Sabtu, 24 September 2016

Anatomi fisiologi


Pengertian Anatomi Fisiologi 

Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari  ana ( memisahkan atau menguraikan) dan tomos ( memotong-motong). Jadi, anatomi berarti ilmu bentuk dan susunan tubuh yang diperoleh dengan cara mengurai badan melalui potongan bagian-bagian dari badan dan hubungan alat tubuh satu dengan lainnya.

Fisiologi : ilmu yang mempelajari faal, fungsi atau pekerjaan dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat tubuh.


FISIOLOGI : SISTEM PENCERNAAN MANUSIA



Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus.

  1. Mulut, Tenggorokan & Kerongkongan

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem pernafasan. Bagian dalamdari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Saluran dari kelenjar liur di pipi, dibawah lidah dan dibawah rahang mengalirkan isinya ke dalam mulut. Di dasar mulut terdapat lidah, yangberfungsi untuk merasakan dan mencampur makanan. Di belakang dan dibawah mulut terdapat tenggorokan (faring). Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.  

Penciuman lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis. Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan ke paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang (palatum mole, langit-langit lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung.

Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung. Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.
   
2. Lambung
 

Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.
 
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:
  • Lender.
  • Asam klorida.
  • Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung. Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

Pelepasan asam dirangsang oleh:

  • saraf yang menuju ke lambung.
  • gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung).
  • histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).

Pepsin bertanggungjawab atas pemecahan sekitar 10% protein. Pepsin merupakan satu-satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein dan kandungan utama dari daging. Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya alkohol dan aspirin) dan itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil.

         3. Usus halus


Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati. 

Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan.

 

Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili). Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap. Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum. Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan 
lemak dan zat gizi lainnya. Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.  

Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus. Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman lambung. Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik.


4. Pangkreas




Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:
  •          Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
  •      Pulau pankreas, menghasilkan hormon.
-        
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum.

Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

Tiga hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:

  •   Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
  •  Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah.
  •  Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan glukagon).
-        

4.  Hati 

   

Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.


Darah diolah dalam 2 cara:

  • Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang.
  • Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
 
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat empedu. Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.

          5. Kandung Empedu & Saluran Empedu

Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum. Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum.
Add caption

Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam duodenum. Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.

Empedu memiliki 2 fungsi penting:

  • Membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
  • Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut: 

  • Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan.
  • Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya.
  • Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan.
-      
-         Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh.
-         Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.

Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. 

Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.

6. Usus Besar


Usus besar terdiri dari:
  •  Kolon asendens (kanan).
  •  Kolon transversum.
  •  Kolon desendens (kiri).
  •  Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
 
Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus. Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.

Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
       7. Rektum & Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

Proses Pencernaan Karbohidrat, Protein, dan Lemak Dalam Tubuh

  • Penjelasan Proses Pencernaan Karbohidrat, Protein, dan Lemak Dalam Tubuh ManusiaMakanan adalah zat penting bagi tubuh guna memperoleh energi, pertumbuhan, daya imun, dll. Makanan dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan besar molekul senyawanya.
  • Makromolekul, adalah makanan yang memiliki senyawa yang panjang, sehingga butuh proses pencernaan agar dapat diserap tubuh. Diantaranya: Karbohidrat, Protein, dan Lemak.
  • Mikromolekul, adalah makanan yang tersusun atas unsur-unsur mikro, sehingga dapat langsung diserap oleh tubuh. Yaitu mineral, air, dan vitamin.   
-  
Seperti yang telah dijelaskan bahwa semua unsur makanan sama pentingnya bagi tubuh karena saling melengkapi dalam menjaga keseimbangan tubuh. Karena karbohidrat, protein dan lemak merupakan makromolekul yang berfungsi sebagai sumber energi dan keberadaannya dalam tubuh sangat diperlukan maka kita perlu tahu bagaimana proses pencernaan unsur makanan tersebut.

a.     Pencernaan Karbohidrat


Karbohidat (sakarida) berfungsi sebagai sumber energi utama dalam tubuh. Dalam 1gr karbohidrat akan diperoleh energi sebanyak 4,1 kkal. Karohidrat dibedakan menjadi tiga, berdasarkan rantai molekulnya:

  • Polisakarida

Merupakana polimer (rantai panjang sakarida). Kebanyakan karbohidrat berada dalam bentuk ini. Di alam polisakarida dapat diperoleh dari tumbuhan, amilum/pati/zattepung, dan pada hewan dijumpai dalam bentuk glykogen (gula otot).

  • Disakarida

Di (dua), sakarida (karbohidrat), merupakan karbohidrat yang tersusun dari 2 monomer sakarida. Artinya senyawa ino hanya tersusun atas dua jenis monomer sakarida. Macam-macam disakarida:

    • Maltosa: Gabungan dua molekul glukosa ( G-G ).
    • Sukrosa: Gabungan molekul glukosa dan fruktosa ( G-F ).
    • Laktosa: Gabungan molekul glukosa dan galaktosa ( G-GI).

  • Monosakarida

Monomer sakarida, molekul paling sederhana penyusun sakarida, dan molekul yang dapat digunakan oleh sel karena berukuran kecil. Macam-macam monosakarida:

•    Glukosa 
•    Fruktosa
•    Galaktosa

Sel dalam tubuh sangat membutuhkan karbohidrat dan hanya karbohidrat yang berukuran mikro (monosakarida) yang dapat digunakan oleh sel. Oleh karena itu pada orang sakit diberikan infus hal ini karena pada orang sakit tubuhnya sedang tidak normal. Untuk mendukung pengobatan yang dijalani maka pasien harus tetap makan. Dengan pemberian cairan infus yang mengandung glukosa  pada pembuluh darah pasien.

Sedangkan pada manusia yang kondisi tubuhnya normal asupan karbohidrat dalam bentuk polisakarida akan dicerna menjadi monosakarida untuk menyuplai kebutuhan sel di dalam tubuh.

Pencernaan karbohidrat dimulai dari mulut yang dilengkapi dengan kelenjar ludah. Kelenjar ludh tersusun atas 99% air, sisanya mengandung enzim ptyalin dan antimikroba (lysozym). Enzim ptyalin inilah yang membantu memecah polisakarida untuk pertama kalinya menjadi unsur yang lebih disakarida (maltosa). Pencernaan karbohidrat berlanjut di usus duabelas jari, di sini disakarida hasil pemecahan ptyalin akan didegradasi menjadi monosakarida. Berikut merupakan pencernaanlanjut pada karbohidrat:

Disakarida                                                Enzim                                    Monosakarida
Maltosa                                               < Maltase >--------------------------à Glukosa      
Sukrosa                                               < Sukrose >------------------------- à Glukosa, fruktosa
Laktosa                                                < Laktose >------------------------- à Glukosa, galaktosa
Amilun                                                 < Amilase >-------------------------à Glukosa

Selanjutnya monosakarida-monosakarida ini akan diserap melalui usus penyerapan dan diedarkan ke seluruh sel di dalam tubuh. Di dalam sel monosakarida ini akan dimetabolisme untuk pembentukan energi.

b.     Pencernaan Lemak


Lemak merupakan sumber energi setelah karbohidrat dan juga berperan sebagai unsur penyusun tubuh. Dalam 1gr lemak tersimpan energi sebesar 9,3 kalori. Senyawa triasilgliserol (TAG) merupakan polimer lemak yang tersusun atas tiga asam lemak dan gliserol. Pencernaan lemak dibantu oleh enzim lipase yang berasal dari pankreas di usus halus. Ketika kim memasuki duodenum (usus 12 jari), dinding-dinding duodenum akan menghasilkan kolesistokinin, hormon ini merangsang hati untuk melepaskan garam empedu.

Garam empedu memudahkan pemecahan lemak oleh lipase. Butiran-butiran lemak tak larut dalam air, sedangkan enzim lipase dapat larut dengan air oleh karenanya hanya dapat menyentuh bagian permukaannya saja. Pengemulsian lemak oleh garam empedu mengubah ukuran butiran lemak menjadi lebih kecil. Sehingga butiran-butiran kecil lemak (TAG) yang teremulsi dengan garam empedu dapat dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase. Kemudian asam lemak dan glyserol ini akan diserap melalui pembuluh limfe di ileum.


Pencernaan lemak agak rumit, namun proses umumnya dapat diperkecil menjadi tiga langkah. Pertama emulsifikasi lemak, yang berarti bahwa mereka tersuspensi dalam cairan, biasanya asam dari usus halus.

Dari sini mereka dipecah dengan serangkaian enzim dan protein, dan akhirnya mereka diserap dan didistribusikan. Sejumlah organ internal, terutama hati, kandung empedu, dan pankreas, memainkan peran penting dalam proses ini. Orang yang memiliki masalah mencerna lemak, baik kronis atau hanya sementara, sering memiliki masalah jumlah, sebagian besar yang ditandai dengan sakit perut dan kesulitan buang air besar secara “normal” atau didominasi dengan tinja padat.

  • Dasar pencernaan


Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air, yang berarti bahwa makanan biasanya harus dicerna dalam larutan berair. Hal ini dapat menyajikan sesuatu masalah untuk lemak yang tidak larut dalam air, tetapi banyak juga yang tidak. Pencernaan dimulai untuk berbagai jenis makanan yang tepat di mulut, di mana air liur mulai pengolahan makanan dan mempersiapkan untuk perut.

Getah lambung pada perut kemudian mengubah banyak makanan menjadi sesuatu yang disebut chyme, yang pada dasarnya adalah semi padat tercerna dengan nutrisi lebih mudah tersedia.
Proses ini biasanya tidak bekerja untuk lemak. Ini cenderung tidak terpengaruh oleh enzim dalam air liur yang berarti mereka mencapai labung sebagian besar tidak berubah, dan asam lambung tidak selalu cukup kuat untuk mengubah komposisi dasar mereka. Akibatnya, mereka biasanya tidak mulai dicerna sama sekali sampai mereka sampai di usus kecil.

  • Emulsifikasi


Ada dua organ dalam tubuh yang mengeluarkan zat-zat penting untuk pencernaan lemak: hati dan pankreas. Pankreas mengeluarkan lipase, zat yang memecah hampir semua makanan, termasuk lemak, dan hati mengeluarkan empedu, suatu zat pada khususnya lemak akan diemulsi. Ketika makanan memasuki usus halus, lipase disekresikan ke daerah yang dilalui saluran pankreas utama melalui ampula hepatopankreatik. Kemudian memecah makanan menjadi partikel yang lebih sederhana.

Usus halus, bagaimanapun, juga merupakan daerah berair, dan lipase yang hanya mampu menyerang dan menghancurkan lapisan luar kebanyakan partikel lemak. Di sinilah empedu datang bertindak. Meskipun empedu disekresi oleh hati, disimpan di kantong empedu. Ketika lemak menyentuh usus halus, empedu dilepaskan melalui saluran empedu dan bergabung dengan lipase dalam ampula hepatopankreatik. Ini adalah zat ini yang memungkinkan lemak yang akan dipecah menjadi partikel yang lebih kecil sehingga lipase dapat menyerang lebih teliti.

Proses ini umumnya disebut sebagai emulsifikasi. Pada tingkat dasar, ini berarti bahwa zat lemak telah tersuspensi dalam larutan berair untuk berakhir dengan cairan yang relatif halus atau lebut. Banyak orang menemukan konsep lebih mudah dipahami dengan memikirkan proses emulsifikasi di rumah tangga biasa seperti mayones. 

Mayones terdiri dari minyak, kuning telur, dan asam, seperti cuka. Dengan mengocok kuning telur – emulsifier – dan minyak bersama-sama dan kemudian menambahkan cuka perlahan, minyak dan atau air, dalam hal ini, cuka, yang akan terikat bersama-sama dengan cara yang sebagian besar permanen. Proses yang sama terjadi pada pencernaan lemak saat empedu ditambahkan. Zat lemak menjadi tersuspensi dalam lingkungan berair dan tetap seperti itu selama sisa waktu mereka di dalam tubuh.

  • Enzim pemecah


Setelah lemak ditunda seperti ini, lipase bisa bekerja memecahnya. Lipase adalah enzim pencernaan yang bekerja dalam banyak cara yang sama seperti enzim di tempat lain di sepanjang saluran pencernaan, terutama di air liur dan perut. Lemak yang telah emulsi biasanya jauh lebih mudah bagi lipase untuk memecah dan dalam kebanyakan kasus proses dekomposisi akan selesai, yang berarti bahwa semua bagian dari molekul lemak yang terkena dan mendekonstruksi menjadi partikel-partikel yang dapat dengan mudah diserap oleh aliran darah.

  • Penyerapan dan Distribusi


Asam lemak, kolesterol, dan produk lainnya dari pencernaan lemak biasanya diserap ke dalam aliran darah melalui dinding usus halus. Organ ini menentukan berapa banyak zat untuk mendistribusikan ke tubuh dan berapa banyak untuk mengirimkan sebagai limbah. Proses ini banyak tergantung pada kesehatan seseorang secara keseluruhan dan tingkat aktivitas secara umum, karena tubuh akan melakukan penyesuaian ketika seberapa banyak lemak yang dibutuhkan untuk melakukan tugas tertentu. Secara umum, sekitar setengah dari kolesterol yang masuk ke dalam usus halus tidak pernah membuatnya ke dalam aliran darah, dan rasio hanya sedikit lebih tinggi untuk kebanyakan asam lemak.

Setelah lemak menyentuh aliran darah, itu bisa pergi hampir di mana saja dalam tubuh, dan memiliki dampak yang mendalam pada gula darah secara keseluruhan. Orang biasanya merasa kenyang berdasarkan kimia gula darah mereka daripada isi sebenarnya perut mereka. Dalam kebanyakan kasus, kualitas dan jenis makanan akan lebih penting untuk perasaan kenyang daripada jumlah yang sebenarnya dikonsumsi.

  • Masalah Umum pencernaan Lemak


Sejumlah hal bisa membuat salah dalam proses pencernaan lemak, meskipun masalah lebih mungkin ketika sistem kelebihan beban dengan lemak sekaligus, atau ketika ada sesuatu yang salah dengan baik sentra produksi empedu atau lipase. Orang dengan masalah kronis dengan hati atau kantong empedu mereka seringkali harus benar-benar berhati-hati untuk mengontrol lemak yang mereka makan, karena pencernaan lemak cenderung lebih lambat dan lebih rumit dalam kasus ini. Lemak tidak tercerna atau tidak benar dicerna biasanya menyebabkan kram perut dan buang air besar encer.

c.      Perncernaan Protein


Dalam tubuh, protein berfungsi sebagai sumber energi cadangan setelah lemak. Dalam 1gr protein mengandung 4,1 kalori. Protein merupakan senyawa polipeptida yang tersusun atas polimer asam amino. Ada 20 macam asam amino yang terdapat di alam yang digolongkan menjadi essensial (tidak dapat dibentuk oleh tubuh) dan nonessensial (dapat dibentuk oleh tubuh). Asam amino sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, penyusunan dan penggantian protein yang rusak di dalam tubuh.

Protein adalah salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan baku energi, pembentukan dan perbaikan sel, sintesis hormon, enzim, dan antibodi, serta banyak lagi. Protein dapat ditemukan di dalam bahan pangan seperti biji-bijian, ikan, telur, daging, susu, dan lain sebagainya. Untuk mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang, setiap hari kita harus mengkonsumsi protein sebanyak 0.8 - 1.0 gram per-kg berat badan. Adapun saat dikonsumsi, di dalam tubuh, protein mengalami perombakan menjadi asam amino melalui serangkaian proses. Proses pencernaan protein dalam tubuh manusia tersebut dapat dijelaskan oleh skema berikut ini.


Proses Pencernaan Protein


Sama seperti  proses pencernaan lemak dan karbohidrat , protein juga hanya dapat diserap tubuh manusia jika sudah diurai dalam bentuk yang sederhana. Penguraian protein dalam system pencernaan manusia melibatkan seluruh organ pencernaan dan kerja dari enzim-enzim protease melalui serangkaian proses. Rangkaian dari proses pencernaan protein dalam tubuh manusia tersebut dimulai dari rongga mulut.

  • Rongga Mulut dan Kerongkongan


Di rongga mulut, proses pencernaan protein melibatkan kerja gigi dan ludah. Gigi dalam hal ini berfungsi untuk memperkecil ukuran makanan sedangkan ludah berguna dalam mempermudah lewatnya makanan yang dikunyah untuk melewati kerongkongan. Baik di rongga mulut, maupun dalam kerongkongan, protein secara khusus belum mengalami proses pencernaan yang sebenarnya.

