Minggu, 30 Oktober 2016

Sitokin



 Image result for sitokin
Pengertian Sitokin

Sitokin adalah suatu molekul protein yang dikeluarkan oleh sel ketika diaktifkan oleh antigen. Sitokin terlibat dalam komunikasi sel-sel, bertindak sebagai mediator untuk meningkatkan respon imun (lihat sistem kekebalan tubuh) melalui interaksi dengan reseptor permukaan sel tertentu pada leukosit. Jenis sitokin termasuk interleukin (diproduksi oleh leukosit), limfokin (diproduksi oleh limfosit), interferon, dan faktor nekrosis tumor. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh berkomunikasi satu sama lain dengan melepaskan dan menanggapi messenger kimia yang disebut sitokin. Protein ini disekresikan oleh sel-sel kekebalan tubuh dan bertindak pada sel lain untuk mengkoordinasikan respon imun yang tepat. Sitokin mencakup beragam macam interleukin, interferon, dan faktor pertumbuhan.

Sitokin merupakan protein atau glikoprotein yang diproduksi oleh leukosit dan sel-sel berinti lainnya. Bekerja sebagai penghubung kimia antar sel dan tidak bertindak sebagai molekul efektor. Sitokin mempunyai berbagai macam fungsi, namun pada umumnya sitokin bertindak sebagai pengatur pertahanan tubuh untuk melawan hal-hal yang bersifat patogen dan menimbulkan respons inflamasi. Hampir seluruh sitokin akan disekresi dan sebagian dapat ditemukan pada membran sel, sisanya disimpan dalam matriks ekstraseluler. 

Sitokin dibagi menjadi beberapa famili menurut reseptornya, yaitu famili IL-2/IL-4,- IL-6/IL-12, Interferon, TNF, IL-l, Transformatisasi factor pertumbuhan (TGF) dan Kemokin. Pada umumnya sitokin merupakan faktor pembantu pertumbuhan dan diferensiasi. Sebagian besar sitokin bekerja pada selsel dalam sistim Hemapoetik.

Beberapa sitokin adalah switch kimia yang mengubah jenis sel kekebalan tertentu dan mematikan. Satu sitokin, interleukin 2 (IL-2), memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi sel T. Meningkatkan kekebalan sifat IL-2 ini telah secara tradisional membuat pengobatan yang menjanjikan untuk beberapa penyakit. Studi klinis yang dilakukan untuk menguji manfaat dalam penyakit seperti kanker, hepatitis C, dan infeksi HIV dan AIDS. Para ilmuwan sedang mempelajari sitokin lain untuk melihat apakah mereka juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit.

Nama dari sitokin bermacam-macam tergantung dari tempat produksinya dan perannya.

·         Monokin, merupakan produk dari fagosit mononuklear.
·         Limfokin, merupakan produk dari limfosit.
·         Interleukin (IL), berkaitan dengan perannya antar sel leukosit.
·         Lain-lain : Interferon (IFN), growth factors (CSF), TNF, Khemokin.

Ciri-Ciri Umum Sitokin

Sitokin mempunyai beberapa cirri umu, yaitu:

·         Diproduksi oleh sel-sel yang terlibat dalam respon imun natural dan respon imun spesifik.
·         Merupakan mediator dan regulator respon imun dan inflamatori.
·         Sekresinya singkat dan terbatas.
a.       Sitokin tidak disimpan sebagai bentuk pre-molekul.
b.      Sintesisnya diinisiasi oleh transkripsi gena baru yang hidupnya singkat.
c.       Produksinya dilakukan jika diperlukan.
·         Beberapa macam sitokin diproduksi oleh beberapa tipe sel dan beraksi pada berbagai tipe sel (pleiotropik).
·         Dalam beberapa kasus, beberapa sitokin mempunyai aksi yang sama (redundan). Redundansi ini berdasar pada : reseptor untuk sitokin adalah heterodimer (kadang-kadang heterotrimer) yang dapat dikelompokkan kedalam famili, dimana satu subunit untuk seluruh anggota. Karena subunit tersebut untuk semua anggota, fungsi dalam mengikat sitokin dan dalam signal transduksi, maka reseptor satu sitokin seringkali dapat merespon sitokin yang lain dalam famili yang sama.
·         Dapat meningkatkan atau menghambat sintesis sitokin lainnya.
·         Dapat meningkatkan atau menghambat aksi sitokin lainnya. Efek ini dapat berupa: antagonis, aditif maupun sinergis.
·         Mengikat reseptor spesifik dengan afinitas yang tinggi.
·         Sel yang dapat merespon suatu sitokin adalah : autokrin, parakrin dan endokrin.
·         Respon seluler terhadap sitokin, pada umumnya lambat dan memerlukan sintesis mRNA dan protein baru.

