Selasa, 22 November 2016

GANGGUAN KOMPONEN DARAH




Pengertian Komponen Darah

Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

Komponen darah :

a.       Plasma Darah (Bagian Cair Darah).

Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.

b.      Korpuskuler (Bagian Padat Darah).

Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:

·         Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.

Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf  atau berbentuk piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per miliketer kubiknya sebanyak 4,5 juta.

Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang beredar.

·         Sel Darah Putih (Leukosit).

Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.000-9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus).

Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura).

Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah.

·         Keping Darah (Trombosit).

Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang paling kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3 darah terdapat 200.000 – 300.000 butir keping darah. Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan apabila kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari.

Fungsi Komponen Darah

Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian padat darah).

a.       Plasma Darah (Bagian Cair Darah).

Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.

Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:

·         Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik.
·         Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibody.
·         Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah.

Skema susunan darah manusia, disebutkan bahwa plasma darah terdiri atas serum dan fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan berwarna kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.

b.      Korpuskuler (Bagian Padat Darah).

Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:

·         Sel Darah Merah (Eritrosit).

Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul yang mengikat oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%.

·         Sel Darah Putih (Leukosit).

Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah.

Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:

1.      Neutrofil.

Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri berkembang biak serta menghancurkannya.

2.      Eosinofil.

Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak. 

3.      Basofil.

Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti penggumpalan yang disebut heparin.

·         Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit).

1.      Limfosit.

Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya hampir bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.

2.      Monosit.

Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit.

·         Keping Darah (Trombosit).

Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen untuk membuat fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.

Kelainan Komponen darah

Komponen darah dalam tubuh manusia dalam menjalankan tugasnya terkadang mengalami gangguan yang dapat menghambat kinerja komponen itu sendiri. Berikut adalah beberapa gangguan dari komponen darah :

a.       Eritrosit.

·         Polisitemia.

Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang.Polisitemia adalah suatu kondisi yang jarang terjadi di mana tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah merah. Ada dua jenis utama polisitemia: polisitemia vera dan polisitemia sekunder. Penyebab, gejala, dan perawatan dari dua kondisi yang berbeda-beda. Polisitemia Vera lebih serius dan dapat mengakibatkan komplikasi kritis lebih dari polisitemia sekunder. Sel darah tubuh diproduksi di sumsum tulang ditemukan di beberapa tulang, seperti tulang paha.

Biasanya produksi sel darah diatur oleh tubuh sehingga jumlah sel darah baru dibuat untuk menggantikan sel-sel darah yang lama karena mereka mati. Dalam polisitemia, proses ini tidak normal karena berbagai penyebab dan menghasilkan terlalu banyak sel darah merah dan kadang-kadang sel-sel darah lainnya. Hal ini menyebabkan penebalan darah.

·         Anemia.

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin protein pembawa oksigen dalam sel darah merah berada di bawah normal.

Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1.      Menurunnya kualitas serta kuantitas hemoglobin sel darah merah karena kekurangan zat besi (Fe).
2.      Kerusakan  sel darah merah.
3.      Adanya  zat-zat penghambat penyerapan zat besi, seperti asam fitat, asam  oksalat dan tannin.
4.      Gangguan-gangguan  secara fisik.
5.      Kemungkinan terdapatnya parasit di dalam tubuh.

·         Leukosit.

1.       Leukimia.

Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon sel leukimia.

Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak. Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut.

Leukimia merupakan keganasan hemopoietik yang mengakibatkan proliferasi klon yang abnormal dan sel bakal mengalami transformasi leukimia, terjadi kelainan pada diferensiasi dan pertumbuhan dari sel limfoid dan mieloid.

2.       Leukopenia.

Leukopenia adalah penyakit sekunder yang merupakan suatu keadaan penurunan jumlah sel darah, dimana terjadi bila  total leukosit pada pembuluh darah peripheral turun di bawah angka minimum normal untuk setiap spesies-spesies tertentu. Jumlah normal leukosit pada anjing adalah 6,0–17,0 x 10³ sel/mm³. Keadaan penurunan sel darah ini merupakan kejadian yang umum menyertai berbagai macam penyakit pada hewan peliharaan. Penyebabnya pun bisa bermacam macam, bisa virus, maupun karena bakteri.

·         Trombosit.

1.       Trombositosis.

Trombositosis adalah gangguan di mana tubuh memproduksi terlalu banyak platelet (trombosit), yang memainkan peranan penting dalam pembekuan darah. Kelainan ini disebut trombositosis reaktif ketika disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya, misalnya infeksi.

Trombositosis juga dapat disebabkan oleh penyakit darah dan sumsum tulang. Bila disebabkan oleh gangguan sumsum tulang, trombositosis disebut trombositosis otonom, primer, esensial trombositosis, atau esensial trombositemia.

Trombositosis reaktif jarang menyebabkan gejala. Tanda dan gejala yang timbul seringkali berhubungan dengan kondisi yang mendasarinya. Jika gejala trombositosis reaktif memang terjadi, mereka mungkin termasuk :

a.       Sakit kepala.
b.      Pusing.
c.       Nyeri dada.
d.      Rasa lemah.
e.       Pingsan.
f.       Perubahan pandangan/visi mata (sementara).
g.      Mati rasa atau kesemutan pada tangan dan kaki.

2.       Trombositopenia.

Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit yang merupakan bagian dari pembekuan darah.Pada orang normal jumlah trombosit di dalam sirkulasi berkisar antara 150.000-450000/ul, rata-rata berumur 7-10 hari kira-kira 1/3dari jumlah trombosit di dalam sirkulasi darah mengalami penghancuran di dalam limpa oleh karena itu untuk mempertahankan jumlah trombosit supaya tetap normal di produksi 150.000-450000sel trombosit per hari. Jika jumlah trombosit kurang dari 30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun biasanya gangguan baru  timbul jika jumlah trombosit mencapai kurangdari 10.000/mL.

Trombositopenia dapat bersifat kongenital atau di dapat, dan terjadi akibat penurunan reproduksi trombosit, seperti pada anemia aplastik, mielofibrosis,terapi radiasi atau leukimia, peningkatan penghancuran trombosit, seperti pada infeksi tertentu ; toksisitas obat,atau koagulasi intravaskuler, diseminasi distribusi abnormal atau sekuestrasi pada limpa,atau trombositopenia dilusional setelah hemoragi atau tranfusi sel darah merah.

3.       Hemofilia.

Hemofilia adalah kelainan perdarahan yang disebabkan adanya kekurangan salah satu faktor pembekuan darah. Hemofilia terdiri dari 2 jenis dan seringkali disebut dengan “The Royal Diseases” atau penyakit kerajaan. Untuk kewaspadaan medis, penderita hemofilia harus mengenak gelang atau kalung penanda hemofilia.

Hemolia adalah penyakit gangguan pembekuan darah dan diturunkan oleh melalui kromosom X. Penyakit ini ditandai dengan perdarahan spontan yang berat dan kelainan seni yang nyeri dan menahun. Hemofilia lebih banyak terjadi pada laki-laki, karena mereka hanya mempunyai satu kromosom X. Sedangkan perempuan umumnya menjadi pembawa sifat (carrier). Namun perempuan bisa juga menderita hemofilia jika pria hemofilia menikah dengan wanita carrier hemofilia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar