Pengertian
Komplemen
Komplemen adalah kumpulan sembilan protein plasma
(C1-C9) bukan antibodi yang diperlukan pada reaksi antigen-antibodi sehingga
terjadi kerusakan jaringan atau kematian mikroba serta lisis sel.
Komplemen adalah sebuah system yang
terdiri atas sejumlah protein yang berperan dalam pertahanan terhadap benda
asing, baik dalama system imun spesifik dan nonspesifik yang merupakan salah
satu system enzim serum yang berfungsi dalam inflamasi, opsonisasi dan lisis
membrna patogen. Terdapat 20 jenis protein yang diketahui berperan dalam system
komplemen.
Fungsi
Komplemen
Fungsi dari komplemen adalah:
a. Inflamasi.
Sebagai
langkah awal untuk menghancurkan benda asing dan mikroorganisme serta
membersihkan jaringan yang rusak.
Tubuh mengerahkan elemen-elemen system imun ke tempat benda asing dan mikroorganisme yang masuk ke tubuh atau jaringan yang rusak tersebut
Fagositosis merupakan komponen penting pada inflamasi.
Dalam inflamasi, ada 3 hal yang terjadi, yaitu:
1. Peningkatan
pasokan darah ke tempat benda asing dan mikrorganisme atau jaringan yang rusak.
2. Peningkatan
permeabilitas kapiler yang ditimbulkan oleh pengerutan sel endotel yang
memungkinkan molekul yang lebih besar seperti antibody dan fagosit bergerak
keluar pembuluh darah menuju ke tempat benda asing (diapedesis)
Mikrorganisme atau jaringan yang rusak.
Mikrorganisme atau jaringan yang rusak.
3. Peningkaan
permeabilitas vascular yang local terjadi atas pengaruh anafilatoksin (C3a,
C4a, C5a). aktivasi komplemen C3 dan C5 menghasilkan fragmen kecil C3a dan C5a yang
merupakan anafilatoksin yang dapat memacu degranulasi sel mast dan atau basofil
melepas histamine. Histamine yang dapat dilepas sel mast atas pengaruh
komplemen, meningkatkan permeabilitas vascular dan kontraksi otot polos dan
keluarnya plasma yang mengandung banyak antibody, opsonin dan kompnen komplomen
ke jaringan.
b. Kemokin.
Merupakan
molekul yang dapat menarik dan mengerahkan sel-sel fagosit. C3a, C5a dan C5-6-7
merupakan kemokin yang dapat mengerahkans sel-sel fagosit baik mononuclear
maupun polimorfonuklear ke tempat terjadi infeksi. C5a adalah kemoatraktan
untuk neutrofil yang juga merupakan anafilatoksin. Monosit yang masuk ke
jaringan menjadi makrofag, dan fagositosisnya diaktifkan opsonin dan antibody.
Makrofag yang diaktifkan melepas berbagai mediator yang ikut berperan dalam
reaksi inflamasi.
c. Fagositosis
– opsonin.
C3b
dan C4b mempunyai sifat opsonin. Opsonin adalah molekul yang dapat diikat
disatu pihak leh partikel (kuman) dan dilain pihak oleh reseptornya pada
fagosit sehingga memudahkan fagositosis bakteri atau sel lain. C3 yang banyak
diaktifkan pada aktivasi komplemen merupakan sumber opsonin utama (C3b).
Molekul C3b dalam bentuk inaktif (iC3b), juga berperan sebagai opsonin dalam
fagositosis oleh karena fagositosis juga memiliki reseptor untuk CiC3b.
IgG juga dapat berfungsi sebagai opsonin, bila berikatan dengan reseptor Fc pada permukaan fagosit. Oleh karena fagosit tidak memiliki reseptor Fc untuk IgM, opsonisasi yang dibantu konplemen merupakan hal yang sangat penting selama terjadi respon antibody primer yang didominasi IgM yang merupakan activator komponen poten. CRP juga berfungsi sebagai opsonin.
d. Adherens
Imun.
Adherens
Imun merupakan fenomena dari partikel antigen yang melekat pada berbagai
permukaan (mis: permukaan pembuluh darah), kemudian dilapis antibody dan
mengaktifkan komplemen. Akibatkan anigen akan mudah difagositosis. C3b
berfungsi dalam adherens imun tersebut.
e. Elimiasi
kompleks imun.
C3a
atau iC3b dapat diendapkan dipermukaan kompleks imun dan merangsang eleminasi
kompleks imun. Baik sel darah merah dan neutrofil memiliki CR1-R dan mengikat
C3b dan iC3b. C3 dan C4 ditemukan dalam kompleks imun yang larut dan diikat
oleh CR1-R pada sel darah merah yang mengangkutkan ke organ yang mengandung
banyak fixed fagosit seperti hati dan limpa. Melalui reseptor komplemen dan Fc,
fagosit-fagosit tersebut menyingkirkan dan menghancurkan kompleks imun dari sel
darah merah. Pada proses ini, sel darah sendiri tidak rusak.
Neutrofil dapat mengeliminasi kompleks imun kecil dalam sirkulasi. Bila antigen tidak larut yang diikat antibody dan dibentuk dalam darah atau jaringan tidak disingkirkan, akan memacu inflamasi dan dapat menimbulkan penyakit kompleks imun. Kompleks besar tidak larut sulit untuk disingkirkan dari jaringan; sejumlah besar C3 yang diaktifkan dapat melarutkan kompleks tersebut.
f. Lisis
osmotic bakteri.
