Minggu, 25 September 2016

IMUNOLOGI

Penegertian Imunologi

 

Imunologi berasal dari kata imunitas yang berarti kekebalan tubuh. Pengertian Imunologi yaitu cabang ilmu yang mempelajari tentang imunitas atau kekebalan tubuh dan  reaksi alergi atau sensitivitas terhadap sesuatu. Imunologi juga berarti ilmu yang mempelajari kemampuan tubuh untuk melawan atau mempertahankan dari dari serangan patogen atau organisme yang menyebabkan penyakit.

Imunologi adalah spesialisasi medis yang berkaitan dengan kekebalan dan semua aspek dari kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh patogen (organisme penyebab penyakit, yang biasanya adalah mikro-organisme). Contoh organisme penyebab penyakit termasuk virus, bakteri, protozoa atau parasit yang bahkan lebih besar.

Selain itu, subjek imunologi diperumit oleh fakta bahwa individu manusia juga mengembangkan respon kekebalan terhadap protein sendiri (dan molekul lainnya) dalam autoimunitas dan melawan sel-sel kita sendiri secara menyimpang. Jenis respon imun ini juga termasuk dalam bidang penelitian imunologi.

Tubuh memerlukan imunitas atau kekebalan agar tidak mudah terhindar dari serangan penyakit yang dapat menghambat fungsi organ tubuh. salah satu bentuk dari imunitas yaitu adanya antibodi yang di hasilkan oleh sel sel leukosit atau sel darah putih. Sel darah putih bekerja dengan cara mengikat dan kemudian menghancurkan sel – sel patogen atau penyebab penyakit. Untuk lebih memahami pengertian imunologi maka sebaiknya kita mengetahui sistem imun yang ada pada tubuh. Beberapa jenis sistem imun yang ada dalam tubuh yaitu:

Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan Fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun,, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.

Sejarah Imunologi


Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari respons tubuh, terutama respons kekebalan, terhadap penyakit infeksi. Pada tahun 1546, Girolamo Fracastoro mengajukan teori kontagion yang menyatakan bahwa pada penyakit infeksi terdapat suatu zat yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari satu individu ke individu lain, tetapi zat tersebut sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata dan pada waktu itu belum dapat diidentifikasi.

1.     Edwar Jenner


Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa seseorang dapat terhindar dari infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terpajan sebelumnya dengan cacar sapi (cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah vaksin cacar walaupun pada waktu itu belum diketahui bagaimana mekanisme yang sebenarnya terjadi. Memang imunologi tidak akan maju bila tidak diiringi dengan kemajuan dalam bidang teknologi, terutama teknologi kedokteran. Dengan ditemukannya mikroskop maka kemajuan dalam bidang mikrobiologi meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit infeksi. 

Penelitian ilmiah mengenai imunologi baru dimulai setelah Louis Pasteur pada tahun 1880 menemukan penyebab penyakit infeksi dan dapat membiak mikroorganisme serta menetapkan teori kuman (germ theory) penyakit. Penemuan ini kemudian dilanjutkan dengan diperolehnya vaksin rabies pada manusia tahun 1885. Hasil karya Pasteur ini kemudian merupakan dasar perkembangan vaksin selanjutnya yang merupakan pencapaian gemilang di bidang imunologi yang memberi dampak positif pada penurunan morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi pada anak.

2.     Robert Koch


Tahun 1880, Robert Koch menemukan kuman penyebab penyakit tuberkulosis. Dalam rangka mencari vaksin terhadap tuberkulosis ini, ia mengamati adanya reaksi tuberkulin (1891) yang merupakan reaksi hipersensitivitas lambat pada kulit terhadap kuman tuberkulosis. Reaksi tuberkulin ini kemudian oleh Mantoux (1908) dipakai untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis pada anak. 

Imunologi mulai dipakai untuk menegakkan diagnosis penyakit pada anak. Vaksin terhadap tuberkulosis ditemukan pada tahun 1921 oleh Calmette dan Guerin yang dikenal dengan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Kemudian diketahui bahwa tidak hanya mikroorganisme hidup yang dapat menimbulkan kekebalan, bahan yang tidak hidup pun dapat menginduksi kekebalan.

