Jumat, 02 Desember 2016

PRINSIP DASAR IMUNITAS




Pengertian Imunitas

Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme.

Konsep Sistem Imunitas/Kekebalan Tubuh Manusia.





Fungsi Sistem Imunitas

Sistem kekebalan tubuh adalah pertahanan tubuh dalam menghadapi invasi yang bisa melakukan tindakan membahayakan. Artikel ini mencakup bagian yang berbeda dan fungsi mereka dalam melindungi tubuh terhadap infeksi.

Sistem kekebalan tubuh adalah mekanisme pertahanan tubuh yang melindungi tubuh dari penyusup. Hal ini terdiri dari jaringan sel, jaringan, dan organ. Kata ‘kekebalan’ dalam hal ini berarti perlindungan terhadap penyakit. Itu adalah persis apa yang sistem kekebalan tubuh ini seharusnya berikan.

Ada berbagai jenis penyerang yang dapat membahayakan tubuh. Sebagian besar penyusup mikroba kecil, seperti bakteri, parasit, jamur, dan virus. Semua ini dapat menyebabkan infeksi di dalam tubuh. Nama yang lebih teknis untuk penyerbu – atau setidaknya mereka yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh untuk bergerak dalam tindakan – yang disebut antigen.

Sistem kekebalan tubuh yang luar biasa. Ini akan menyerang antigen ini sedikit mengganggu dengan mengunci mereka ke lokasi mereka, mengirim untuk kembali, dan mengunyah mereka sampai mereka pergi. Sistem kekebalan tubuh sangat pintar yang dapat mengenali sel ‘diri’ dan sel ‘non-diri’.

Pada dasarnya, sistem kekebalan tubuh tahu mana sel-sel milik Anda (‘sel diri’) dan mana yang buka (‘sel non-diri’). Antigen adalah sel-sel non-diri yang memicu sistem kekebalan tubuh untuk bertindak. Antigen ini dapat virus, bahkan molekul virus, atau jaringan dan sel dari orang lain. Reaksi ini adalah mengapa seseorang mungkin menolak transplantasi organ.

Ketika semua sudah bekerja dengan baik, sistem kekebalan tubuh meninggalkan sel-sel sehat dan jaringan dalam tubuh saja. Ketika sistem kekebalan tubuh tidak bekerja dengan baik, hal itu dapat menyerang sel-sel diri, namun, ketika sistem kekebalan tubuh tidak bekerja dengan baik, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada bagian yang sehat, menyebabkan gangguan seperti penyakit alergi, arthritis, dan bentuk-bentuk tertentu dari diabetes . Kegagalan fungsi ini dikenal sebagai penyakit autoimun.

Kadang-kadang, antigen sebenarnya tidak berbahaya. Ini adalah kasus pada hal-hal seperti ragweed atau serbuk sari. Keduanya tidak berbahaya bagi tubuh, namun mereka dapat memicu sistem kekebalan tubuh untuk bertindak. Jenis antigen tidak berbahaya yang dikenal sebagai alergen.

Sistem Imunitas Tubuh

1.      Sistem Imunitas Tubuh.

Yang dimaksudkan dengan sistem imun ialah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup”. Berbagai bahan organik dan anorganik, baik yang hidup maupun yang mati asal hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, virus, parasit, berbagai debu dalam polusi, uap, asap dan lain-lain iritan, ditemukan dalam lingkungan hidup sehingga setiap saat bahan-bahan tersebut dapat masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit bahkan kerusakan jaringan. Selain itu, sel tubuh yang menjadi tua dan sel yang bermutasi menjadi ganas, merupakan bahan yang tidak diingini dan perlu disingkirkan.

Kemampuan tubuh untuk menyingkirkan bahan asing yang masuk ke dalam tubuh tergantung dari kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul-molekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan bahan asing tersebut dan kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen. Kemampuan ini dimiliki oleh komponen-komponen sistem imun yang terdapat dalam jaringan limforetikuler yang letaknya tersebar di seluruh tubuh, misalnya di dalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa, timus, sistem saluran nafas, saluran cerna dan organ-organ lain. Sel-sel yang terdapat dalam jaringan ini berasal dari sel induk dalam sumsum tulang yang berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, kemudian beredar dalam tubuh melalui darah, sistem limfatik, serta organ limfoid yang terdiri dari timus dan sumsum tulang (organ limfoid primer ), dan limpa, kelenjar limfe dan mukosa ( organ limfoid sekunder ), dan dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsi masing-masing.

2.      Pembagian Sistem Imun.

Terdapat 2 sistem imun yaitu sistem imun nonspesifik dan spesifik yang mempunyai kerja sama yang erat dan yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain, sistem imun ini semuanya terdiri dari  bermacam-macam sel leukosit ( sel darah putih ).
 
a.       Sistem imun nonspesifik.

Disebut demikian karena telah ada dan berfungsi sejak lahir dan  merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, serta dapat memberikan respon langsung terhadap antigen. Sel-selnya terdiri dari  sel makrofag, sel NK ( Natural Killer ) dan sel mediator.  

b.      Sistem imun spesifik.
 
Membutuhkan waktu untuk mengenal antigen terlebih dahulu  sebelum dapat memberikan responnya atau dengan kata lain sistem ini dapat menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh yang sudah dikenal sebelumnya ( spesifik ). Sel-selnya terdiri dari sel-sel limfosit   T dan B.

Sistem imun spesifik terdiri dari  sel limfosit , merupakan kunci pengontrol sistem imun. Sebetulnya sistem ini dapat bekerja sendiri tanpa bantuan sistem imun nonspesifik. Terdapat 2 macam yaitu: 

a.       Sistem imun spesifik humoral ( sel B ).

Menghasilkan antibodi yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler virus dan bakteri.

b.      Sistem imun spesifik seluler ( sel T ).

Untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan keganasan.  

3.      Lintas Arus Sel Limfosit.

Sel limfosit berdiferensiasi dan menjadi matang di organ limfoid primer untuk kemudian masuk dalam sirkulasi darah. Sel B diproduksi dan menjadi matang dalam sumsum tulang sebelum masuk dalam darah dan organ limfoid sekunder. Prekusor sel T meninggalkan sumsum tulang, menjadi matang dalam timus sebelum bermigrasi ke organ limfoid sekunder.

Limfosit yang sudah ada dalam organ limfoid sekunder tidak tinggal di sana, tetapi bergerak dari organ limfoid yang satu ke organ limfoid yang lain, saluran dalam sistem limfatik dan darah ( GAMBAR ). Dari sirkulasi limfosit memasuki organ limfoid sekunder atau rongga-rongga organ dan kelenjar limfe. Resirkulasi tersebut terjadi terus menerus. Keuntungan dari resirkulasi limfosit tersebut ialah bahwa sewaktu terjadi infeksi alamiah, akan banyak limfosit berpapasan dengan antigen asal mikroorganisme. 

Keuntungan lain dari resirkulasi limfosit ialah bahwa bila ada organ limfoid misalnya limpa yang defisit limfosit karena infeksi, radiasi atau trauma, limfosit dari jaringan limfoid lainnya melalui sirkulasi akan dapat dikerahkan ke dalam organ limfoid tersebut dengan mudah. Hanya iradiasi yang mengenai seluruh tubuh akan dapat menghentikan pertumbuhan sel sistem imun seluruhnya.

Pada keadaan normal ada lintas arus limfosit aktif terus menerus melalui kelenjar limfe, tetapi bila ada antigen masuk, arus limfosit dalam kelenjar limfe akan berhenti sementara. Sel yang spesifik terhadap antigen ditahan dalam kelenjar limfe untuk menghadapi antigen tersebut dan hal ini akan menimbulkan kelenjar bengkak yang sering terjadi pada infeksi.

4.      Sitokin atau Interleukin.

Pada reaksi imunologik  banyak substansi yang bekerja serupa hormon yang dilepaskan oleh sel leukosit, yang berfungsi sebagai sinyal interseluler yang mengatur respon imunologi lokal maupun sistemik terhadap rangsangan dari luar. Substansi tersebut secara umum dikenal dengan nama sitokin, yang kemudian pada tahun 1979 nama yang disepakati adalah interleukin ( IL ) yang berarti adanya komunikasi antar sel leukosit.

Sitokin  yang diproduksi dan bekerja sebagai mediator pada imunitas nonspesifik misalnya IFN ( interferon ), TNF ( Tumor Necrotic Faktor ) dan IL-1 sedang yang lainnya terutama berperanan pada imunitas spesifik. Pada yang akhir sitokin bekerja sebagai pengotrol aktivasi, proliferasi dan diferensiasi sel. Produksi sel sistem imun dikontrol oleh sitokin yang juga mengatur hematopoiesis yang secara kolektif disebut Colony Stimulating Factor ( CSF ). Sitokin merupakan messenger kimia atau perantara dalam komunikasi interseluler yang sangat poten. Dewasa ini  lebih dari 100 jenis sitokin yang sudah diketahui.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar