Kamis, 17 November 2016

ANATOMI FISIOLOGI HORMON



Pengertian Hormon

Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol.Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.

Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:

·         Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual.
·         Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi.
·         Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.

Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh.

Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.

Organ  Penghasil Hormon dan Hormon yang di Hasilkan

1.      Kelenjar Hipofisis (Pituitari).

Kelenjar hipofisis terletak di dalam lekukan tulang sela tursika di bagian tengah tulang baji. Hipofisis merupakan kelenjar buntu terbesar. Ukuran kelenjar tersebut kira-kira sebesar kacang dan terdiri atas tiga lobi.

a.       Lobi Depart (Lobi Anterio.

Bagian lobi depan menghasilkan bermacam-macam hormon pengatur beberapa hormon lain, antara lain sebagai berikut:

·         Somatotrop Hormone (STH).

Somatotrop Hormone (STH) disebut juga hormon pertumbuhan yang bekerja menstimulasi pertumbuhan tubuh, terutama cakra epifisis dari tulang pipa. Kelebihan hormon tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika kelebihan tersebut terjadi pada saat seseorang tidak tumbuh lagi maka akan menyebabkan penebalan pada tulang wajah, tengkorak, Langan, dan kaki yang disebut akromegali. Kekurangan hormon tersebut dapat menyebabkan tubuh menjadi kerdil (katai).

·         Luteotropic Hormone (LTH).

Luteotropic Hormone (LTH) disebut juga hormon prolaktin atau laktogen yang berfungsi untuk merangsang kelenjar susu untuk mensekresikan susu.

·         Thyroid Stimulating Hormone (TSH).

Thyroid Stimulating Hormone (TSH) disebut juga hormon teotrop yang berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar timid.

·         Adrenocorticotropic Hormone (ACTH).

Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) disebut juga hormon adrenotropin yang berfungsi untuk merangsang dan mengendalikan inkresi kelenjar korteks adrenal.

·         Gonadotropic Hormone.

Gonadotropic Hormone disebut juga hormon kelenjar kelamin. Hormon tersebut terdiri atas sebagai berikut:

-          Folide Stimulating Hormone (FSH), , merangsang pertumbuhan dan pernatangan folikel. Folikel dalah sebuah gelembung kecil yang berisi ovum.

-          Luteinizing Hormone (LH), menyebabkan folikel yang telah matang pecah dan ovum keluar. Peristiwa itu disebut ovulasi. LH menyebabkan pula folikel yang telah pecah berubah menjadi korpus leteum yang menghasilkan hormon progesteron dan estrogen.


Pada laki-laki, FSH dan LH mengatur pembentukan hormon testosteron.

b.      Lobi Tengah (Lobi Intermedia).

Pada manusia, bagian lobi tengah mengalami kemunduran (rudimenter) dan fungsi hormon yang dihasilkan belum jelas. Pada katak, bagian lobi tengah menghasilkan Melanocyte Stimu¬lating Hormone (MSH) atau intermedin. Hormon tersebut berperan dalam mengatur perubahan warns kulit, yaitu dengan mengatur penyebaran pigmen melanin pads sel-sel melanofora kulit.

c.       Lobi Belakang (Lobi Posterior).
Lobi belakang menghasilkan beberapa macam hormon, yaitu vasopresin (ADH), pretesin, dan oksitosin. Vasopresin dan pretesin berfungsi untuk mempengaruhi tekanan darah, sedangkan oksitosin berperan dalam membantu proses kelahiran.

Kelenjar hipofisis wring juga disebut sebagai master of glands karena mampu menghasilkan bermacam-macam hormon yang mempengaruhi fungsi hormon-hormon lain. Untuk mempermudah memahami berbagai hormon yang dihasilkan hipofisis.

2.      Kelenjar Gondok (Kelenjar Tiroid).

Kelenjar gondok terdiri atas dua lobi. Letak kelenjar tersebut di kanan dan kiri trakea daerah faring. Hormon yang dihasilkan adalah tiroksin yang terbentuk dari asam amino tiroksin dan yodium.

