Pankreas merupakan suatu organ berupa
kelenjar dengan panjang dan tebal sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm. Pankreas
terbentang dari atas sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya
dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum (usus 12 jari). Organ ini dapat
diklasifikasikan ke dalam dua bagian yaitu kelenjar endokrin dan eksokrin.
Pankreas terdiri dari:
a.
Kepala
Pankreas.
Merupakan bagian yang
paling lebar, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan
duodenum dan yang praktis melingkarinya.
b.
Badan
Pankreas.
Merupakan bagian utama
pada organ itu dan letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis
pertama.
c.
Ekor
Pankreas.
Merupakan bagian yang
runcing di sebelah kiri dan yang sebenarnya menyentuh limpa. Pada pankreas
terdapat dua saluran yang mengalirkan hasil sekresi pankreas ke dalam duodenum
:
·
Ductus
Wirsung, yang bersatu dengan duktus choledukus, kemudian masuk ke dalam
duodenum melalui sphincter oddi.
·
Ductus
Sartorini, yang lebih kecil langsung masuk ke dalam duodenum di sebelah atas
sphincter oddi. Saluran ini memberi petunjuk dari pankreas dan mengosongkan
duodenum sekitar 2,5 cm di atas ampulla hepatopankreatik.
Ada
dua jaringan utama yang menyusun pankreas :
·
Asini
berfungsi untuk mensekresi getah pecernaan dalam duodenum.
·
Pulau
Langerhans.
Sel-sel dalam pulau dapat dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada sifat pewarnaan dan morfologinya. Pada manusia paling sedikit terdapat empat jenis sel : sel A (alfa), B (beta), D (delta), dan F. Sel A mensekresikan glukagon, sel B mensekresikan insulin, sel D mensekresikan somastostatin, dan sel F mensekresikan polipeptida pankreas. Sel B yang merupakan sel terbanyak dan membentuk 60-70% sel dalam pulau, umumnya terletak di bagian tengah pulau. Sel-sel ini cenderung dikelilingi oleh sel A yang membentuk 20% dari sel total, serta sel D dan F yang lebih jarang ditemukan. Pulau-pulau yang kaya akan sel A secara embriologis berasal dari tonjolan pankreas dorsal, dan pulau yang kaya akan sel F berasal dari tonjolan pankreas ventral. Kedua tonjolan ini berasal dari tempat yang berbeda di duodenum.
Granula sel B adalah paket-paket insulin dalam sitoplasma sel. Di dalam sel B molekul insulin membentuk polimer dan juga berikatan dengan seng. Perbedaan dalam bentuk paket mungkin disebabkan perbedaan ukuran agregat seng atau polimer insulin. Granula A yang mengandung glukagon berbentuk relatif seragam dari spesies ke spesies. Sel D juga mengandung banyak granula yang relatif homogen.
Sel beta yang ada di pulau langerhans memproduksi hormon insulin yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa darah dan secara fisiologi memiliki peranan yang berlawanan dengan glukosa. Insulin menurunkan kadar gula darah dengan beberapa cara. Insulin mempercepat transportasi glukosa dari darah ke dalam sel, khususnya serabut otot rangka glukosa masuk ke dalam sel tergantung dari keberadaan reseptor insulin yang ada di permukaan sel target. Insulin juga mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen, menurunkan glycogenolysis dan gluconeogenesis, menstimulasi perubahan glukosa atau zat gizi lainnya ke dalam asam lemak (lipogenesis), dan membantu menstimulasi sintesis protein.
Pengaturan sekresi insulin seperti sekresi glukagon yaitu langsung ditentukan oleh kadar gula dalam darah dan berdasarkan dari mekanisme umpan balik (feed back negative system). Bagaimana pun hormon lainnya secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi produksi insulin. Sebagai contoh hormon pertumbuhan manusia (HGH) meningkatkan kadar glukosa darah dan meningkatnya kadar glukosa mengerakkan (menyebabkan) sekresi insulin. Hormon adrenocorticotropi (ACTH) yang distimulasi oleh sekresi glukocortikoid menghasilkan hyperglikemia dan secara tidak langsung juga menstimulasi pelepasan insulin. Peningkatan kadar asam amino dalam darah menstimulasi pelepasan insulin. Hormon-hormon pencernaan seperti stomatch dan interstinal gastrin, sekretin, cholecystokinin (CCK) dan Gastric Inhibitory Peptide (GIP) juga menstimulasi sekresi insulin, GHIH (Somatostatin) menghalangi sekresi insulin.
Fungsi Pankreas
Sebagai
organ, pankreas memiliki dua fungsi yang penting, yaitu fungsi eksokrin yang
memegang peranan penting dalam fungsi pencernaan, dan fungsi endokrin yang
menghasilkan hormon insulin, glukagon, somastatin dan pankreatik polipeptida.
Fungsi endokrin adalah untuk mengatur berbagai aspek metabolisme bahan makanan
yang terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Komponen endokrin pankreas
terdiri dari kurang lebih 0,7 sampai 1 juta sel endokrin yang dikenal sebagai
pulau-pulau langerhans. Sel pulau dapat dibedakan sebagai :
a.
Sel
alfa (lebih kurang 20% dari sel pulau) yang menghasilkan glucagon.
b.
Sel
beta (lebih kurang 80 % dari sel pulau) yang menghasilkan hormon insulin dari
proinsulin. Proinsulin berupa polipeptida yang berbentuk rantai tunggal dengan
86 asam amino. Proinsulin berubah menjadi insulin dengan kehilangan 4 asam
amino dan dengan rantai asam amino dari ke-33 sampai ke-63 yang menjadi peptida
penghubung (connecting peptide).
c.
Sel
D (lebih kurang 3-5% dari sel pulau ) yang menghasilkan somatostatin.
d.
Sel
PP yang menghasilkan pankreatik polipeptida.
Pada
awalnya, diduga bahwa sekresi insulin seluruhnya diatur oleh konsentrasi gula
darah tetapi juga oleh hormon lain dan mediator automik.
Insulin
adalah peptida dengan BM kira-kira 6000. polipeptida ini terdiri dari 51 asam
amino tersusun dalam 2 rantai, rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B
terdiri dari 30 asam amino. Antara rantai A dan B terdapat 2 jembatan disulfida
yaitu antara A-7 dengan B-7 dan A-20 dengan B-19.
Selain itu masih terdapat
jembatan disulfida antara asam amino ke-6 dan ke-11 pada rantai A.
Sekresi
insulin umumnya dipacu oleh asupan glukosa dan disfosforisasi dalam sel beta
pankreas.
Karena insulin adalah protein, degradasi pada saluran cerna jika
diberikan peroral. Karena itu perparat insulin umumnya diberikan secara
suntikan subkutan. Gejala hipoglikemia merupakan reaksi samping insulin yang
paling serius dan umum dari kelebihan dosis insulin, reaksi samping lainnya
berupa lipodistropi dan reaksi alergi.
Manfaat
insulin :
·
Menaikkan pengambilan glukosa ke
dalam sel-sel sebagian besar jaringan.
·
Menaikkan penguraian glukosa secara
oksidatif.
·
Menaikkan pembentukan glikogen dalam
hati dan juga dalam otot dan mencegah penguraian glikogen.
·
Menstimulasi pembentukan protein dan
lemak dari glukosa.
Insulin
bekerja dengan jalan terikat dengan reseptor insulin yang terdapat pada membran
sel target.
Terdapat dua jenis mekanisme kerja insulin. Pertama, melibatkan
proses fosforilase yang berasal dari aktifitas tirosin kinase yang menyebabkan
beberapa protein intrasel seperti glucose transporter-4, transferin, reseptor
low-density lipoprotein (LDL), dan reseptor insulin-like growth factor II
(IGF-II), akan bergerak kepermukaan sel. Bergeraknya reseptor-reseptor ini
kepermukaan sel akan memfasilitasi transport berbagai bahan nutrisi ke jaringan
yang menjadi target dari hormon insulin.
Kedua, melibatkan proses hidrolisis
dari glikolipid membran oleh aktifitas fosfolipase C. Dalam proses ini
dilibatkan second messenger seperti IP3, DAG atau glukosamin yang
menyebabkan respon intrasel dengan jalan mengaktifkan protein kinase.
DAFTAR
PUSTAKA
·
A.Price, Sylvia dan M.Wilson, Lorraine.1994.
Patofisiologi. Konsep Proses- Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
·
Cooperstein, S.J dan Dudley Watkins.1981. The Islet of
Langerhans. New York:
·
Academic Press.
·
Ganong, William F. 1999. Fisiologi Kedokteran Edisi 17.
Jakarta: EGC.
·
Guyton, Arthur C. 1976. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Jakarta : EGC.
·
Nazaruddin, Udin dkk. 1997. Perawatan VC. Bandung:
FKPP-SPK.
·
Pearce
C.E. 1992. Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
·
Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedis. Jakarta : PT Gramedia.
·
Tortora, Gerald J dan Nicholas P. Anagnostaros. 1990. Principle Of Anatomy and
Physiology. New York: Harper and Row Publishers.
·
Turner dan
Bagnara.1976. Endokrinologi Umum Edisi 6. yogyakarta : Airlangga
University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar