diameter pembuluh darah kurang
dari 1,5 mm, maka veskositas darah turun, hal ini dikenal sebagai
Fahreus-Lindquist effect. Di dalam pembuluh darah kecil dimana darah mengalir
lambat, maka d) dan e) bekerja saling berlawanan.
Aliran Darah
Agar darah
dapat mengalir dan mencapai seluruh bagian tubuh, maka diperlukan adanya
tekanan darah minimum yang disebut juga critical clossing pressureyield
pressure. Tekanan minimal ini diperlukan untuk membuka rongga pembuluh darah
kecil (kapiler) yaitu sebesar 20 mm air raksa (Hg). Kecepatan aliran darah yang
tercepat pada aorta (pembuluh darah tempat keluarnya darah dari jantung), makin
jauh makin rendah kecepatannya. Jumlah total darah yang dipompa keluar jantung
kira-kira 5,5 liter darah per menit.
Penggolongan Pembuluh Darah
Berdasarkan
ukuran dan fungsinya, pembuluh darah dapat digolongkan sebagai berikut:
·
Windkeseel
vessels (compression chamber).
Pembuluh darah yang
sangat besar, minsalnya aorta dan arteri besar lainnya. Pembuluh ini sangat
elastis dan menyimpan energy potensial yang dirubah menjadi energi kenetik.
·
Resistence
vessels.
Diameter agak kecil,
memiliki sistem pengaturan yang sangat efisien dan diatur pula oleh sistem
syaraf otonom.
·
Exchange
vessels.
Pembuluh darah kapiler
(kapilaria). Pembuluh darah terkecil, didndingnya terdiri dari satu lapisan
sel. Disini terjadi pertukaran air dan zat-zat didalamnya antara darah dengan
cairan tubuh lainnya (cairan interstitial).
·
Capacity
vessels.
Pembuluh-pembuluh darah
balik (vena dan venuli), dapat menampung darah dalam jumlah banyak .
·
Shunt
vessels.
Aliran darah yang tidak
melalui pembuluh kapiler akan melewati shunt ini. Shunt ini tidak turut dalam pertukaran
zat-zat dan cairan, diatur oleh sistem syaraf otonom dan hanya terdapat
dibeberapa tempat, yaitu kulit. Gunanya agar darah lebih mudah mengeluarkan
panas keluar tubuh/permukaan.
Tekanan Darah
Jantung
memompa darah secara terputus-putus (intermittent) kedalam pembulug darah
terbesar (aorta), selanjutnya kedalam arteri, sehingga tekanan didalamnya
bergati-ganti naik turun. Aorta dan arteri merupakan pembuluh darah yang
elastic sehingga tekanan yang mendadak naik dapat turun secara berangsur-angsur
dan disebarkan keseluruh tubuh. Oleh karena itu aorta dan arteri besar
dinamakan Windkeseel vessels (compression chamber). Jenis tekanan darah dapat
dibedakan sebagai berikut:
·
Tekanan
sistole.
Tekanan darah tertinggi
selama satu siklus jantung, merupakan tekanan yang dialami pembuluh darah saat
jantung berdenyut/memompakan darah keluar jantung. Pada dewasa normal tekanan
sistole berkisar 120 mm Hg.
·
Tekanan
diastole.
Tekanan darah terendah
salama satu siklus jantung, suatu tekanan di dalam pembuluh darah saat jantung
beristirahat. Pada orang dewasa normal tekanan diastole berkisar 80 mm Hg.
·
Tekanan
nadi.
Selisih antara tekanan
systole dan diastole.
Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan
darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu:
·
Pengukuran
secara langsung (direct).
Pengukuran dengan
memasukan sebuah kanula kedalam arteri dan menghubungkannya dengan manometer
air raksa.
·
Pengukuran
secara tidak langsung.
Mengukur tekanan darah secara
auskultasi memakai stetoskop, manset tekanan, pompa karet, dan barometer air
raksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar