Pengertian
Peradangan
Peradangan adalah upaya tubuh untuk perlindungan
diri, tujuannya adalah untuk menghilangkan rangsangan berbahaya, termasuk
sel-sel yang rusak, iritasi, atau patogen dan memulai proses penyembuhan. Kata
inflamasi berasal dari bahasa Latin "inflammo", yang berarti
"Saya dibakar, saya menyalakan".
Peradangan adalah bagian dari respon kekebalan
tubuh. Ketika sesuatu yang berbahaya atau menjengkelkan mempengaruhi bagian
dari tubuh kita, ada respon biologis untuk mencoba untuk menghapusnya,
tanda-tanda dan gejala peradangan, peradangan akut khusus, menunjukkan bahwa
tubuh sedang berusaha untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Peradangan tidak
berarti infeksi, bahkan ketika infeksi menyebabkan peradangan. Infeksi ini
disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur, sedangkan peradangan adalah respon
tubuh untuk itu.
Ketika terjadi luka, sel darah putih basofil dan dan
sel mast akan mengeluarkan senyawa kimia histamin yang menjadi respon awal
peradangan. Selain itu, mikroorganisme yang masuk ke dalam jaringan juga akan
mengeluarkan senyawa kimia yang memperkuat sinyal tersebut. Selain itu,
leukosit dan jaringan yang rusak juga akan menghasilkan prostaglandin yang
memicu pembesaran dan permeabilitas pembuluh darah. Prostaglandin juga akan
meningkatkan aliran darah lokal ke daerah terjadinya luka tersebut. Pembesaran
pembuluh darah dan peningkatan aliran darah akan meningkatkan jumlah faktor
pembekuan darah agar darah lekas membeku dan menghalangi mikroorganisme untuk menyebar
ke jaringan lain.
Jaringan yang luka akan mengeluarkan
zat kimia kemokin untuk mengundang sel-sel fagosit. Sel fagosit adalah sel yang
memiliki kemampuan memfagosit / menelan benda asing yang masuk ke dalam
jaringan tubuh. Peristiwa datangnya sel fagosit yang dipengaruhi oleh pelepasan
senyawa kimia merupakan contoh peristiwa kemotaksis.
Sel fagosit yang pertama datang
adalah neutrofil, merupakan sel darah putih yang paling banyak dalam darah.
Kemudian diikuti oleh monosit yang akan berkembang menjadi makrofag, sel
fagosit yang paling besar. Sel-sel tersebut akan menelan mikroorganisme yang
masuk ke dalam tubuh serta mencernanya dengan enzim yang terdapat pada lisosom.
Walaupun jumlah neutrofil lebih banyak, namun kinerja dari makrofag terbukti lebih
bagus dalam mencerna mikroorganisme yang menginveksi.
Inveksi yang parah juga dapat memicu
meningkatnya suhu tubuh yang penting dalam respon peradangan tersebut. Suhu
tubuh yang sangat tinggi memang berbahaya bagi manusia, namun peningkatan suhu
yang terkontrol dapat membantu tubuh dalam melawan mikroorganisme yang
menyerang. Beberapa mikroorganisme tidak dapat bertahan hidup menghadapi suhu
yang agak tinggi. Selain itu, suhu yang meningkat akan meningkatkan laju
metabolisme tubuh uantuk mempercepat proses penyembuhan.
Warna kemerahan pada radang tercipta
karena banyaknya darah yang mengalir di daerah tersebut. Pembuluh arteri akan
dibesarkan sedangkan vena akan dikecilkan untuk menghambat darah keluar dari
daerah tersebut. Darah yang terhambat memiliki tekanan tinggi sehingga memicu
cairan keluar dari pembuluh darah dan tertimbun dalam jaringan, peristiwa yang
disebut edema. Tertimbunnya cairan ini akan membuat jaringan tersebut membesar
dan nampak kencang.
