Selasa, 22 November 2016

PERADANGAN (INFLAMASI)





Pengertian Peradangan

Peradangan adalah upaya tubuh untuk perlindungan diri, tujuannya adalah untuk menghilangkan rangsangan berbahaya, termasuk sel-sel yang rusak, iritasi, atau patogen dan memulai proses penyembuhan. Kata inflamasi berasal dari bahasa Latin "inflammo", yang berarti "Saya dibakar, saya menyalakan".

Peradangan adalah bagian dari respon kekebalan tubuh. Ketika sesuatu yang berbahaya atau menjengkelkan mempengaruhi bagian dari tubuh kita, ada respon biologis untuk mencoba untuk menghapusnya, tanda-tanda dan gejala peradangan, peradangan akut khusus, menunjukkan bahwa tubuh sedang berusaha untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Peradangan tidak berarti infeksi, bahkan ketika infeksi menyebabkan peradangan. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur, sedangkan peradangan adalah respon tubuh untuk itu.

Ketika terjadi luka, sel darah putih basofil dan dan sel mast akan mengeluarkan senyawa kimia histamin yang menjadi respon awal peradangan. Selain itu, mikroorganisme yang masuk ke dalam jaringan juga akan mengeluarkan senyawa kimia yang memperkuat sinyal tersebut. Selain itu, leukosit dan jaringan yang rusak juga akan menghasilkan prostaglandin yang memicu pembesaran dan permeabilitas pembuluh darah. Prostaglandin juga akan meningkatkan aliran darah lokal ke daerah terjadinya luka tersebut. Pembesaran pembuluh darah dan peningkatan aliran darah akan meningkatkan jumlah faktor pembekuan darah agar darah lekas membeku dan menghalangi mikroorganisme untuk menyebar ke jaringan lain.

Jaringan yang luka akan mengeluarkan zat kimia kemokin untuk mengundang sel-sel fagosit. Sel fagosit adalah sel yang memiliki kemampuan memfagosit / menelan benda asing yang masuk ke dalam jaringan tubuh. Peristiwa datangnya sel fagosit yang dipengaruhi oleh pelepasan senyawa kimia merupakan contoh peristiwa kemotaksis.

Sel fagosit yang pertama datang adalah neutrofil, merupakan sel darah putih yang paling banyak dalam darah. Kemudian diikuti oleh monosit yang akan berkembang menjadi makrofag, sel fagosit yang paling besar. Sel-sel tersebut akan menelan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh serta mencernanya dengan enzim yang terdapat pada lisosom. Walaupun jumlah neutrofil lebih banyak, namun kinerja dari makrofag terbukti lebih bagus dalam mencerna mikroorganisme yang menginveksi.

Inveksi yang parah juga dapat memicu meningkatnya suhu tubuh yang penting dalam respon peradangan tersebut. Suhu tubuh yang sangat tinggi memang berbahaya bagi manusia, namun peningkatan suhu yang terkontrol dapat membantu tubuh dalam melawan mikroorganisme yang menyerang. Beberapa mikroorganisme tidak dapat bertahan hidup menghadapi suhu yang agak tinggi. Selain itu, suhu yang meningkat akan meningkatkan laju metabolisme tubuh uantuk mempercepat proses penyembuhan.

Warna kemerahan pada radang tercipta karena banyaknya darah yang mengalir di daerah tersebut. Pembuluh arteri akan dibesarkan sedangkan vena akan dikecilkan untuk menghambat darah keluar dari daerah tersebut. Darah yang terhambat memiliki tekanan tinggi sehingga memicu cairan keluar dari pembuluh darah dan tertimbun dalam jaringan, peristiwa yang disebut edema. Tertimbunnya cairan ini akan membuat jaringan tersebut membesar dan nampak kencang.

Radang seringkali disertai dengan munculnya nanah yang muncul sedikit demi sedikit, yang dibungkus dalam kantung jaringan tipis. Nanah sebenarnya merupakan gabungan dari mikroorganisme, sel-sel fagosit yang telah mati, protein, dan cairan tubuh yang tertimbun. Bila dibiarkan, nanah tersebut akan diserap oleh tubuh dan tidak menimbulkan bahaya apapun.

Penyebab Peradangan

Peradangan akut yaitu mulai dengan cepat (rapid onset) dan dengan cepat menjadi parah. Tanda dan gejala hanya hadir selama beberapa hari, namun dalam beberapa kasus dapat bertahan selama beberapa minggu.

Contoh penyakit, kondisi, dan situasi yang dapat menyebabkan peradangan akut meliputi: penyakit bronkitis akut, usus buntu akut, tonsilitis akut, infeksi meningitis akut, sinusitis akut, tumbuh kuku terinfeksi, sakit tenggorokan dari pilek atau flu, goresan/luka di kulit, latihan sangat intens, atau pukulan.

Peradangan kronik berarti peradangan jangka panjang, yang dapat berlangsung selama beberapa bulan dan bahkan bertahun-tahun. Hal ini dapat hasil dari:

·         Kegagalan untuk menghilangkan apa pun yang menyebabkan peradangan akut.
·         Sebuah respon autoimun terhadap antigen diri sendiri (sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat).
·         Sebuah iritasi kronik intensitas rendah yang bertahan.

Contoh penyakit dan kondisi dengan peradangan kronis meliputi: asma, ulkus peptikum kronik, TB, rheumatoid arthritis, periodontitis kronik, ulcerative colitis dan penyakit Crohn , sinusitis kronik, dan masih banyak lagi.

Gejala Peradangan

Radang kadang-kadang dapat menimbulkan gejala systemic misalnya :

·         Ever/demam.

Yang merupakan akibat dari pelepasan zat pirogen endogen yang berasal dari neutrofil dan makrofag. Selanjutnya zat tersebut akan memacu pusat pengendali suhu tubuh yang ada dihypothalamus.
disebabkan :

a.       Bacteriamia.
b.      efek prostaglandin E 2.
c.       karena lepasnya endotoksin bakteri yang disebut interleukin-1 ( IL-1).

·         Perubahan hematologis.

Rangsangan yang berasal dari pusat peradangan mempengaruhi proses maturasi dan pengeluaran leukosit dari sumsum tulang yang mengakibatkan kenaikan suatu jenis leukosit, kenaikan ini disebut leukositosis. Perubahan protein darah tertentu juga terjadi bersamaan dengan perubahan apa yang dinamakan laju endap darah.

·         Gejala konstitusional.

Pada cedera yang hebat, terjadi perubahan metabolisme dan endokrin yang menyolok. Akhirnya reaksi peradangan local sering diiringi oleh berbagai gejala konstitusional yang berupa malaise, anoreksia atau tidak ada nafsu makan dan ketidakmampuan melakukan sesuatu yang beratnya berbeda-beda bahkan sampai tidak berdaya melakukan apapun.

·         Leukositosis.

Jumlah leukosit dalam darah bertambah, kadang-kadang sangat banyak bisa 50.000 per mm3 . tidak semua radang member leukositosis, misalnya :

a.      lymkphositosis : infections mononucleosis, batuk rejan, mumps.
b.     eosinofilia : terutama penyakit alergi seperti : asthma, bronchiale, hay-fever, infeksi parasit.
c.      leucopenia : jumlah lekosit , dari pada normal. missal : infeksi karena virus atau salmonella.
·         lain-lain seperti : pusing, malise, tidak nafsu makan, berat badan berkurang.

Terdapat lima tanda-tanda peradangan akut:

·         Nyeri .

Daerah yang meradang cenderung nyeri, terutama ketika disentuh. Daerah inflamasi menjadi lebih sensitive.

·         Kemerahan.

Karena kapiler yang diisi dengan lebih banyak darah dari biasanya.

·         Immobilitas.

Mungkin ada hilangnya beberapa fungsi, seperti tidak bergerak.

·         Pembengkakan.

Disebabkan oleh akumulasi cairan.

·         Panas .

Banyak darah di daerah yang terkena membuatnya terasa panas saat disentuh.

Ada juga lima tanda klasik dari peradangan. Berikut istilah latin yang telah dipakai selama 2000 tahun:

·         Dolor - istilah Latin untuk "sakit".
·         Kalor - istilah Latin untuk "panas".
·         Rubor - dalam bahasa Latin berarti "kemerahan".
·         Tumor - istilah Latin untuk  “bengkak”.
·         Functio laesa - dalam bahasa Latin berarti "fungsi cedera", yang juga bisa berarti hilangnya fungsi.

Bila diringkas, peristiwa yang terjadi dalam respon peradangan adalah sebagai berikut.

·         Jaringan rusak menimbulkan inveksi mikroorganisme.
·         Basofil dan sel mast akan menghasilkan histamin sebagai awal respon peradangan.
·         Limfosit lain dan jaringan yang rusak menghasilkan prostaglandin yang akan membesarkan dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
·         Jaringan yang luka akan menghasilkan zat kimia kemokin untuk memanggil sel fagosit.
·         Sel fagosit memakan mikroorganisme yang menginveksi.
·         Muncul nanah yang merupakan mikroorganieme mati, limfosit mati, protein, dan cairan tubuh.
·         Cairan tubuh yang tertimbun dalam jaringan akan menghasilkan pembengkakan.

Sebab-sebab peradangan

Berbagai macam agen dapat mengakibatkan peradangan, yaitu :

·         Fisik ( Trauma, Panas atau dingin, Radiasi ).
·         Kimia (histamine, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin).
·         Infeksi ( Bakteri, Virus dan Parasit ).
·         Imun (Reaksi antigen-antibodi, Reaksi yang diperantarai sel).

Reaksi Sel Radang

Leukositosis terjadi bila ada jaringan cedera atau infeksi sehingga pada tempat cedera atau radang dapat terkumpul banyak leukosit untuk membendung infeksi atau menahan microorganisme menyebar keseluruh jaringan.

Leukositosis ini disebabkan karena produksi sumsum tulang meningkat, sehingga jumlahnya dalam darah cukup untuk emigrasi pada waktu terjadi cedera atau radang. Karena itu banyak leukosit yang masih muda dalam darah, dalam pemeriksaan laboratorium dikatakan pergeseran ke kiri

Jenis-Jenis Leukosit Dan Masing-Masing Fungsinya Dalam Peradangan

Leukosit yang bersirkulasi dalam aliran darah dan emigrasi ke dalam eksudat peradangan berasal dari sumsum tulang, di mana tidak saja leukosit tetapi juga sel-sel darah merah dan trombosit dihasilkan secara terus memenerus.Dalam keadaan normal, di dalam sumsum tulang dapat ditemukan banyak sekali leukosit yang belum matang dari berbagai jenis dan “pool” leukosit matang yang ditahan sebagai cadangan untuk dilepaskan ke dalam sirkulasi darah. Jumlah tiap jenis leukosit yang bersirkulasi dalam darah perifer dibatasi dengan ketat tetapi diubah “sesuai kebutuhan” jika timbul proses peradangan. Artinya, dengan rangsangan respon peradangan, sinyal umpan balik pada sumsum tulang mengubah laju produksi dan pengeluaran satu jenis leukosit atau lebih ke dalam aliran darah.

·         Granulosit.

Terdiri dari : neutrofil, eosinofil, dan basofil.

Dua jenis leukosit lain ialah monosit dan limposit, tidak mengandung banyak granula dalam sitoplasmanya.

a.       Neutrofil.

Sel-sel pertama yang timbul dalam jumlah besar di dalam eksudat pada jamjam pertama peradangan adalah neutrofil.Inti dari sel ini berlobus tidak teratur atau polimorf. Karena itu sel-sel ini disebut neutrofil polimorfonuklear (pmn) atau “pool”. Sel-sel ini memiliki urutan perkembangan di dalam sumsum tulang, perkembangan ini kira-kira memerlukan 2 minggu. Bila mereka dilepaskan ke dalam sirkulasi darah, waktu paruhnya dalam sirkulasi kira-kira 6 jam. Per millimeter kubik darah terdapat kira-kira 5000 neutrofil, kira-kira 100 kali dari jumlah ini tertahan dalam sumsum tulang sebagai bentuk matang yang siap untuk dikeluarkan bila ada sinyal.

Granula yang banyak sekali terlihat dalam sitoplasma neutrofil sebenarnya merupakan paket-paket enzim yang terikat membran yaitu lisosom, yang dihasilkan selama pematangan sel. Jadi neutrofil pmn yang matang adalah kantong yang mengandung banyak enzim dan partikel-partikel antimicrobial. 

Neutrofil pmn mampu bergerak aktif dan mampu menelan berbagai zat dengan proses yang disebut fagositosis. Proses fagositosis dibantu oleh zat-zat tertentu yang melapisi obyek untuk dicernakan dan membuatnya lebih mudah dimasukkan oleh leukosit. Zat ini dinamakan opsonin. Setelah mencernakan partikel dan memasukkannya ke dalam sitoplasma dalam vakuola fagositosis atau fagosom, tugas berikutnya dari leukosit adalah mematikan partikel itu jika partikel itu agen microbial yang hidup, dan mencernakannya. Mematikan agen-agen yang hidup itu diselesaikan melalui berbagai cara yaitu perubahan pH dalam sel setelah fagositosis, melepaskan zat-zat anti bakteri. Pencernaan partikel yang terkena fagositosis itu umumnya diselesaikan di dalam vakuola dengan penyatuan lisosom dengan fagosom. Enzim-enzim pencernaan yang sebelumnya tidak aktif sekarang diaktifkan di dalam fagolisosom, mengakibatkan pencernaan obyek secara enzimatik.

b.      Eosinofil.

Merupakan jenis granulosit lain yang dapat ditemukan dalam eksudat peradangan, walaupun dalam jumlah yang lebih kecil. Eosinofil secara fungsional akan memberikan respon terhadap rangsang kemotaksis khas tertentu yang ditimbulkan pada perkembangan allergis dan mereka mengandung enzim-enzim yang mampu menetralkan efek-efek mediator peradangan tertentu yang dilepaskan dalam reaksi peradangan semacam itu.

c.       Basofil.

Berasal dari sumsum tulang yang juga disebut mast sel/basofil jaringan. Granula dari jenis sel ini mengandung berbagai enzim, heparin, dan histamin. Basofil akan memberikan respon terhadap sinyal kemotaksis yang dilepaskan dalam perjalanan reaksi immunologis tertentu. Dan basofil biasanya terdapat dalam jumlah yang sangat kecil dalam eksudat.

Basofil darah dan mast sel jaringan dirangsang untuk melepas granulanya pada berbagai keadaan cedera, termasuk reaksi immunologis maupun reaksi non spesifik.Dalam kenyataannya mast sel adalah sumber utama histamin pada reaksi peradangan.

·         Monosit.

Adalah bentuk leukosit yang penting. Pada reaksi peradangan monosit akan bermigrasi, tetapi jumlahnya lebih sedikit dan kecepatannya lebih lambat. Karena itu, pada jam jam pertama peradangan relative sedikit terdapat monosit dalasn eksudat. Namun makin lama akan makin bertambah adanya monosit dalam eksudat. Sel yang sama yang dalam aliran darah disebut monosit, kalau terdapat dalam eksudat disebut makrofag. Ternyata, jenis sel yang sama ditemukan dalam jumlah kecil melalui jaringan penyambung tubuh walaupun tanpa peradangan yang jelas. Makrofag yang terdapat dalam jaringan penyambung ini disebut histiosit. Dengan banyak hal fungsi makrofag sangat mirip dengan fungsi neutrofil pmn. dimana makrofag akan bergerak secara aktif yang memberi respon terhadap stimulasi kemotaksis, fagosit aktif dan mampu mematikan serta mencernakan berbagal agen. Ada perbedaan penting antara makrofag dan neutrofil, dimana siklus kehidupan makrofag lebih panjang, dapat bertahan berminggu-minngu atau bahkan berbulan-bulan dalam jaringan dibanding dengan neutrofil yang berumur pendek. Selain itu waktu monosit memasuki aliran darah dari sumsum tulang dan waktu memasuki jaringan dari aliran darah, ia belum matang betul seperti halnya neutrofil. Karena neutrofil dalam jaringan dan aliran darah sudah mengalami pematangan (sudah matang), sehingga ia tidak mampu melakukan pembelahan sel dan juga tidak mampu melakukan sintesis enzim-enzim pencenna. 

Pada monosit dapat dirangsang untuk membelah dalam jaringan, dan mereka mampu memberi respon terhadap keadaan lokal dengan mensintesis sejumlah enzim intrasel. 

Kemampuan untuk menjalani “on the.job training”, ini adalah suatu sifat makrofag yang vital, khususnya pada reaksireaksi immunologis tertentu. Selain itu makrofag-makrofag dapat mengalami perubahan bentuk, selama mengalami perubahan itu, mereka menghasilkan seI-se1 secara tradisional disebut sel epiteloid. Makrofag juga mampu bergabung membentuk sel raksasa berinti banyak disebut giant cell.

Walaupun makrofag merupakan komponen penting dalam eksudat namun mereka tersebar secara luas dalam tubuh, dalam keadaan normal dan disebut sebagai system reticuloendotelial atau RES (Reticulo Endotelial System), yang mempunyai sifat fagositosis, termasuk juga dalam hati, sel tersebut dikenal sebagai sel kupffer. Fungsi utama makrofag sebagai pembersih dalam darah ataupun seluruh jaringan tubuh.Fungsi RES yang sehari-hari penting menyangkut pemrosesan haemoglobin sel darah merah yang sudah mencapai akhir masa hidupnya. Sel-sel ini mampu memecah Hb menjadi suatu zat yang mengandung besi dan zat yang tidak mengandung besi. 

Besinya dipakai kembali dalam tubuh untuk pembuatan sel-sel darah merah lain dalam sumsum tulang dan zat yang tidak mengandung besi dikenal sebagai bilirubin, di bawa ke dalam aliran darah ke hati, dimana hepatosit mengekstrak bilirubin dari aliran darah dan mengeluarkannya sebagai bagian dari empedu.

·         Limposit.

Umumnya terdapat dalam eksudat hanya dalam jumlah yang sangat kecil,meskipu eksudat sudah lama terbentuk yaitu sampai reaksi-reaksi peradangan menjadi kronis.

Macam-macam Peradangan

Macam-macam radang yang sering terjadi, yaitu:

·         Radang Tenggorokan.

Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri di tenggorokan sehingga si penderita susah sekali saat menelan makanan. Radang tenggorokan atau faringitis akut sering diikuti dengan gejala flu seperti demam, sakit kepala, pilek, dan batuk. Disebarkan oleh virus EBV atau kuman Strep.

Pyogenes, radang tenggorokan mudah dikenali dengan memeriksakannya ke dokter THT. Jika daerah faring ditemukan peradangan dengan tanda berupa kemerahan serta terjadi pembesaran pada kelenjar limfe regional di sekitarnya, bisa dikatakan orang tersebut menderita radang tenggorokan. Pada kasus yang sudah berat, di tenggorokan akan dijumpai nanah atau eksudat.

Dalam beberapa kejadian, penyakit radang tenggorokan tidak bersifat serius. Sebagian besar penderita akan sembuh setelah tiga sampai dengan sepuluh hari tanpa terapi yang biasanya menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

Memang masalah utama seorang penderita radang tenggorokan adalah rasa tidak nyaman dan tidak bisa bernapas secara wajar.

Untuk radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri streptococcal, antibiotik bisa diberikan kepada si pasien agar komplikasi seperti demam rematik bisa dihindari. Jika hal ini tidak segera ditangani, ancaman diptheria mengintai kesehatan si penderita.

Gejala-gejala seorang penderita radang tenggorokan:

a.       Bengkak, berwarna merah pada tenggorokan.
b.      Susah berbicara, menelan, dan bernapas.
c.       Biasanya terjadi benjolan di sekitar leher.
d.      Demam tinggi.
e.       Sakit kepala yang luar biasa.
f.       Telinga pekak.

Perawatan yang harus dilakukan adalah memberi si penderita dengan aspirin. Selain itu berikan air panas yang telah ditambahi satu sendok makan garam. Ini akan mengurangi rasa sakit akibat radang tenggorokan.Patut diingat, pemberian antibiotik hanya boleh dilakukan pada penderita radang tenggorokan akibat bakteri. Obat-obatan tersebut efektif membunuh bakteri tapi tidak menghilangkan virus.Hal lain yang dapat mengurangi risiko terkena radang tenggorokan adalah tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

·         Radang Usus Buntu.

Radang usus buntu merupakan peradangan pada usus buntu, yaitu sebuah usus kecil yang berbentuk jari yang melekat pada usus besar di sebelah kanan bawah rongga perut. Usus buntu yang mengalami peradangan kadang-kadang pecah terbuka, yang menyebabkan peradangan selaput perut(peritonitis).

Peradangan selaput perut adalah peradangan yang gawat dan mendadak pada selaput yang melapisi dinding dalam rongga perut atau pada kantong yang membungkus usus. 

Peradangan ini terjadi kalau usus lainnya pecah atau robek.

Penyebab umum adalah:

Adanya benda kecil atau keras (faecaliths) yang berada di appendix dan tidak bisa keluar.

Tanda-tanda appendicitis:

a.       Tanda yang utama ialah keluha nyeri yang menetap pada perut dan semakin lama semakin memburuk.
b.      Rasa nyeri mulai terjadi di sekitar pusar, tetapi segera nyeri tersebut berpindah kesisi kanan bawah.
c.       Mungkin selera makan menghilang, muntah, sembelit atau terdapat panas yang ringan.

·         Radang Kulit.

Radang kulit, dermatitis, merupakan suatu gejala pada kulit saat jaringan terinfeksi oleh bakteri atau virus.

Ada beberapa tipe radang kulit, yaitu:

a.       sebhorrheic dermatitits.
b.      atopic dermatitis (eczema).
c.       Kedua tipe tersebut sangat bervariasi tergantung dari penyebab dan gejala yang terjadi.

Sesungguhnya penyakit ini tidak merupakan penyakit seumur hidup. Ia hanya akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman dan mengurangi penampilan diri. Kombinasi antara perawatan kesehatan mandiri dan pengobatan medis akan menghilangkan radang kulit.

·         Radang sendi.

sendi, osteoarthritis, adalah salah satu arthritis yang disebabkan oleh berkurangnya cartilage terutama di daerah persendian. Cartilage sendiri merupakan substansi protein yang menjadi semacam “oli” bagi tulang dan persendian. Ketika cartilage mengalami penurunan dalam jumlah, selanjutnya struktur tulang akan tergerus.

Penyakit ini sering menyerang mereka yang sudah berusia lanjut pada bagian sendi dan jemari. Persentase tertinggi bangsa yang paling banyak menderita radang sendi adalah:

a.       Jepang.
b.      Afrika Selatan.
c.       China bagian Selatan.

Penyebab radang sendi adalah bertambahnya kandungan air pada cartilage sehingga membuat jumlah proteinnya berkurang drastis.

Komplikasi yang mengikuti radang sendi adalah:

a.       Obesitas.
b.      Trauma yang berulang-ulang.
c.       Rasa nyeri pada tulang.
d.      Diabetes mellitus.
e.       Kelainan hormonal.

Macam radang kronik

a.       Radang Kronis Serosa.

Eksudat serosa menetap dalam tubuh, jumlah limfosit bervariasi, akibat jejas ringan.

missal : gelembung kulit akibat luka balar derajat ringan. juga sebagai radang permulaan dari permukaan serosa sperti pleura, peritoneum

b.      Radang Kronis Fibrotik.

Penyembuhan   fibrosis, limfosit bervariasi, jejas lebih berat, kenaikan permeabilitas, molekul besar ikut keluar ( fibrin )missal : karditis rehumatika akuta dengan perikanditis fibrinosa eksudat fibrin dihilangkan dengan fibrinolisis àpengangkutan debris oleh makrofagàresolution. tetapi bila fibrin tidak dihilangkan akan menstimuli pertumbuhan proliferasi fibroblast dan pembuluh darah jaringan parut dan terjadi perlekatan dan gangguan fungsi alat tubuh, missal : pericardium dan epikardium, pleura parietalis-visceralis, peritoneum parietal-viscerale.

c.       Radang Kronis Supuratif.

Resolusi dan drainase gagal, pus tertimbun, enkapsulasi fibrotik
pus : cairan kental, terdiri atau banyak sel-sel leukosit baik yang hidup/ yang mati dan jaringan nekrotik terutama yang dicairkan oleh jaringan-jaringan enzyme-enzym dari leukosit yang mati, seperti protease, peptidase, lipase dan fibrinolisin. disamping itu terdapat pula : cholesterol, letichin, lemak, sabun dll
ada organism tertentu yang menyebabkan suppurasi ( bacteri pyogenik ) : taphilococcus, basil gram, meningococcus, gonococcus, pneumococcus
pus : juga terbentuk akibat perlukaan bahan khemis tertentu, missal terpentin atau ag-nitrat

d.      Radang Granulomatosa.

Lesi proliferatif   kelompok sel epiteloid dikelilingi limfosit kadang dengan sel raksasa.

-          Suatu bentuk khusus radang kronik dimana didapatkan predominasi makrofag yang aktif dengan modifikasi gambar sel epiteloid.
-          Granuloma merupakan daerah fokal radang granulomatosa, yang terdiri atas agregasi makrofag yang bertransformasi menjadi sel seperti epitel, dikelilingi sebukan sel mononukleus terutama limfosit.

Pengobatan

Harus ingat bahwa peradangan merupakan bagian dari proses penyembuhan. Kadang-kadang mengurangi peradangan diperlukan, tetapi tidak selalu. Pengobatan dapat dengan obat anti-inflamasi, seperti ibuprofen, aspirin, atau kortikosteroid.

Memberikan es dengan membungkusnya dengan kain atau kantong es lalu diletakkan pada kulit di mana merupakan daerah inflamasi telah terbukti mengurangi peradangan. Atlet biasanya menggunakan pengobatan es untuk mengelola rasa sakit dan peradangan. Peradangan bisa berkurang lebih cepat jika beristirahat, menggunakan es kompres pada daerah yang terkena.


1 komentar:

  1. excessive back or a low again. high lower back seats have to be utilized in vehicles with out headrests, or with low seats, each to provide the kid with a secure place to relaxation his head, and to provide safety in opposition to "whiplash" in an twist of fate. For more ==== >>>>>> http://musclegainfast.com/max-testo-xl/

    BalasHapus