Jenis Sitokin

Sitokin sangat beragam, yang berarti, mereka tidak semua sama. Tubuh memproduksi berbagai jenis sitokin:

·         faktor koloni yang merangsang (menstimulasi produksi sel darah).
·         faktor pertumbuhan dan diferensiasi (fungsi terutamadalam pengembangan).
·         regulasi imun dan proinflamasi sitokin (interferon, interleukin, danTNF-alpha yang berfungsidalam sistem kekebalan tubuh).

Bagaimana Sitokin Bekerja

Sistem kekebalan tubuh adalah sangat kompleks – berbagai jenis sel kekebalan tubuh dan protein melakukan pekerjaan yang berbeda. Sitokin adalah protein antara mereka. Menjelaskan bagaimana sitokin bekerja adalah sulit. Ini adalah pelajaran dalam fisiologi sel. Tapi untuk memahami peradangan, Anda harus memahami peran yang sitokin mainkan.

Sitokin yang dilepaskan oleh sel-sel ke dalam sirkulasi atau langsung ke dalam jaringan. Sitokin menemukan sel-sel kekebalan target dan berinteraksi dengan reseptor pada sel-sel kekebalan target dengan mengikat mereka. Interaksi memicu atau menstimulasi tanggapan khusus oleh sel target.

Kelebihan Sitokin di dalam Tubuh

Kelebihan produksi atau sitokin yang tidak semestinya oleh tubuh dapat menyebabkan penyakit. Sebagai contoh, telah ditemukan bahwa interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor-alpha (TNF-alpha) yang diproduksi secara berlebih pada rheumatoid arthritis di mana mereka terlibat dalam peradangan dan kerusakan jaringan.


Fungsi Sitokin

·         Sitokin berperan dalam imunitas nonspesifik dan spesifik dan mengawali, mempengaruhi dan meningkatkan respons imun nonspesifik.

·         Pada imunitas nonspesifik, sitokin diproduksi makrofag dan sel NK (natural killer), berperan pada inflamasi dini, merangsang poliferasi, diferensiasi dan aktivasi sel efektor khusus seperti makrofag.

·         Pada imunitas spesifik sitokin yang diproduksi sel T mengaktifkan sel-sel imun spesifik.

·         Ada dua macam respon imun yang terjadi apabila ada mikroba yang masuk ke dalam tubuh, yaitu innate dan adaptif respon. Sel yang berperan dalam innate respon adalah sel fagosit (netropil, monosit dan makrofag). Sel yang melepaskan mediator inflamasi (basofil, sel mast dan eosinofil) serta sel natural killer.

·         Komponen lain dalam innate response ini adalah komplemen, acutephase protein dan sitokin seperti interferon.

·         Adaptive response meliputi proliferasi antigen-specific sel T dan sel B, yang terjadi apabila reseptor permukaan sel ini berikatan dengan antigen. Sel khusus yang disebut dengan antigen-presenting cells (APC) mempresentasikan antigen pada MHC dan  berikatan dengan reseptor limfosit. Sel B akan memproduksi imunoglobulin, yang merupakan antibodi yang spesifik terhadap antigen yang dipresentasikan oleh sel APC. Sedangkan sel T dapat melakukan eradikasi mikroba intraseluler dan membantu sel B untuk memproduksi antibodi.17 Sel T CD4 merupakan cytokine-secreting helper cells, sedangkan sel T CD8 merupakan cytotoxic killer cells. Sel T CD4 secaca umum dibagi menjadi dua golongan yaitu T helper tipe 1 (Th-1) dan T helper tipe 2 (Th-2).

Sitokin yang disekresi oleh Th-1 adalah IL-2 dan IFN-y sedangkan sitokin yang disekresi Th-2 adalah IL-4, IL-5, IL-6 dan IL-10. Sitokin-sitokin ini juga mempunyai  peranan dalam sistem kontrol. Sekresi IFN-g akan menghambat sel Th-2 sedangkan sekresi IL-10 akan menghambat sel Th-1.17,18 Sitokin mempunyai peranan yang  penting untuk menentukan tipe respon imunitas tubuh yang efektil untuk melawan agent infeksius. Sekresi IL-12 oleh APC akan menyebabkan sekresi IFN- dari Th-1. Sitokin akan mengaktivasi makrofag dengan efisien untuk membunuh kuman intraseluler, Secara sederhana digambarkan bahwa produksi sitokin oleh Th-1 memfasilitasi CMI termasuk aktivasi makrofag dan T-cell-mediated cytotoxicity.

Ada tiga kategori fungsi sitokin dalam system imun yaitu:

·         Sitokin sebagai mediator dan regulator respon imun alami.

Kelompok sitokin ini terutama diproduksi oleh fagosit mononuklear sebagai respon terhadap agen infeksi. PAMP’s seperti lipopolisakarida atau LPS, dsRNA virus, berikatan dengan TLR pada permukaan sel atau dalam endosom makrofag dan merangsang sintesis dan sekresi beberapa jenis sitokin. Sitokin yang sama dapat juga disekresi oleh makrofag yang diaktifasi oleh limfosit-T yang distimulasi oleh antigen sehingga bagian dari respon imun didapat.

·         Sitokin sebagai mediator dan regulator respon imun didapat.

Kelompok sitokin ini diproduksi terutama oleh limfosit-T sebagai respon terhadap pengenalan spesifik antigen asing. Sitokin yang diproduksi sel T berfungsi terutama untuk mengatur pertumbuhan dan diferensiasi berbagai populasi limfosit, dengan demikian memegang peranan penting pada fase aktifasi respon imun yang bergantung pada sel T. Sitokin yang lain yang diproduksi oleh sel T merekrut, mengaktifasi dan mengatur sel-sel efektor spesifik seperti fagosit mononuklear, neutrofil, dan eosinofil untuk mengeliminasi antigen dalam fase respon imun yang didapat.

·         Sitokin sebagai stimulator hematopoiesis.

Diproduksi oleh sel-sel stroma dalam sum-sum tulang, leukosit, dan sel-sel lain, dan merangsang pertumbuhan dan diferensiasi leukosit imatur.

Sitokin yang berperan sebagai mediator dan regulator respon imun alami dihasilkan terutama fagosit mononuklear seperti makrofag dan sel dendrit dan sebagian kecil oleh limfosit T dan sel NK. Sitokin-sitokin tersebut diproduksi sebagai respon terhadap agen molekul tertentu seperti LPS (Hpopoysaccharide), peptidoglykan monomers, teicoid acid dan DNA double stranded. Beberapa sitokin yang penting adalah tumor necrosis factor (TNF), IL-1, interferon gamma (IFN gamma), IL-6, IL-10,1L-12. Sitokin-sitokin yang berfungsi sebagai mediator dan regulator respon imun didapat terutama diproduksi oleh limfosit T yang telah mengenal suatu antigen spesifik untuk sel tersebut. Sitokine ini mengatur proliferasi dan diferensiasi limfosit pada fase pengenalan antigen dan mengaktifkan sel efector. Bakteri atau antigen yang berbeda akan merangsang sel T helper CD4+ untuk berdeferensiasi menjadi Th-1 dan Th-2 yang mengahasilkan sitokin yang berbeda pula. Beberapa diantaranya yang penting adalah : IL- 2, IL-4, IL-5, TGF (tranforming growth factor), IFN gamma, IL-13. Sedangkan sitokin yang merangsang hematopoiesis yaitu sitokine diperlukan untuk mengatur hematopoiesis dalam sumsum tulang. Beberapa sitokin yang diproduksi selama respon imunitas alami dan didapat, merangsang pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel progenitor sumsum tulang. CSF , IL-3, GM-CSF, G-CSF merupakan beberapa sitokin yang penting untuk proses hemopoiesis. 