Sistem Imun


Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel  dan organ  khusus pada suatu organisme . Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi  bakteri  dan virus , serta menghancurkan sel kanker  dan zat asing lain dalam tubuh . Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen , termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu , dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor , dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker.
  • Sitem imun alamiah / non spesifik
Sistem imun ini merupakan sistem imun yang memang sudah ada dalam tubuh. sistem imun ini mendeteksi semua mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh, oleh karena itu dinamakan non spesifik. Sistem imun alamiah terdiri dari pertahanan  fisik yang ada pada kulit dan selaput lendir. Salah satu contohnya yaitu reaksi bersin ketika terdapat sesuatu yang di anggap berbahaya oleh tubuh. selanjutnya adalah pertahanan biokimia, pertahanan ini melibatkan zat zat kimia seperti cairan asam lambung yang dapat menghancurkan kuman dalam lambung dengan tingkat keasamannya. Yang terakhir adalah petahanan humoral, reaksi pertahanan ini adalah dengan secara langsung menghancurkan sel – sel yang penyebab penyakit dengan menggunakan fagosit dan atau natural killer (NK).
  • Sistem Imun Spesifik
Disebut sistem imun spesifik karena sistem imun ini memiliki mekanisme kerja yaitu mengenali benda asing yang masuk, kemudian jika sel imun bertemu lagi dengan benda asing tersebut, maka sel imun akan dengan cepat mengenalinya dan akan langsung menghancurkan benda asing tersebut. sistem imun spesifik terdiri dari sistem imun humoral yang melibatkan sel limfosit B yang akan berkembang menjadi antibodi ketika bertemu dengan benda asing. Sel limfosit atau sel B ini menghasilkan antibodi yang berfungsi untuk melawan virus dan bakteri. Kemudian ada juga sistem imun spesifik seluler yang melibatkan sel limfosit T. Sel Limfosit T berasal dari sel yang sama dengan sel limfosit B. Namun keduanya memiliki fungsi yang berlainan. Fungsi sel limfosit T adalah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup pada intraseluler, jamur, virus dan keganasan.


Cara Kerja Sistem Imun dalam Tubuh

Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kangker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termaksut virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Manfaat Sitem Imun


sytem imun adalah:
  • Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit, menghancurkan dan melindungi mikroorganisme atau subtansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus serta tumor) yang masuk dalam tubuh.
  • Menghilangkan jaringan atau sel yang mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.
  • Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal, sasaran utama bakteri patogen dan virus. Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, dan sel mast).

Respons Imun 
 

Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks. Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme pertahanan non spesifik dan mekanisme pertahanan spesifik.

Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen nonadaptif atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri atas berbagai macam elemen non spesifik. Jadi bukan merupakan pertahanan khusus untuk antigen tertentu.

Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga komponen adaptif  atau imunitas didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen, karena itu tidak dapat berperan terhadap antigen jenis lain. Bedanya dengan pertahanan tubuh non spesifik adalah bahwa pertahanan tubuh spesifik harus kontak atau ditimbulkan terlebih dahulu oleh antigen tertentu, baru ia akan terbentuk. Sedangkan pertahanan tubuh non spesifik sudah ada sebelum ia kontak dengan antigen.


Tahap:
  • deteksi dan mengenali benda asing.
  • komunikasi dengan sel lain untuk berespon.
  • Rekruitmen bantuan dan koordinasi respon.
  • Destruksi atau supresi penginvas. 
 






DAFTAR PUSTAKA



  •  https://id.wikipedia.org/wiki/Imunologi.
  •  Kimbal,1983. Biologi, Jakarta : erlangga.
  • Zewert,dkk. 2011. Mikrobiologi kedokteran . jakarta: salemba.
  • Gorman dkk, 1982. Kimia dan biologi antibiotic laktan, London : academic press.
  • Brunner, Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
  • David S. Wilkes, William J. Burlingham. 2004. Immunobiology of organ transplantation. Springer.