Aktivasi
C3 (jalur alternative atau klasik) akan mengaktifkan bagian akhir dari kaskade
komponen komplemen C5-C9. Aktivasi komplemen yang erjadi dipermukaan sel
bakteri akan membentuk Membrane Attack Complex dan akhirnya menimbulkan lisis
osmotic sel atau bakteri. C5 dan C6 memiliki aktivasi enzim, yang memungkinkan
C7, C8 dan C9 memasuki membrane plasma dari sel sasaran.
g. Aktivitas
sitolitik.
Eosinofil
dan sel polimorfonuklear mempnyai reseptor untuk C3b dan IgG sehingga 3b dapat
meningkakan sitotoksisitas sel efektor Antibody Dependent Cell Mediated
Cytotoxicity (ADCC) yang kerjanya bergantung pada IgG. Disamping itu sel darah
merah yang diikat C3b dapat dihancurkan juga melalui kerusakan kontak. C8-9
merusak membrane membentuk saluran-saluran dalam membrane sel yang menimbulkan
lisis osmotic.
Mekanisme
Umum
Reaksi sistem
komplemen adalah cascade (berurutan) misalnya, suatu reaksi akan
mengaktifkan reaksi selanjutnya dan seterusnya.
Contoh:
Lima komponen
terakhir dalam reaksi sistem komplemen (C5-C9) akan membentuk kompleks protein
yang besar (membrane attack complex) yang dapat merusak membran sel sehingga
terjadi kebocoran pada membran sel yang dapat menyebabkan sitolisis (merupakan
mekanisme utama pembunuhan mikroorganisme tanpa fagositosis).
Jalur Pengaktifan Sistem Komplemen
Ada 3 macam
sistem komplemen berdasarkan cara pengaktifannya yaitu :
a. Jalur
Klasik.
Diaktifkan oleh adanya
kompleks antigen-antibodi atau agregat imunoglobulin.
Langkah-langkah :
1.
Pengikatan
C1q dengan salah satu bagian dari fragmen Fc dari suatu molekul IgG atau IgM.
2.
Pengaktifan
proenzim C1r menjadi enzim protease.
3. Protease mengaktifkan C1s, maka terbentuk enzim C1qrs
aktif.
4. Enzim C1qrs menjadi C4 dan C2 konvertase à C4a-C4b dan C2a-C2b.
5. C4b dan C2a membentuk kompleks C4bC2a dan menjadi C3
konvertase à C3a-C3b.
6. C4bC2a bergabung dengan C3b menjadi C4bC2aC3b yang
merupakan C5 konvertase à C5a-C5b.
b. Jalur
Alternatif.
Diaktifkan dengan adanya
protein komplemen tertentu yang terikat dengan mikroorganisne patogen.
Langkah-langkah :
1. C3 dalam darah bereaksi dengan dengan faktor B, faktor
D dan faktor P (properdin) pada permukaan sel patogen à C3a-C3b.
2. C3a berpartisipasi dalam proses inflamasi dan C3b
berfungsi untuk sitolisis dan opsonisasi.
c. Jalur Lektin.
Aktifitasnya
diperantarai oleh terjadinya reaksi antara mannose-binding lectin (MBL) dengan
senyawa karbohidrat (mannose-containing polysaccharides) di dinding sel
mikroorganisme.
Langkah-langkah :
1. Makrofag menelan bakteri, virus atau bahan asing
lainnya (fagositosis) à makrofag mengeluarkan senyawa kimia à menstimulasi hati memproduksi lektin.
2. Terjadi reaksi antara MBL (mannose-binding lectin)
dan mannans (mannose-containing polysaccharides) yang ada di dinding sel
mikroorganisme.
3. Ikatan MBL-mikroorganisme menghasilkan protease MASP1
dan MASP2 (MBL-associated serine proteases).
4. Terbentuk kompleks MBL/MASP1/MASP2 mengaktifkan C4 dan
C2 à C4a-C4b dan C2a-C2b.
5. Kompleks C4bC2a menjadi C3 konvertase à C3a-C3b.
6. Terbentuk kompleks C4bC2aC3b yang menjadi C5
konvertase à C5a-C5b.
Table Fungsi Berbagi Komplemen
Protein
C3b
|
Meningkatkan
proses fagositosis melalui opsonisasi dan memacu proses lisis sel.
|
C3a
|
Bersama C5
berikatan dengan sel mastosit melepaskan histamin dan meingkatkan
permebilitas pembuluh darah saat inflamasi.
|
C5a
|
Faktor
kemotaksis à menarik sel fagosit ke situs infeksi.
|
C4bC2a
|
C3
konvertase.
|
C4bC2aC3b
|
C5
konvertase.
|
C5bC6C7C8C9
|
MAC (membrane
attack complex) à sitolisis.
|
Mekanisme
Secara Umum
Langkah-langkah
:
1. C3 diaktifkan menjadi C3a dan C3b.
2. Kompleks C4bC2aC3b mengaktifkan C5 menjadi C5a-C5b.
3. C5b mengikat C6 dan C7 membentuk kompleks C5bC6C7 dan
mengikat C8 à dimulai proses perusakan membran sel mikroorganisme
pathogen.
4. Kompleks C5bC6C7C8 mengikat C9 menjadi C5bC6C7C8C9,
lalu melekat pada permukaan sel à perubahan ultra struktur dan muatan listrik permukaan
sel dan inflamasi.
5. Kompleks C5bC6C7C8C9 (MAC) menembus membran sel,
merusak lapisan lipid, dan fosfolipid pada membran à lubang-lubang pada membran à cairan masuk ke dalam sel dan ion-ion keluar dari sel
à lisis sel.
if you are on any medicinal drugs with dietary regulations, it's important that your health practitioner is worried. reduce out fast meals while you are trying to get a smaller waistline. http://greentheorygarcinia.com/pure-asian-garcinia/
BalasHapus