1.      Sitokin pada Hematopoiesis.

Segolongan sitokin yang disebut CSF (cairan serebrospinal) berperan dalam hematopoiesis pada manusia yaitu GM-CSF, G-CSF dan M-CSF. Sitokin golongan ini  berperan dalam perkembangan, diferensiasi dan ekspansi sel-sel mieloid. Pada dasarnya sitokin tersebut merangsang diferensiasi sel progenitor dalam sumsum tilang menjadi sel yang spesifik dan berperan pada pertahanan terhadap infeksi. Reaksi imun dan inflamasi yang memerlukan pengerahan leukosit akan juga memacu produksi sitokin.

2.      Peran Sitokin dalam Imunitas nonspesifik.

Respons imun nonspesifik dini yang penting terhadap virus dan bakteri  berupa sekresi sitokin yang diperlukan untuk fungsi banyak sel efektor. Interaksi antigen dan makrofag dan yang menimbulkan aktivasi Th menimbulkan pelepasan sejumlah sitokin dan menimbulkan jaring interaksi kompleks dalam respons imun.

Rabu, 12 Oktober 2016

ANATOMI FISIOLOGI REKTUM DAN ANUS



1.     Rektum

·         Anatomi Rektrum

Rektum adalah bagian ujung dari sistem pencernaan di mana kotoran menumpuk tepat sebelum dibuang. Rektum menyambung dengan kolon sigmoid dan memanjang 13 sampai 15 cm (5 sampai 6 inci) ke anus. Selembar otot yang disebut diafragma panggul berjalan tegak lurus ke persimpangan rektum dan anus dan mempertahankan penyempitan antara dua segmen dari usus besar.

Rongga internal rektum dibagi menjadi tiga atau empat kamar; setiap ruang sebagian tersegmentasi dari lainnya dengan lipatan melintang permanen (katup dari Houston) yang membantu untuk mendukung isi rektum. Sebuah selubung otot memanjang mengelilingi dinding luar rektum, sehingga memungkinkan bagi rektum untuk memperpendek dan memanjang.

Sampah makanan tetap dalam kolon sigmoid sampai mereka siap untuk dikeluarkan dari tubuh. Saat feces memasuki rektum, dinding menggembung untuk mengakomodasi materi. Ketika tekanan yang cukup menumpuk dalam rongga dubur membesar, dorongan untuk menghilangkan limbah terjadi.

Ketika reseptor sistem saraf dalam dinding rektum dirangsang oleh peregangan yang, mereka mengirimkan impuls ke lubang anus, dada dan otot perut-dinding, dan medulla oblongata otak, yang membuat orang tersebut sadar akan kebutuhan untuk buang air besar.

Banyak orang yang malu untuk berbicara tentang masalah dubur. Tapi menemui dokter Anda tentang masalah di daerah ini penting. Hal ini terutama berlaku jika Anda memiliki rasa sakit atau perdarahan. Pengobatan bervariasi tergantung pada masalah tertentu.

·         Fungsi Rektum.

Fungsi utama rektum adalah penyimpanan sementara tinja/limbah pencernaan. Sehingga kita mungkin memiliki beberapa waktu untuk mencapai tempat di mana kita bisa buang air besar. Ketika limbah dan bahan makanan yang dicerna masuk ke dalamnya, kanal menjadi melebar, sehingga otot-otot yang melapisi daerah dubur meregang/melebar.

Reseptor peregangan yang terletak di dinding rektum yang merasakan pelebaran usus dan mengirim sinyal ke sistem saraf (otak) di mana ini diproses dan respon yang dihasilkan menginduksi kebutuhan untuk membuang limbah melewati lubang anus dan keluar melalui ambang anal.

Namun, jika kita tidak pergi untuk buang air besar untuk durasi yang lama, tinja akan kembali ke dalam usus untuk penyerapan lebih lanjut dari cairan yang juga dapat mengakibatkan pengerasan tinja dan sembelit.

·         Bagian-bagian Rektum

Berdasarkan struktur dan fungsi ujung distal dari usus besar, kita bisa membagi bagian rektum ke berikut komponen yang dapat dibedakan menjadi:

a.       Rektosigmoid Junction.

Menandai pembagian antara kolon sigmoid dan kanal dubur yang hampir sejajar dengan ascending dan descending kolon.

b.      Ampula Dubur.

Pada titik dimulainya, perkiraan diameter dari rektum adalah hampir sama dengan yang dari kolon sigmoid, tapi semakin jauh, diameternya melebarkan. Titik di mana kanal dubur mencapai dilatasi maksimum menandai awal dari struktur khusus ini yang berfungsi sebagai reservoir jangka pendek untuk kotoran sebelum buang air besar.

c.       Cincin Anorektal.

Pada titik terminasi dari rektum intestinum, ada struktur berbentuk cincin seperti otot yang kuat yang memisahkannya dari lubang anus. Seiring dengan otot puborectalis, bagian atas sfingter eksternal dan internal juga berkontribusi terhadap fungsi struktur, pencegahan yaitu dan pengendalian tinja sampai sengaja dihapus.



2.     Anus

·         Anatomi Anus

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphincter. feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

Anus atau dubur adalah penghubung antara rektum dengan lingkungan luar tubuh. Di anus terdapat otot sphinkter yang berfungsi untuk membuka dan menutup anus. Fungsi utama anus adalah sebagai alat pembuangan feses melalui proses defekasi (buang air besar).

·         Struktur Anus

1.      Kanalis anal.

Adalah saluran dengan panjang sekitar 4 cm yang dikelilingi oleh sfingter anus. Bagian atasnya dilapisi oleh mukosa glandular rektal. Fungsi kanalis anal adalah sebagai penghubung antara rektum dan bagian luar tubuh sehingga feses bisa dikeluarkan.

2.      Rektum.

Adalah sebuah ruangan dengan panjang sekitar 12 sampai 15 cm yang berada di antara ujung usus besar (setelah kolon sigmoid/turun) dan berakhir di anus. Fungsi rektum adalah menyimpan feses untuk sementara waktu, memberitahu otak untuk segera buang air besar, dan membantu mendorong feses sewaktu buang air besar. Ketika rektum penuh dengan feses, maka rektum akan mengembang dan system saraf akan mengirim impuls (rangsangan) otak sehingga timbul keinginan untuk buang air besar.

3.      Sfingter anal internal.

Adalah sebuah cincin otot lurik yang mengelilingi kanalis anal dengan keliling 2,5 sampai 4 cm. Sfingter anal internal ini berkaitan dengan sfingter anal eksternal meskipun letaknya cukup terpisah. Tebalnya sekitar 5 mm. Fungsi sfingter anal internal adalah untuk mengatur pengeluaran feses saat buang air besar.

4.      Sfingter anal ekternal.

Adalah serat otot lurik berbentuk elips dan melekat pada bagian dinding anus. Panjangnya sekitar 8 sampai 10 cm. Fungsi sfingter anal eksternal adalah untuk membuka dan menutup kanalis anal.

5.      Pectinate line.

Adalah garis yang membagi antara bagian dua pertiga (atas) dan bagian sepertiga (bawah) anus. Fungsi garis ini sangatlah penting karena bagian atas dan bawah pectinate line memiliki banyak perbedaan. Misalnya, jika wasir terjadi di atas garis pectinate, maka jenis wasir tersebut disebut wasir internal yang tidak menyakitkan. Sedangkan jika di bawah, disebut wasir eksternal dan menyakitkan. Asal embriologinya juga berbeda, bagian atas dari endoderm, sedangkan bagian bawah dari ektoderm.

6.      Kolom anal.

Adalah sejumlah lipatan vertikal yang diproduksi oleh selaput lendir dan jaringan otot di bagian atas anus. Fungsi kolom anal adalah sebagai pembatas dinding anus

Jumat, 07 Oktober 2016

ANATOMI FISIOLOGI USUS BESAR




Pengertian

 
Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur. (Adil Pasaribu, 2008).

Usus besar merupakan bagian akhir dari proses pencernaan, karena sebagai tempat pembuangan, maka di usus besar sebagian nutrien telah dicerna dan di absorbsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna. (Setiadi, 2007).

Kolon adalah bagian usus besar antara usus buntu dan poros usus, yang terdiri dari kolon ascending, tranversum, descending, dan sigmoid.  Rectum adalah ujung usus besar sebagai kelanjutan usus besar sigmoid sampai ke dubur. (Hendra T. Laksmana, 2005).

Anatomi usus besar manusia dimulai dari katup ileocecal ke anus dan rata-rata panjangnya 1,5 m dan lebarnya 5-6 cm.Usus besar terbagi kedalam cecum, colon, dan rectum. Vermiform appendix berada pada bagian distal dari cecum. Colon terbagi menjadi colon ascending, colon transversal, colon descending, dan bagian sigmoid. Bagian akhir dari usus besar adalah rectum dan anus. Sphincter internal dan eksternal pada anus berfungsi untuk mengontrol pembukaan anus.(Brunner & Suddarth, 2001).

Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalisani. Diameter usus besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil.23 Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah selaput lendir, lapisan otot yang memanjang, dan jaringan ikat. Ukurannya lebih besar daripada usus halus, mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak memiliki vili. Serabut otot longitudinal dalam muskulus ekterna membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut dengan haustra.

Dibagian bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang peristaltik sehingga memungkinkan kimus mengalir 15 ml masuk dan total aliran sebanyak 500 ml/hari.

Struktur usus besar terbagi atas 6 daerah yaitu :

·         Sekum.

Merupakan kantong yang terletak di bawah muara ileum pada usus besar. Panjang dan lebarnya kurang lebih 6 cm dan 7,5 cm. Saekum terletak pada fossa iliaka kanan di atas setengah bagian lateralis ligamentum inguinale. Biasanya saekum seluruhnya dibungkus oleh peritoneum sehingga dapat bergerak bebas, tetapi tidak mempunyai mesenterium. Terdapat perlekatan ke fossa iliaka di sebelah medial dan lateral melalui lipatan peritoneum yaitu plika caecalis, menghasilkan suatu kantong peritoneum kecil, recessus retrocaecalis.

·         Kolon asenden.

Bagian ini memanjang dari saekum ke fossa iliaka kanan sampai ke sebelah kanan abdomen.Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan dan di hati membelok ke kiri.Lengkungan ini disebut fleksura hepatika (fleksura coli dextra) dan dilanjutkan dengan kolon transversum.

·         Kolon transversum.

Terletak tepat di bagian bawah perut dan menjalar dari kanan ke arah kiri. Kolon transversum melekat pada perut akibat adanya kerja dari sekelompok jaringan yang disebut sebagai omentum.

·         Kolon desenden.

Terletak di bagian kiri perut dan berakhir pada kolon sigmoid.

·         Kolon sigmoid.

Sering disebut juga kolon pelvinum. Panjangnya kurang lebih 40 cm dan berbentuk lengkungan huruf S. Terbentang mulai dari apertura pelvis superior (pelvic brim) sampai peralihan menjadi rektum di depan vertebra S-3. Tempat peralihan ini ditandai dengan berakhirnya ketiga teniae coli dan terletak + 15 cm di atas anus.Kolon sigmoid tergantung oleh mesokolon sigmoideum pada dinding belakang pelvis sehingga dapat sedikit bergerak bebas (mobile).

·         Rektum.

Bagian ini merupakan lanjutan dari usus besar, yaitu kolon sigmoid dengan panjang sekitar 15 cm. Rektum memiliki tiga kurva lateral serta kurva dorsoventral.Mukosa rektum lebih halus dibandingkan dengan usus besar. Rektum memiliki 3 buah valvula: superior kiri, medial kanan dan inferior kiri. 2/3 bagian distal rektum terletak di rongga pelvik dan terfiksir, sedangkan 1/3 bagian proksimal terletak dirongga abdomen dan relatif mobile.

Kedua bagian ini dipisahkan oleh peritoneum reflektum dimana bagian anterior lebih panjang dibanding bagian posterior. Saluran anal (anal canal) adalah bagian terakhir dari usus, berfungsi sebagai pintu masuk ke bagian usus yang lebih proksimal, dikelilingi oleh spinkter ani (eksternal dan internal ) serta otot-otot yang mengatur pasase isi rektum kedunia luar. Spinkter ani eksterna terdiri dari 3 sling : atas, medial dan depan.

Usus besar terdiri atas membrane mukosa tanpa adanya lipatan kecuali pada bagian distalnya (rektum).Vili usus tidak dijumpai pada usus ini.Kelenjar usus yang berukuran panjang ditandai dengan banyaknya sel goblet, sel absorptif dan sedikit sel enteroendokrin.

Di dalam lamina propria, banyak dijumpai sel limfoid dan nodul yang sering kali menyebar sampai ke dalam submukosa.Banyaknya jaringan limfoid ini berkaitan dengan banyaknya bakteri di dalam usus besar.Muskularis terdiri atas berkas-berkas longitudinal luarnya mengelompok dalam 3 pita longitudinal yang disebut taenia coli.

Pada kolon bagian intraperitoneal, lapisan/ tunika serosa ditandai dengan tonjolan kecil yang terdiri atas jaringan lemak, yaitu apendiks epiploika. Di daerah anus, membran mukosa membentuk sederetan lipatan memanjang, yaitu kolumna rektalis Morgagni. (Junqueira, 2007).


Dalam usus besar juga terdapat cecum (usus buntu), yaitu bagian awal usus besar yang berbentuk kantong. Cecum juga berperan dalam penyerapan nutrisi dan air walaupun tidak signifikan. Pada cecum terdapat appendix (umbai cacing), kemungkinan merupakan sisa-sisa organ tubuh yang dimiliki nenek moyang manusia (organ vestigial). Fungsi umbai cacing belum diketahui dengan jelas saat ini.

Usus besar manusia dihuni berbagai macam jens bakteri yang menguntungkan tubuh (flora normal). Bakteri-bakteri ini akan mencerna sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna sistem pencernaan manusia dan menghasilkan vitamin B dan vitamin K yang berguna bagi tubuh. Bakteri menguntungkan tersebut juga dapat mencegah berkembangnya bakteri patogen di usus besar manusia dengan cara menghambat penempelan bakteri patogen di dinding usus besar. Bakteri ini juga akan menjadi bagian dari feses sehingga menjadikan struktur feses lebih padat dan mudah dikeluarkan.


Fungsi Usus Besar Secara Umum


Fungsi usus besar secara umum adalah sebagai berikut:

·         Memindahkan Makanan.

Fungsi pemindahan makanan ini dilakukan oleh sekum. Ketika makanan yang sudah dicerna memasuki sekum, maka bagian ini mulai mengembang untuk menampung makanan tersebut dan memindahkannya ke bagian inti usus besar. 

·         Menyerap Air.

Dalam waktu 24 jam setelah Anda mengkonsumsi makanan, maka makanan yang telah dicerna di lambung dan usus halus akan tiba di usus besar. Disinilah ada banyak air yang kemudian diserap. Penyerapan air dilakukan agar dihasilkannya limbah padat berupa feses.

·         Menyerap Vitamin.

Di dalam usus besar, terdapat sejumlah bakteri yang hidup dan menghasilkan banyak vitamin. Diantaranya adalah vitamin K dan biotin yang kemudian diserap kembali oleh tubuh melalui usus besar.

·         Mengurangi PH atau Keasaman.

Selain menghasilkan vitamin, bakteri yang ada di dalam usus besar juga memproduksi asam lemak yang menyebabkan kadar keasaman di dalam usus meningkat. Untuk itu, usus besar berfungsi menghasilkan larutan alkali yang membantu mengurangi kadar keasaman sehingga memperoleh keseimbangan pH. 

·         Melindungi dari Infeksi.

Usus besar mempunyai lapisan lendir, bermanfaat untuk melindungi lapisan usus dari bakteri berbahaya yang bisa menyebabkan infeksi pada usus.

·         Mengeluarkan Kotoran.

Rektum menjalankan fungsi ini. Setelah semua sari-sari makanan dan air terserap, maka terjadi proses pembentukan tinja padat atau feses yang kemudian dikeluarkan melalui rektum.




DAFTAR PUSTAKA

·         Ganong W. F. 19.. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta : EGC.
·         Guyton A. C, Hall J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.