  • Lambung


Di lambung, protein yang tertampung akan bereaksi dengan enzim pepsin yang berasal dari getah lambung. Enzim pepsin sendiri hanya akan terbentuk jika asam lambung (HCl) menemukan protein dan  melakukan penguraian rangkaiannya. Penguraian rangkaian protein dalam lambung secara biokimia akan menstimulasi pepsin pasif menjadi pepsin aktif.

Enzim pepsin memecah ikatan protein menjadi gugus yang lebih sederhana, yaitu pepton dan proteosa. Kedua gugus ini merupakan polipeptida pendek yang masih belum dapat diabsorpsi oleh jonjot usus.

  • Usus Halus

  •  
Polipeptida pendek yang dihasilkan dari reaksi enzim pepsin dan protein kemudian akan bercampur dengan enzim protease (erepsin) di dalam usus halus. Protease berasal dari pankreas yang disalurkan ke usus halus melalui dinding membran. Protease mengandung beberapa prekursor yang antara lain prokarboksipeptidase, kimotripsinogen, tripsinogen, proelastase, dan collagenase. Masing-masing prekursor protease ini akan menghidrolisis polipeptida menjadi jenis asam amino yang berbeda-beda.
  • Prokarboksipeptidase menguraikan asam amino dari ujung karboksil polipeptida.
  • Kimotripsinogen menguraikan ikatan peptida menjadi asam amino methionine, tryptophan, tyrosine, asparagine, phenylalanine, dan histidine.
  • Tripsinogen menguraikan ikatan peptida menjadi asam amino arginine dan lysine.
  • Proelastase dan collagenase menguraikan polipeptida menjadi tripeptida dan polipeptida yang lebih kecil.

Setelah protein berhasil diurai menjadi asam amino, selanjutnya jonjot usus yang terdapat pada dinding usus penyerapan (ileum) akan menyerap asam amino yang dihasilkan dari proses pencernaan protein untuk dikirimkan melalui aliran darah ke seluruh sel-sel di tubuh kita.

  • Usus Besar dan Anus


Jika asam amino yang dihasilkan dari proses pencernaan protein memiliki jumlah yang berlebih, asam amino tersebut kemudian akan dirombak menjadi senyawa-senyawa seperti amoniak (NH3) dan amonium (NH4OH). Pada tahap selanjutnya, semua senyawa ini kemudian dibuang melalui saluran kencing atau bersama dengan feses.

Nah, demikianlah pemaparan mengenai proses pencernaan protein di dalam tubuh manusia. Ternyata proses pencernaan protein membutuhkan tahapan yang sangat banyak, tahapan yang bahkan sama sekali tidak kita sadari sebelumnya. Oleh karena itu, proses ini juga merupakan salah satu bukti bahwa Sang Pencipta telah mengatur semuanya di tubuh kita. Karena tentu tidak mungkin bukan, jika proses yang rumit tersebut terjadi tanpa ada yang mengaturnya.


DAFTAR PUSTAKA

  • Ganong, W.F. (2008). Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN.Jakarta: EGC.
  •  Pearce, Evelyn C. (2011). ANATOMI DAN FISIOLOGI UNTUK PARAMEDIS. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Guyton, Arthur C dan John E. Hall. (2012). Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN. Jakarta: EGC.
  • Sloane, Ethel. (2004). ANATOMI DAN FISIOLOGI Untuk Pemula. Jakarta: EGC.
  • Guyton, Arthur C dan John E. Hall. (2012). Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN. Jakarta: EGC. 
  • Syaifuddin. (2006).ANATOMI FISIOLOGI untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC. 
  • Campbell, N.A. dkk. 2009. Biology 8th edition. Pearson Benjamin Cummings. San Francisco.
  • P. Evelyn , C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.
  • S. Ethel. W. palupi (ed). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran.
  • Syaifuddin. 2002. Struktur & Komponen Tubuh Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
  • Sutarmo Setiaji. 1990. Buku kuliah anatomi fisiologi. Fakultas Kedokteran UI: Jakarta.
  • Dorland. 1994. Kamus Kedokteran. Edis 26. EGC: Jakarta.    

·       
·     
·      
·      
·      
·       
·      
·     
·     
·      



Tidak ada komentar:

Posting Komentar