Fungsi hormon tiroksin adalah mempengaruhi metabolisme sel serta mempengaruhipertumbuhan, perkembangan, dan diferenstast jaringan tubuh. Hormon tiroksin mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan kedewasaan. Kekurangan tiroksin (hipotiroidisme) pada masa kanak-kanak min pertumbuhan tubuh dan mentalnya terganggu (kretinisme). Anak umur 14-15 tahun tubuhnya pendek, perut buncit, dan mentalnya terbelakang sehingga is tidak dapat makan sendiri. Pada orang dewasa, hipotiroidisme tidak begitu serius akibatnya karena pertumbuhannya sudah selesai. Keadaan itu disebut miksedema.

Gejalanya adalah kecepatan metabolisme turun, lemak di bawah kulit bertambah, kulit menjadi kasar, dan kegiatan fisik maupun mental menjadi lamban. Kekurangan tiroksin dapat disebabkan oleh kekurangan unsur I (yodium) pada makanan. Biasanya kelenjar tiroid menjadi besar sebagai penyesuaian untuk memperoleh unsur yodium semaksimal mungkin, disebut gondok.

Kelebihan hormon tiroksin disebut hipertiroidisme yang akan menyebabkan morbus Basedowi, yaitu metabolisme meningkat, denyut jantung meningkat, gugup, emosional, pelupuk mata terbuka lebar, dan bola mata terbelalak (eksoftalmus).

3.      Kelenjar Anak Gondok (Kelenjar Paratiroid).

Kelenjar anak gondok terletak di permukaan belakang tiroid. Hormon yang dihasilkan adalah parathormon yang berfungsi dalam mengatur pemakaian ion Ca dan P pada jaringan. Kekurangan hormon tersebut dapat menyebabkan kekejangan otot (tetani).

4.      Kelenjar Timus.

Kelenjar tintus.merupakan tempat penimbunan hormon somatotrop. HoiIlion tersebut hanya berfungsi pada masa pertumbuhan saja.

5.      Kelenjar Anak Ginjal (Kelenjar Adrenal).

Terletak di atas ginjal dan terdiri atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla.

a.       Korteks menghasilkan hormon sebagai berikut.

·         Cortisol (Glucocorticoid), mengaktifkan norepinefrin menjadi epinefrin. Keduanya menyebabkan kenaikan kadar gula darah.

·         Aldosteron (Mineralocorticoid), berfungsi dalam absorpsi Na' dan penambahan ekskresi K oleh ginjal serta terjadi penambahan volum cairan ekstraseluler.

b.      Medulla menghasilkan hormon adrenalin yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, mempercepat denyut jantung, dan memobilisasi gula dari hati,otot.

6.      Kelenjar Langerhans (Pankreas).

Kelenjar langerhans menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Kekurangan hormon insulin dapat mengakibatkan kencing manis (diabetes mellitus).

7.      Kelenjar Usus dan Lambung.

Kelenjar duodenum menghasilkan hormon sekretin yang berfungsi merangsang pengeluaran getah pankreas dan hormon kolesistokinin yang berfungsi merangsang pengeluaran cairan empedu. Kelenjar lambung menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi merangsang pengeluaran getah lambung.

8.      Kelenjar Kelamin (Gonad).

Kelenjar kelamin mampu menghasilkan hormon dan sel-sel kelamin. 'Kelenjar kelamin tersebut dibedakan atas sebagai berikut.

a.       Kelenjar Kelamin Pria (Testis).

Menghasilkan hormon androgen dan sel sperma. Diantara hormon androgen yang terpenting adalah[testosterolliengan fungsi mempertahankan proses spermatogenesis dan menghambat sekresi LH oleh hipofisis.

b.      Kelenjar Kelamin Wanita (Ovarium).

Menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon yang meliputi sebagai berikut:

·         Estrogen dihasilkan oleh sel-sel folikel. Fungsi estrogen adalah menyebabkan ciri-ciri kelamin sekunder di awal masa remaja dan turut membantu dalam persiapan pembentukan endometrium untuk menerima embrio.

·         Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum, yaitu bekas folikel yang telah ditinggalkan ovum. Fungsi progesteron adalah menjagaT~balanendometrjgU menghambat produksi FSH oleh hipofisis, dan pada ibu yang habis bersalin, progesteron bersama laktogen berfungsi memperlancar produksi air susu.

Froses Fisiologi Hormon

1.      Hormon Testosteron.

Testosteron merupakan hormon penting yang berperan dalam pembentukan karakteristik seksual laki-laki dan perempuan. Meski memengaruhi pria dan wanita, testosteron memainkan peran yang jauh lebih besar pada pria dibandingkan wanita.

Testosteron memiliki banyak fungsi mulai dari pembentukan massa otot, memperkuat tulang, hingga untuk pematangan perkembangan alat reproduksi dan pertumbuhan janin. Berikut beberapa tahap pembentkan horomon testosteron:

a.       Hipotalamus.

Produksi testosteron dimulai di kelenjar hipotalamus yang terletak di daerah otak. Karena rangsangan tertentu seperti gairah seksual, tubuh akan mengaktifkan hipotalamus untuk mengeluarkan suatu zat yang disebut gonadotropin-releasing hormone (GnRH).

b.      Kelenjar Pituitari.

Setelah GnRH dirilis ke dalam aliran darah, pembuluh darah membawa hormon tersebut ke kelenjar pituitari. Di kelenjar pituitari, GnRH mengaktifkan kemampuan kelenjar pituitari untuk menghasilkan gonadotropin yang disebut follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone dan memasukkannya ke dalam aliran darah.

c.       Testis.

Setelah dalam aliran darah, follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone melakukan perjalanan baik ke testis laki-laki, atau indung telur perempuan. Dalam testis, hormon tersebut mengaktifkan sel-sel testis yang disebut sel Leydig untuk mensintesis kolesterol sebagai bahan dasar pembentuk hormon testosteron.

Testosteron kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah untuk melakukan tugas yang telah ditetapkan oleh hipotalamus.

d.      Ovarium.

Pada wanita, sejumlah kecil testosteron diproduksi oleh ovarium. Dalam proses ini, follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone mengaktifkan sel-sel thecal  ovarium. Sel-sel ini juga mampu mensintesis kolesterol dari tubuh menjadi testosteron.

e.       Kelenjar Adrenal.

Sejumlah kecil testosteron juga diproduksi dalam kelenjar adrenal. Hal ini dapat terjadi baik pada pria maupun wanita. Proses ini dilakukan dengan mengaktifkan sel-sel zona reticularis kelenjar adrenal untuk mensintesis kolesterol menjadi testosteron.

2.      Hormon Tiroid.

Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakea ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).

Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein pengikat plasma di serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia kurang kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit. (Guyton. 1997)

Proses pembentukan hormon tiroid adalah:

a.       Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah.

b.      Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang nantinya akan mensekresi hormon tiroid.

c.       Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim peroksidase dan hidrogen peroksidase.

d.      Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan hidrogen (H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium terhadap oksigen (O) pada cincin benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini dibantu oleh enzim iodinase agar lebih cepat.

e.       Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika teriodinasi oleh satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi diiodotirosin).

f.       Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika monoiodotirosin bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika dua diiodotirosin bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah harus dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein pengikat plasma dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar dari protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih mudah dilepas karena ikatannya lebih lemah. (Guyton. 1997)

3.      Hormon Adrenal.

Kortek adrenal mensintesis molekul steroid yang dipilah menjadi tiga kelompok hormon yaitu glukokortikoid, mineralkortikoid dan androgen dengan zona/lapisan penghasil yang berbeda-beda.

Seperti kita ketahui, kortek adrenal mempunyai 3 lapisan/zona yaitu :

a.       Zona glomerulosa à memproduksi hormon mineralkortikoid.
b.      Zona fasikulata à memproduksi hormon glukokortikoid (bersama dengan zona reticularis).
c.       Zona reticularis à memproduksi homon androgen.

Kolesterol, yang didapatkan dari makanan dan sintesis endogen adalah bahan untuk steroidogenesis. Uptake kolesterol dilakukan oleh LDL receptor. Dengan stimulasi dari ACTH, jumlah receptor LDL meningkat.

Di bawah ini, adalah skema jalanya sintesis dari hormon steroid adrenal.

Keterangan :

·         Sisntesis mineralkokrtikoid.

Pregnenolon diubah menjadi progesterone oleh dua buah enzim reticulum endoplasma halus yaitu 3β-hidroksisteroid dehidrogenase dan Δ5,4 isomerase. Progesterone mengalami hidroksilase pada posisi C21 untuk membentuk 11-deoksikotrikosteron, yang merupakan mineralkortikoid yang aktif (menahan ion Na+). Hidroksilase berikutnya, pada C11, menghasilkan kortikosteron. Enzim 18-hidroksilase bekerja pada kortikosteron membentuk 18 hidroksikortikosteron yang diubah menjadi aldosteron oleh konversi 18-alkohol menjadi aldehid.

·         Sintesis glukokortikoid.

Sintesis kortisol memerlukan tiga enzim hidroksilase yang bekerja secara berurutan pada posisi C17, C21, C11. Dua reaksi pertama berlangsung cepat , sementara hidroksilasi C11 berlangsung lambat. 17α-hidroksilase merupakan enzim reticulum endoplasma halus yang bekerja pada pregnenolon. 17α-hidroksiprogesteron mengalami hidroksilase pada posisi C21 oleh 21-hidroksilase hingga membentuk 11-deoksikortisol yang kemudian juga dihidroksilasi oleh 11β-hidroksilase pada posisi C11 untuk membentuk kortisol.

·         Sintesis androgen.

Hormon androgen yang utama yang dihasilkan oleh korteks adrenal adalah dehidroepiandrosteron (DHEA). DHEA sebenarnya adalah sebuah prehormon karena kerjanya 3β-OHSD dan Δ5,4 isomerase akan mengubah DHEA androgen yang lemah menjadi androstenedion yang lebih poten. Reduksi androstenesion pada posisi C17 mengakibatkan pembentukan testosterone.

Fungsi Hormon

Hormon
Yang menghasilkan
Fungsi
Aldosteron
Kelenjar adrenal
Membantu keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta membuang kalium
Antidiuretik(vasopresin)
Kelenjar Hipofisa
1.    Menyebabkan ginjal menahan air
2.    Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah
Kartikosteroid
Kelenjar adrenal memiliki efek yang luas diseluruh tubuh
1.    Anti peradangan
2.    Mempertahankan kadar gula darah,tekanan darah & kekuatan otot
3.    Membantu mengendalikan tekanan darah
Kartikotropin
Kelenjar Hipofisa
Mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh korteks adrenal
Eritropoietin
Ginjal
Merangsang pembentukan sel darah merah
Estrogen
Indung telur
Mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita
Glukagon
Pankreas
Meningkatkan kadar gula darah
Hormon pertumbuhan
Kelenjar Hipofisa
1.    1.Mengendalian pertumbuhan & perkembangan
2.    2. Mengendalian pertumbuhan & perkembangan
Insulin
Pankreas
1.     1.Menurunkan kadar gula darah
2.     2.Mempengaruhi metabolisme glukosa,protein & lemak di seluruh tubuh
LH (Luteinizing Hormone)

FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Kelenjar Hipofisa
1.    1.Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & smentum,pematangan sel telur,siklus menstruasi)
2.    2.Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara & bahkan mungkin sifat kepribadian
Oksitosin
Kelenjar Hipofisa
Menyebabkan kontraksi otot rahim & saluran susu di payudara
Hormon Paratiroid
Kelenjar Paratiroid
1.    1.Mengendalikan pembentukan tulang
2.    2.Mengendalikan pelepasan kalsium & fosfat progesteron indung telur
3.    3.Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yang telah dibuahi
4.    4.Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu
Polaktin
Kelenjar Hipofisa
Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu
Renin & angiotensin
Ginjal
Mengenalikan tekanan darah
Hormon Tiroid
Kelenjar Tiroid
Mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan metabolisme
TSH (Tyroid-Stimulating Hormone)
Kelenjar Hipofisa
Merangsang pembentukan & pelepasan kelenjar tiroid





Tidak ada komentar:

Posting Komentar