Radang seringkali disertai dengan
munculnya nanah yang muncul sedikit demi sedikit, yang dibungkus dalam kantung
jaringan tipis. Nanah sebenarnya merupakan gabungan dari mikroorganisme,
sel-sel fagosit yang telah mati, protein, dan cairan tubuh yang tertimbun. Bila
dibiarkan, nanah tersebut akan diserap oleh tubuh dan tidak menimbulkan bahaya
apapun.
Penyebab
Peradangan
Peradangan akut
yaitu mulai dengan cepat (rapid onset) dan dengan cepat menjadi parah.
Tanda dan gejala hanya hadir selama beberapa hari, namun dalam beberapa kasus
dapat bertahan selama beberapa minggu.
Contoh penyakit, kondisi, dan situasi yang dapat menyebabkan peradangan akut meliputi: penyakit bronkitis akut, usus buntu akut, tonsilitis akut, infeksi meningitis akut, sinusitis akut, tumbuh kuku terinfeksi, sakit tenggorokan dari pilek atau flu, goresan/luka di kulit, latihan sangat intens, atau pukulan.
Peradangan kronik berarti peradangan jangka panjang, yang dapat berlangsung selama beberapa bulan dan bahkan bertahun-tahun. Hal ini dapat hasil dari:
Contoh penyakit, kondisi, dan situasi yang dapat menyebabkan peradangan akut meliputi: penyakit bronkitis akut, usus buntu akut, tonsilitis akut, infeksi meningitis akut, sinusitis akut, tumbuh kuku terinfeksi, sakit tenggorokan dari pilek atau flu, goresan/luka di kulit, latihan sangat intens, atau pukulan.
Peradangan kronik berarti peradangan jangka panjang, yang dapat berlangsung selama beberapa bulan dan bahkan bertahun-tahun. Hal ini dapat hasil dari:
·
Kegagalan untuk menghilangkan apa pun
yang menyebabkan peradangan akut.
·
Sebuah respon autoimun terhadap antigen
diri sendiri (sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat).
·
Sebuah iritasi kronik intensitas rendah
yang bertahan.
Contoh penyakit dan kondisi dengan peradangan kronis
meliputi: asma, ulkus peptikum kronik, TB, rheumatoid arthritis, periodontitis
kronik, ulcerative colitis dan penyakit Crohn , sinusitis kronik, dan masih
banyak lagi.
Gejala
Peradangan
Radang kadang-kadang dapat menimbulkan gejala
systemic misalnya :
·
Ever/demam.
Yang merupakan akibat dari pelepasan zat pirogen
endogen yang berasal dari neutrofil dan makrofag. Selanjutnya zat tersebut akan
memacu pusat pengendali suhu tubuh yang ada dihypothalamus.
disebabkan :
a.
Bacteriamia.
b.
efek prostaglandin E 2.
c.
karena lepasnya endotoksin bakteri yang disebut
interleukin-1 ( IL-1).
·
Perubahan hematologis.
Rangsangan yang berasal dari pusat peradangan
mempengaruhi proses maturasi dan pengeluaran leukosit dari sumsum tulang yang
mengakibatkan kenaikan suatu jenis leukosit, kenaikan ini disebut leukositosis.
Perubahan protein darah tertentu juga terjadi bersamaan dengan perubahan apa
yang dinamakan laju endap darah.
·
Gejala konstitusional.
Pada cedera yang hebat, terjadi perubahan
metabolisme dan endokrin yang menyolok. Akhirnya reaksi peradangan local sering
diiringi oleh berbagai gejala konstitusional yang berupa malaise, anoreksia
atau tidak ada nafsu makan dan ketidakmampuan melakukan sesuatu yang beratnya
berbeda-beda bahkan sampai tidak berdaya melakukan apapun.
·
Leukositosis.
Jumlah leukosit dalam darah bertambah,
kadang-kadang sangat banyak bisa 50.000 per mm3 . tidak semua radang
member leukositosis, misalnya :
a. lymkphositosis : infections mononucleosis, batuk rejan,
mumps.
b. eosinofilia : terutama penyakit alergi seperti :
asthma, bronchiale, hay-fever, infeksi parasit.
c. leucopenia : jumlah lekosit , dari pada normal. missal
: infeksi karena virus atau salmonella.
·
lain-lain seperti : pusing, malise, tidak nafsu
makan, berat badan berkurang.
Terdapat lima tanda-tanda peradangan akut:
·
Nyeri .
Daerah
yang meradang cenderung nyeri, terutama ketika disentuh. Daerah inflamasi
menjadi lebih sensitive.
·
Kemerahan.
Karena
kapiler yang diisi dengan lebih banyak darah dari biasanya.
·
Immobilitas.
Mungkin
ada hilangnya beberapa fungsi, seperti tidak bergerak.
·
Pembengkakan.
Disebabkan
oleh akumulasi cairan.
·
Panas .
Banyak
darah di daerah yang terkena membuatnya terasa panas saat disentuh.
Ada juga lima tanda klasik dari peradangan. Berikut
istilah latin yang telah dipakai selama 2000 tahun:
·
Dolor
- istilah Latin untuk "sakit".
·
Kalor - istilah Latin
untuk "panas".
·
Rubor - dalam bahasa
Latin berarti "kemerahan".
·
Tumor
- istilah Latin untuk “bengkak”.
·
Functio laesa
- dalam bahasa Latin berarti "fungsi cedera", yang juga bisa berarti
hilangnya fungsi.
Bila diringkas, peristiwa
yang terjadi dalam respon peradangan adalah sebagai berikut.
·
Jaringan rusak menimbulkan inveksi
mikroorganisme.
·
Basofil dan sel mast akan menghasilkan
histamin sebagai awal respon peradangan.
·
Limfosit lain dan jaringan yang rusak
menghasilkan prostaglandin yang akan membesarkan dan meningkatkan permeabilitas
pembuluh darah
·
Jaringan yang luka akan menghasilkan zat
kimia kemokin untuk memanggil sel fagosit.
·
Sel fagosit memakan mikroorganisme yang
menginveksi.
·
Muncul nanah yang merupakan
mikroorganieme mati, limfosit mati, protein, dan cairan tubuh.
·
Cairan tubuh yang tertimbun dalam
jaringan akan menghasilkan pembengkakan.
Sebab-sebab
peradangan
Berbagai macam agen dapat mengakibatkan peradangan,
yaitu :
·
Fisik ( Trauma, Panas atau dingin,
Radiasi ).
·
Kimia (histamine, bradikinin, serotonin,
leukotrien, dan prostaglandin).
·
Infeksi ( Bakteri, Virus dan Parasit ).
·
Imun (Reaksi antigen-antibodi, Reaksi
yang diperantarai sel).
Reaksi
Sel Radang
Leukositosis ini disebabkan karena produksi sumsum tulang meningkat, sehingga jumlahnya dalam darah cukup untuk emigrasi pada waktu terjadi cedera atau radang. Karena itu banyak leukosit yang masih muda dalam darah, dalam pemeriksaan laboratorium dikatakan pergeseran ke kiri
Jenis-Jenis Leukosit Dan Masing-Masing Fungsinya Dalam Peradangan
Leukosit yang bersirkulasi dalam aliran darah dan emigrasi ke dalam eksudat peradangan berasal dari sumsum tulang, di mana tidak saja leukosit tetapi juga sel-sel darah merah dan trombosit dihasilkan secara terus memenerus.Dalam keadaan normal, di dalam sumsum tulang dapat ditemukan banyak sekali leukosit yang belum matang dari berbagai jenis dan “pool” leukosit matang yang ditahan sebagai cadangan untuk dilepaskan ke dalam sirkulasi darah. Jumlah tiap jenis leukosit yang bersirkulasi dalam darah perifer dibatasi dengan ketat tetapi diubah “sesuai kebutuhan” jika timbul proses peradangan. Artinya, dengan rangsangan respon peradangan, sinyal umpan balik pada sumsum tulang mengubah laju produksi dan pengeluaran satu jenis leukosit atau lebih ke dalam aliran darah.
·
Granulosit.
Terdiri dari : neutrofil, eosinofil, dan basofil.
Dua jenis leukosit lain ialah monosit dan
limposit, tidak mengandung banyak granula dalam sitoplasmanya.
a.
Neutrofil.
Sel-sel pertama yang timbul dalam jumlah besar di
dalam eksudat pada jamjam pertama peradangan adalah neutrofil.Inti dari sel ini berlobus tidak
teratur atau polimorf. Karena itu sel-sel ini disebut neutrofil
polimorfonuklear (pmn) atau “pool”. Sel-sel ini memiliki urutan perkembangan di
dalam sumsum tulang, perkembangan ini kira-kira memerlukan 2 minggu. Bila
mereka dilepaskan ke dalam sirkulasi darah, waktu paruhnya dalam sirkulasi
kira-kira 6 jam. Per millimeter kubik darah terdapat kira-kira 5000 neutrofil,
kira-kira 100 kali dari jumlah ini tertahan dalam sumsum tulang sebagai bentuk
matang yang siap untuk dikeluarkan bila ada sinyal.
Granula yang banyak sekali terlihat dalam
sitoplasma neutrofil sebenarnya merupakan paket-paket enzim yang terikat
membran yaitu lisosom, yang dihasilkan selama pematangan sel. Jadi neutrofil
pmn yang matang adalah kantong yang mengandung banyak enzim dan
partikel-partikel antimicrobial.
Neutrofil pmn mampu bergerak aktif dan mampu
menelan berbagai zat dengan proses yang disebut fagositosis. Proses fagositosis
dibantu oleh zat-zat tertentu yang melapisi obyek untuk dicernakan dan
membuatnya lebih mudah dimasukkan oleh leukosit. Zat ini dinamakan opsonin.
Setelah mencernakan partikel dan memasukkannya ke dalam sitoplasma dalam
vakuola fagositosis atau fagosom, tugas berikutnya dari leukosit adalah
mematikan partikel itu jika partikel itu agen microbial yang hidup, dan
mencernakannya. Mematikan agen-agen yang hidup itu diselesaikan melalui
berbagai cara yaitu perubahan pH dalam sel setelah fagositosis, melepaskan
zat-zat anti bakteri. Pencernaan partikel yang terkena fagositosis itu umumnya
diselesaikan di dalam vakuola dengan penyatuan lisosom dengan fagosom.
Enzim-enzim pencernaan yang sebelumnya tidak aktif sekarang diaktifkan di dalam
fagolisosom, mengakibatkan pencernaan obyek secara enzimatik.
b.
Eosinofil.
Merupakan jenis granulosit lain yang dapat
ditemukan dalam eksudat peradangan, walaupun dalam jumlah yang lebih kecil.
Eosinofil secara fungsional akan memberikan respon terhadap rangsang kemotaksis
khas tertentu yang ditimbulkan pada perkembangan allergis dan mereka mengandung
enzim-enzim yang mampu menetralkan efek-efek mediator peradangan tertentu yang
dilepaskan dalam reaksi peradangan semacam itu.
c.
Basofil.
Berasal dari sumsum tulang yang juga disebut mast
sel/basofil jaringan. Granula dari jenis sel ini mengandung berbagai enzim,
heparin, dan histamin. Basofil akan memberikan respon terhadap sinyal
kemotaksis yang dilepaskan dalam perjalanan reaksi immunologis tertentu. Dan
basofil biasanya terdapat dalam jumlah yang sangat kecil dalam eksudat.
Basofil darah dan mast sel jaringan dirangsang
untuk melepas granulanya pada berbagai keadaan cedera, termasuk reaksi
immunologis maupun reaksi non spesifik.Dalam
kenyataannya mast sel adalah sumber utama histamin pada reaksi peradangan.
·
Monosit.
Adalah bentuk leukosit yang penting. Pada reaksi
peradangan monosit akan bermigrasi, tetapi jumlahnya lebih sedikit dan
kecepatannya lebih lambat. Karena itu, pada jam jam pertama peradangan relative
sedikit terdapat monosit dalasn eksudat. Namun makin lama akan makin bertambah
adanya monosit dalam eksudat. Sel yang sama yang dalam aliran darah disebut
monosit, kalau terdapat dalam eksudat disebut makrofag. Ternyata, jenis sel
yang sama ditemukan dalam jumlah kecil melalui jaringan penyambung tubuh
walaupun tanpa peradangan yang jelas. Makrofag yang terdapat dalam jaringan
penyambung ini disebut histiosit. Dengan banyak hal fungsi makrofag sangat
mirip dengan fungsi neutrofil pmn. dimana makrofag akan bergerak secara aktif
yang memberi respon terhadap stimulasi kemotaksis, fagosit aktif dan mampu
mematikan serta mencernakan berbagal agen. Ada perbedaan penting antara
makrofag dan neutrofil, dimana siklus kehidupan makrofag lebih panjang, dapat
bertahan berminggu-minngu atau bahkan berbulan-bulan dalam jaringan dibanding
dengan neutrofil yang berumur pendek. Selain itu waktu monosit memasuki aliran
darah dari sumsum tulang dan waktu memasuki jaringan dari aliran darah, ia belum
matang betul seperti halnya neutrofil. Karena neutrofil dalam jaringan dan
aliran darah sudah mengalami pematangan (sudah matang), sehingga ia tidak mampu
melakukan pembelahan sel dan juga tidak mampu melakukan sintesis enzim-enzim
pencenna.
Pada monosit dapat dirangsang untuk membelah dalam jaringan, dan
mereka mampu memberi respon terhadap keadaan lokal dengan mensintesis sejumlah
enzim intrasel.
Kemampuan untuk menjalani “on the.job
training”, ini adalah suatu sifat makrofag yang vital, khususnya pada
reaksireaksi immunologis tertentu. Selain itu makrofag-makrofag dapat mengalami
perubahan bentuk, selama mengalami perubahan itu, mereka menghasilkan seI-se1
secara tradisional disebut sel epiteloid. Makrofag juga mampu bergabung
membentuk sel raksasa berinti banyak disebut giant cell.
Walaupun makrofag merupakan komponen penting dalam
eksudat namun mereka tersebar secara luas dalam tubuh, dalam keadaan normal dan
disebut sebagai system reticuloendotelial atau RES (Reticulo Endotelial
System), yang mempunyai sifat fagositosis, termasuk juga dalam hati, sel
tersebut dikenal sebagai sel kupffer. Fungsi utama makrofag sebagai pembersih
dalam darah ataupun seluruh jaringan tubuh.Fungsi RES yang sehari-hari penting
menyangkut pemrosesan haemoglobin sel darah merah yang sudah mencapai akhir
masa hidupnya. Sel-sel ini mampu memecah Hb menjadi suatu zat yang mengandung
besi dan zat yang tidak mengandung besi.
Besinya dipakai kembali dalam tubuh
untuk pembuatan sel-sel darah merah lain dalam sumsum tulang dan zat yang tidak
mengandung besi dikenal sebagai bilirubin, di bawa ke dalam aliran darah ke
hati, dimana hepatosit mengekstrak bilirubin dari aliran darah dan
mengeluarkannya sebagai bagian dari empedu.
·
Limposit.
Umumnya terdapat dalam eksudat hanya dalam jumlah yang
sangat kecil,meskipu eksudat sudah lama terbentuk yaitu sampai reaksi-reaksi
peradangan menjadi kronis.
Macam-macam
Peradangan
Macam-macam radang yang sering terjadi, yaitu:
·
Radang Tenggorokan.
Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri di
tenggorokan sehingga si penderita susah sekali saat menelan makanan. Radang
tenggorokan atau faringitis akut sering diikuti dengan gejala flu seperti
demam, sakit kepala, pilek, dan batuk. Disebarkan oleh virus EBV atau kuman
Strep.
Pyogenes, radang tenggorokan mudah dikenali dengan
memeriksakannya ke dokter THT. Jika daerah faring ditemukan peradangan dengan
tanda berupa kemerahan serta terjadi pembesaran pada kelenjar limfe regional di
sekitarnya, bisa dikatakan orang tersebut menderita radang tenggorokan. Pada
kasus yang sudah berat, di tenggorokan akan dijumpai nanah atau eksudat.
Dalam beberapa kejadian, penyakit radang
tenggorokan tidak bersifat serius. Sebagian besar penderita akan sembuh setelah
tiga sampai dengan sepuluh hari tanpa terapi yang biasanya menimbulkan rasa
sakit yang luar biasa.
Memang masalah utama seorang penderita radang
tenggorokan adalah rasa tidak nyaman dan tidak bisa bernapas secara wajar.
Untuk radang tenggorokan yang disebabkan oleh
bakteri streptococcal, antibiotik bisa diberikan kepada si pasien agar
komplikasi seperti demam rematik bisa dihindari. Jika hal ini tidak segera
ditangani, ancaman diptheria mengintai kesehatan si penderita.
Gejala-gejala seorang penderita radang
tenggorokan:
a.
Bengkak, berwarna merah pada tenggorokan.
b.
Susah berbicara, menelan, dan bernapas.
c.
Biasanya terjadi benjolan di sekitar leher.
d.
Demam tinggi.
e.
Sakit kepala yang luar biasa.
f.
Telinga pekak.
Perawatan yang harus dilakukan adalah memberi si
penderita dengan aspirin. Selain itu berikan air panas yang telah ditambahi satu
sendok makan garam. Ini akan mengurangi rasa sakit akibat radang tenggorokan.Patut diingat, pemberian antibiotik
hanya boleh dilakukan pada penderita radang tenggorokan akibat bakteri.
Obat-obatan tersebut efektif membunuh bakteri tapi tidak menghilangkan virus.Hal lain yang dapat mengurangi risiko
terkena radang tenggorokan adalah tidak merokok dan mengonsumsi minuman
beralkohol.
·
Radang Usus Buntu.
Radang usus buntu merupakan peradangan pada usus
buntu, yaitu sebuah usus kecil yang berbentuk jari yang melekat pada usus besar
di sebelah kanan bawah rongga perut. Usus buntu yang mengalami peradangan
kadang-kadang pecah terbuka, yang menyebabkan peradangan selaput
perut(peritonitis).
Peradangan selaput perut adalah peradangan yang
gawat dan mendadak pada selaput yang melapisi dinding dalam rongga perut atau
pada kantong yang membungkus usus.
Peradangan ini terjadi kalau usus lainnya
pecah atau robek.
Penyebab umum adalah:
Adanya benda kecil atau keras (faecaliths) yang
berada di appendix dan tidak bisa keluar.
Tanda-tanda appendicitis:
a.
Tanda yang utama ialah keluha nyeri yang menetap pada
perut dan semakin lama semakin memburuk.
b.
Rasa nyeri mulai terjadi di sekitar pusar, tetapi
segera nyeri tersebut berpindah kesisi kanan bawah.
c.
Mungkin selera makan menghilang, muntah, sembelit atau
terdapat panas yang ringan.
·
Radang Kulit.
Radang kulit, dermatitis, merupakan suatu gejala
pada kulit saat jaringan terinfeksi oleh bakteri atau virus.
Ada beberapa tipe radang kulit, yaitu:
a.
sebhorrheic dermatitits.
b.
atopic dermatitis (eczema).
c.
Kedua tipe tersebut sangat bervariasi tergantung dari
penyebab dan gejala yang terjadi.
Sesungguhnya penyakit ini tidak merupakan penyakit
seumur hidup. Ia hanya akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman dan mengurangi
penampilan diri. Kombinasi antara perawatan kesehatan mandiri dan pengobatan
medis akan menghilangkan radang kulit.
·
Radang sendi.
sendi, osteoarthritis, adalah salah satu arthritis
yang disebabkan oleh berkurangnya cartilage terutama di daerah persendian.
Cartilage sendiri merupakan substansi protein yang menjadi semacam “oli” bagi
tulang dan persendian. Ketika cartilage mengalami penurunan dalam jumlah,
selanjutnya struktur tulang akan tergerus.
Penyakit ini sering menyerang mereka yang sudah
berusia lanjut pada bagian sendi dan jemari. Persentase tertinggi bangsa yang
paling banyak menderita radang sendi adalah:
a.
Jepang.
b.
Afrika Selatan.
c.
China bagian Selatan.
Penyebab radang sendi adalah bertambahnya
kandungan air pada cartilage sehingga membuat jumlah proteinnya berkurang
drastis.
Komplikasi yang mengikuti radang sendi adalah:
a.
Obesitas.
b.
Trauma yang berulang-ulang.
c.
Rasa nyeri pada tulang.
d.
Diabetes mellitus.
e.
Kelainan hormonal.
Macam radang kronik
a.
Radang Kronis Serosa.
Eksudat serosa menetap dalam tubuh, jumlah
limfosit bervariasi, akibat jejas ringan.
missal : gelembung kulit akibat luka balar
derajat ringan. juga sebagai radang permulaan dari permukaan serosa sperti
pleura, peritoneum
b.
Radang Kronis Fibrotik.
Penyembuhan fibrosis, limfosit
bervariasi, jejas lebih berat, kenaikan permeabilitas, molekul besar ikut
keluar ( fibrin )missal : karditis rehumatika akuta dengan perikanditis
fibrinosa eksudat fibrin dihilangkan dengan fibrinolisis àpengangkutan debris
oleh makrofagàresolution. tetapi bila fibrin tidak dihilangkan akan menstimuli
pertumbuhan proliferasi fibroblast dan pembuluh darah jaringan parut dan
terjadi perlekatan dan gangguan fungsi alat tubuh, missal : pericardium dan
epikardium, pleura parietalis-visceralis, peritoneum parietal-viscerale.
c.
Radang Kronis Supuratif.
Resolusi dan drainase gagal, pus tertimbun,
enkapsulasi fibrotik
pus : cairan kental, terdiri atau banyak sel-sel
leukosit baik yang hidup/ yang mati dan jaringan nekrotik terutama yang
dicairkan oleh jaringan-jaringan enzyme-enzym dari leukosit yang mati, seperti
protease, peptidase, lipase dan fibrinolisin. disamping itu terdapat pula :
cholesterol, letichin, lemak, sabun dll
ada organism tertentu yang menyebabkan suppurasi
( bacteri pyogenik ) : taphilococcus, basil gram, meningococcus, gonococcus,
pneumococcus
pus : juga terbentuk akibat perlukaan bahan
khemis tertentu, missal terpentin atau ag-nitrat
d.
Radang Granulomatosa.
Lesi proliferatif kelompok sel
epiteloid dikelilingi limfosit kadang dengan sel raksasa.
-
Suatu bentuk khusus radang kronik dimana didapatkan
predominasi makrofag yang aktif dengan modifikasi gambar sel epiteloid.
-
Granuloma merupakan daerah fokal radang granulomatosa,
yang terdiri atas agregasi makrofag yang bertransformasi menjadi sel seperti
epitel, dikelilingi sebukan sel mononukleus terutama limfosit.
Pengobatan
Memberikan es dengan membungkusnya dengan kain atau kantong es lalu diletakkan pada kulit di mana merupakan daerah inflamasi telah terbukti mengurangi peradangan. Atlet biasanya menggunakan pengobatan es untuk mengelola rasa sakit dan peradangan. Peradangan bisa berkurang lebih cepat jika beristirahat, menggunakan es kompres pada daerah yang terkena.
excessive back or a low again. high lower back seats have to be utilized in vehicles with out headrests, or with low seats, each to provide the kid with a secure place to relaxation his head, and to provide safety in opposition to "whiplash" in an twist of fate. For more ==== >>>>>> http://musclegainfast.com/max-testo-xl/
BalasHapus